1. First Impression

13.4K 404 4
                                    

Arista terus menundukkan kepala sambil memainkan jemari lentiknya. Gadis cantik itu telah berada di sebuah restaurant ternama di Jakarta bersama kedua orang tuanya.

Lima belas menit telah dia habiskan hanya sekedar untuk menunggu seseorang yang sebenarnya tak ingin dia temui. Wajahnya pun telah menggerut kesal, lantaran pria yang dikatakan sebagai calon suaminya itu tak kunjung datang.

Arista masih tak habis pikir dengan jalan pemikiran kedua orang tuanya yang ingin menjodohkannya dengan pria yang berusia jauh lebih tua darinya. Apalagi Arista sama sekali tak mengenal pria itu, pria kaya raya yang akan menjadi suaminya. Yang bisa dia lakukan untuk saat ini adalah menuruti semua perintah orang tuanya. Karena dia tak mau dicap sebagai anak pembangkang, meskipun hatinya menolak untuk berkata 'iya'.

Dirinya hampir saja mati bosan, akibat ortunya yang sedari tadi hanya mengobrol sambil sesekali membangga-banggakan pria bernama Wisnu itu. Apa tidak ada topik lain selain itu?

Setelah mendengar obrolan kedua ortunya, Arista dapat mengambil kesimpulan bahwa si Wisnu itu adalah pria kaya raya yang memiliki berbagai perusahaan bergengsi di Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan properti yang telah berjaya dan sangat terkenal di Indonesia, meskipun usianya masih menginjak lima tahun.

Tak perlu diragukan lagi, berapa milyaran uang yang dia hasilkan setiap bulannya. Sampai-sampai dia telah membeli rumah mewah untuk dia tinggali bersama istrinya. Wait... Istri? Itu artinya, Arista akan tinggal di rumah mewah bersama pria itu?

Arista tak terlalu tertarik pada opini ataupun fakta yang menggambarkan kehidupan dan kepribadian seorang Wisnu Atalla. Dia memilih diam dan mencari kesibukan lain dengan cara memikirkan nasibnya kedepannya. Bagaimana jika dia akan menjadi janda karena suaminya telah meninggal dunia terlebih dahulu? Bagaimana jika suaminya ternyata telah beristri? Bagaimana dengan kehidupannya setelah menikah nanti? Apakah usia pernikahannya akan berjalan lama? Sip, banyak banget pertanyaannya:(

Arista meraih tas slempangnya dan berdiri dari kursi, tentu saja pergerakannya itu langsung mendapatkan pertanyaan dari Ratih. "Kamu mau kemana nak?"

"Kita pulang aja ya ma. Tata rasa, om itu gak serius sama Tata. Buktinya aja sampe sekarang dia gak dateng-dateng" Arista mulai muak, dia lelah.

"Hush! Jangan panggil dia om, dia itu calon suami kamu!"

"Tapi emang gitu kan kenyataannya" jawab Arista malas.

"Dia akan segera datang. Kamu gak sabaran banget sih nungguin calon suamimu!"

What? kalimat barusan yang dia dengar, berhasil membuat telinganya gatal. Ini sangat menggelikan, sungguh!

"Apaansih ma! Kalo bukan karena papa sama mama, Tata gak mungkin mau dateng ke acara pertemuan kayak gini" ucap Arista sambil mengambil posisi duduk kembali karena mulai kelelahan.

"Apa salahnya sih kalo ketemuan dulu? Sapa tau nanti kalian cocok!" kini Niko yang bersuara.

"Terserah papa!" Arista memutar bola matanya malas. Diujung ruangan, terlihat tiga orang yang baru saja memasuki pintu utama restaurant. Dia yakin bahwa mereka adalah orang yang dari tadi ortunya bicarakan. Ya, mereka adalah keluarga calon suaminya.

"Mereka datang, tunjukkan senyuman termanismu!" peringat Niko sambil melirik ke arah Arista.

Arista tak mengindahkan peringatan Niko, melainkan pura-pura melihat ke arah lain.

"Maaf, kami terlambat. Jalanan sedang macet total" suara serak dari pria bertubuh tegap itu berhasil membuat Arista menoleh ke sumber suara.

Apakah dia adalah orang yang bernama Wisnu?

Married With Om OmWhere stories live. Discover now