Senja Untuk Malam

96 7 0
                                    

Karya
All Admin & All Member COA

~❦❦❦❦❦❦~

"Senja!" panggil seseorang dengan nada berat khas seorang lelaki.

Gadis yang bernama Senja tersebut menoleh, memutar tubuhnya menatap sang empu. "Apa Malam? Ganggu aja deh," rajuk Senja mencibir membuat bibir ranum berwarna ping sedikit condong ke arah depan.

Malam menggelengkan kepala, menghampiri Senja lalu duduk di samping Senja. "Senja kok liat senja," ledek Malam menatap Senja yang sedang menikmati langit-langit berwarna orange.

"Hei ... Setidaknya aku belajar dari senja, walaupun sebentar ia tetap memberikan rasa bahagia buat penikmatnya," kilah Senja tak mau kalah menatap Malam dengan penuh permusuhan.

Malam berdecak pelan, menarik sudut bibirnya ke atas secara perlahan kemudian mengacak-ngacak surai rambut Senja. "Ya, setidaknya kamu gak sama seperti senja yang sedang kamu pandang. Memberikan keindahan sebentar lalu perlahan tergantikan malam." Malam memegang jari tangan Senja begitu erat, seakan tidak rela melepaskan tautan tersebut.

"Malam, kamu juga kenapa suka malam? Padahal itu kan gelap," seru Senja menatap bingung Malam meminta penjelasan.

Malam menatap lurus langit berwarna jingga tapi masih tetap mempertahankan tautan jari-jarinya dengan Senja. "Ah, gelap mengajarkan ku arti kesendirian," jawab Malam sekenanya.

"Apa sih kamu, kamu enggak kan sendirian 'kan masih ada Senja," ujar Senja.

"Iyaa aku tahu, kamu harus janji ya untuk tetap bersama aku?" Malam mengangkat jari kelingkingnya.

"Senja janji Malam," Senja menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Malam.

Keduanya menikmati senja hingga senja berganti menjadi malam. Malam yang penuh bintang dan bulan. Sangat indah bukan? Keduanya saling menikmati langit malam yang sangat jarang terjadi ini.

Perjalanan pulang ke rumah terisi kecanggungan antara senja dan malam. "Malam," panggil gadis itu membuat si pemilik nama menoleh dan menaikkan salah satu alisnya.

"Apa iya senja dan malam akan selalu jadi dua hal yang berbeda?"

Malam terdiam memikirkan kata-kata senja.

"Malam selalu ada setelah senja datang, senja mungkin selalu jadi _favorite_ semua orang, tapi cuma malam akan selalu ada," jawab Malam asal.

"Apa senja bisa selalu bersama malam?"

Malam menoleh dengan raut wajah yang sulit di gambarkan. Ia merasa bukan ini arah pembicaraan yang senja maksud.

Tawa gadis itu pecah melihat raut wajah malam yang terkejut. Senja memukul ringan lengan malam, "Gue becanda kali, serius amat pak,"

Malam mencubit pelan pipi Senja, lalu berkata"Ada-ada saja kamu Sen."

"Ihh,, kok manggil aku Sen Sen sih,"rengek Senja sambil menghentak-hentakan kakinya"nanti aku dikira Sendy Senia Sendirian kayak kamu huaaaa."

Malam tersenyum simpul melihat wajah Senja yang sangat menggemaskan kala sedang marah.
Tangan kanan Malam terulur menyentuh jidat Senja.

"Ihhh, ini apaan lagi. Megang-megang jidat aku. Iya-iya jidat aku lebar,"sungut Senja seraya mengusir tangan Malam.

"Aku pegang jidat kamu bukan karena jidat kamu lebar sih, tapi mungkin kamu demam, soalnya aku jarang banget lihat kamu bercanda gini," balas Malam. Senja yang jidatnya masih dipegang oleh Malam menampakkan wajah masam lalu melepaskan tangan Malam dari jidatnya.

Goresan Cerita Pendek CrystalisWhere stories live. Discover now