18. Test Pack

1.9K 125 4
                                    

Bagi para pembaca cerita ini yang terhormat, tolong tonton, like + komen, dan subscribe video youtube di atas ya👆
TERIMA KASIH💞

●●●

"Sebelum baca, silahkan klik bintang dulu ya! Karena menghargai karya orang lain itu, sangat baik lho. Dan setelah membaca, silahkan koment ya! Karena mengomentari karya orang itu gak salah kok^^"
.
Kalo ada typo, tolong dikoreksi ya teman-teman^^
.
Happy Reading❤

●●●

ARISTA:


Aku memerjabkan mataku beberapa kali. Kurasa, pagiku akan kembali seperti semula. Bangun tidur langsung dihadapkan dengan mas Wisnu yang tampan, ya meskipun mas Wisnu selalu mendengkur saat tidur, tetapi hal itu tak bisa mengalahkan wajahnya yang rupawan. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan kan? Jadi tidak masalah bagiku, jika mas Wisnu selalu membuat tidurku terganggu karena suara dengkurannya itu. Aku tetap cinta kok. Setidaknya, dia selalu membuatku tertawa di pagi hari karena kondisinya yang berantakan dan semakin membuatnya terlihat lucu.

Dengan posisiku saat ini yang berada di dalam pelukan mas Wisnu, membuatku kesusahan untuk bergerak. Aku menggeliat, berusaha melepaskan tubuh mungilku dari tangannya yang kekar. Namun rupanya aku semakin di dekap dengan erat olehnya. Aku melengos karena mas Wisnu tak kunjung bangun, padahal aku sudah berkali-kali menarik hidungnya dengan gemas.

Sesaat, aku merasa ada sesuatu yang terjadi di dalam perutku. Seperti kejutan yang tiba-tiba datang, aku merasa sangat mual saat ini. Aku segera mendorong tubuh mas Wisnu agar melepaskanku dengan susah payah, dan berniat menuju kamar mandi untuk memuntahkan semua isi yang berada di perutku.

Aku berlari terbirit-birit menuju kamar mandi karena khawatir akan menumpahkan isi perutku di atas kasur. Aku merasa lega dan lebih baik, saat aku sudah berhasil mengeluarkan isi perutku yang membuatku mual tadi.

Aku memandang diriku sendiri di depan cermin atas washtaffel. Aku berpikir keras dan menyadari bahwa diriku belum mendapatkan siklus menstruasi. Itu artinya, aku sudah telat 8 minggu.

Aku tertegun dan beralih duduk di sebuah bangku karena mulai tidak kuat menopang tubuhku sendiri.

"Nggak, nggak mungkin!" Aku berusaha membuang pikiran-pikiran aneh yang menghantui pikiranku.

Bagiku, ini terlalu cepat! Bagaimana dengan rencanaku untuk melanjutkan kuliah yang akan dimulai beberapa bulan kedepan? Bagaimana dengan rencanaku yang bercita-cita sebagai dosen jika aku tidak kuliah? Dan bagaimana mungkin aku bisa melahirkan dan merawat seorang bayi pada usiaku yang masih berumur 19 tahun?

Bayanganku pada rencanaku yang sudah kususun rapi, seolah-olah lebur begitu saja jika benar aku hamil.

"Tidak! Aku tidak hamil! Ini hanya masuk angin biasa" aku bergumam sambil berusaha menyemangati diriku sendiri.

Entah apa yang akan aku lakukan nanti jika aku benar-benar mengandung seorang janin. Dan untuk sekarang, aku harus memastikannya terlebih dahulu. Mas Wisnu tidak boleh tau.

"Sayang, kamu ngapain?"

Aku tersadar dari lamunan, saat mendengar suara mas Wisnu dari luar sambil menggedor pintu kamar mandi.

"Tata mules mas!" teriakku dari dalam.

Aku keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan ritual mandiku. Aku bisa menatap mas Wisnu yang masih bertelanjang dada tengah memperhatikanku dari arah kasur. Aku berusaha tersenyum meskipun menurutku terlihat kikuk.

Married With Om OmWhere stories live. Discover now