"Maaf adek, ini bukan permen," ucap sang pegawai kasir.

Bella dan Aruna langsung menghadap kedepan, keduanya tertegun sejenak dan akhirnya kembali bersuara.

"Terus kalau bukan permen apa?"

****

2020

Setelah pulang dari sekolah Aruna dan Bella memutuskan untuk nongkrong di Starbucks dekat sekolah mereka. Sebenarnya Bella yang mengajak dan Aruna pun ngikut saja. Toh, nanti dia tidak perlu mengeluarkan uang alias Bella yang akan membayarinya dan membelikannya.

Duh, sahabat yang baik.

Egar kemana? Jangan ditanya. Cowok itu sejak tadi pagi mengalami masalah perut. Sembelit tak ada henti hingga akhirnya disuruh pulang oleh perawat UKS.

Aruna dan Bella masuk ke dalam Starbucks yang masih sepi, mereka segera memesan.

"Dua ya mas, Chocolate chip cream double saos caramel, satunya pakai krim satunya nggak pakai," ucap Bella ke sang kasir, Bella memberikan kartu debit platinum warna hitamnya.

"Kita nggak jenguk Egar?" tanya Aruna.

"Nggak usah, besok juga masih hidup si Egar," ucap Bella dengan santai.

"Astaghfirullah Bella mulutnya," ucap Aruna dengan raut wajah prihatin.

Bella pun langsung menoleh ke Aruna, memberikan tatapan yang sama seperti Aruna saat melihatnya sekarang.

"Astaghfirullah mulut gue."

Aruna mendengus pelan, kemudian meninggalkan Bella untuk mengambil minumannya yang sudah selesai dibuatkan. Bella pun menyusul Aruna dari belakang.

Mereka berdua duduk di luar, meja paling ujung. Aruna menaruh dua minuman mereka diatas meja kemudian duduk.

Bella mengeluarkan sebuah vape dari tasnya, bersiap menyedotnya namun langsung dirampas oleh Aruna.

"Run!" pekik Bella sedikit terkejut dengan yang dilakukan oleh Aruna.

"Sayangi paru-paru anda," ucap Aruna tajam.

"Pikiran gue lagi butek!"

"Kalau lagi ada masalah mendekatnya ke Tuhan bukan yang beginian," bijak Aruna.

Bella menghela napas berat, padahal dia sudah lama tidak menghisap vape-nya. Ia hanya bisa melihat vape-nya dibuang oleh Aruna ke dalam tong sampah.

"Ketahuan Egar mampus hidup lo!" tambah Aruna menakut-nakuti.

"Egar yang lebih takut sama gue."

"Emang lo mau denger omelan Egar tiga puasa tiga lebaran?" sinis Aruna.

"Itu Egar apa Bang Toyip?" ledek Bella.

"Mau dengar omelan Egar?"

"Nggak, makasih," serah Bella tak bisa membayangkan jika hal itu terjadi. Egar kalau sudah mengomel sama seperti knalpot berisik nggak ada remnya! Ngegas terus!

Bella menyeruput minumannya sesekali memperhatikan Aruna yang daritadi tidak lepas dari ponselnya, bahkan sejak dikelas.

"Lo udah baikan sama Kak Bana?" tebak Bella.

FILOVEWhere stories live. Discover now