Creepy Midnight Ritual

8 2 0
                                    

Ting ... tong ....
Siapa yang dapat notif langsung buka?

Dahlah, pasti gak ada yang jawab

Langsung aja ....
Please, forget to vote and comment:)

👻👻👻

Riuh gemuruh hujan yang tiba-tiba melanda Nakya High School membuat para siswa dan siswi terbangun dari masing-masing asramanya. Semuanya keluar tanpa ada satupun yang tertinggal. Berbeda dengan Niamara yang tetap tertidur pulas di atas ranjang miliknya. Seolah-olah bunyi petir tak pernah di dengar malam itu.

"Ama bangun!!" teriak seseorang dari balik dinding.

Tetap saja, Niamara tak merespon teriakan temannya itu. Hanya tinggal dirinya seorang yang masih ada di kamar  ruang tamu nya yang gelap dan dia tinggal sendirian  namun pas dia lagi ke dapur ambil makanan tiba- tiba ada yang nyetel tv  nya .
pas di cek sama dia gak ada siapa-siapa lalu dia kembali  ke dapur  untuk memasak sayuran , pas ia sedang masak tiba-tiba terdengar suara kuda   di ruang tamunya  dan ada suara tv menyala dan suara langkah kaki yang berada di ruang tvnya .

Niamara terheran-heran, bukankah ia sendirian? Lalu bagaimana bisa ada suara-suara aneh. Niamara mengabaikan suara yang entah itu hanya halusinasinya atau suara yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Niaramara semakin merasakan suara aneh itu semakin mengganggu telinganya. Ia memutuskan untuk kembali ke ruang tamu dan melihat jendela mencari asal suara itu.

“Aneh!” ucap Niamara

Kemudian dia berbalik lagi. Namun, ketika ia berbalik, petir kembali menyambar. Niamara sedikit terlonjak. Riuh gemuruh hujan di luar masih terdengar jelas. Derap langkah mulai mendekat, dekat dan semakin nyata.

Brak!

Pintu asrama dibuka. Pelakunya adalah seseorang yang berteriak dari balik dinding beberapa waktu lalu. Raut wajahnya begitu kalut, tetapi bercampur kesal juga khawatir.

Niamara justru menatapnya dengan wajah kalem.

"Dasar bebal! Ayo keluar!" Orang itu menarik lengan Niamara keras menyusul murid-murid lain yang sudah keluar.

Dengan perasaan dongkol Niarma berjalan mengikuti orang itu. Mau menolak pun rasanya dirinya terlampau malas. Ya, Niarma terlampau malas untuk menarik tangannya dan melepaskan genggaman tangan orang itu.

Ah merepotkan

•°•°•°

Di sebuah tanah lapang yang begitu luas terlihat puluhan, ah tidak, ratusan manusia dengan pakaian yang sama berdiri mengelilingi lapangan. Derasnya hujan serta kencang nya kilatan petir saat itu tak terlihat menganggu mereka sedikit pun. Orang-orang itu bertingkah seakan-akan malam itu langit cerah dengan rembulan serta bintang menghiasi nya.

Di barisan paling belakang dapat dilihat seorang gadis yang menggunakan pakaian yang berbeda dengan mereka yang ada di sana. Gadis itu adalah Niarma, ia tak sempat mengganti pakaiannya. Lagipula manusia waras mana yang pergi kelapangan di malam hari saat bumi tengah diguyur oleh hujan yang begitu lebat. Niarma masih sayang diri kalau kalian penasaran.

Niarma berdecak kesal di tempatnya. Gadis itu kesal karena dua hal. Pertama, ia kesal karena waktu tidur nya terganggu. Kedua, ia kesal karena dirinya dipaksa untuk berada di tempat ini. Entah sudah berapa banyak gadis itu berdecak kesal dan menghela napas panjang.

Secara diam-diam Niarma memeriksa sekeliling, memastikan orang yang tadi menariknya tak ada di dekatnya. Merasa keadaan aman Niarma pun bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Niarma berhasil pergi tanpa di ketahui oleh siapapun, ia juga tak mengetahui apa yang akan terjadi di tempat itu.

"Hah, dasar bodoh, kalian kira aku rela berada di tempat yang sama dengan kalian? Jangan harap!" Niarma berucap dengan pelan, senyum kemenangan menghiasi wajahnya.

•°•°•°•°

Waktu kini sudah menunjukkan pukul 3 pagi, hujan yang mengguyur bumi serta petir yang menyambar secara perlahan menghilang. Namun, dengan hilangnya hujan yang ada, sebuah kegiatan terkutuk ada dimulai. Dua orang manusia dengan tudung berwarna hitam menutupi wajah mereka berjalan menuju tengah lapangan. Dua orang itu tiba-tiba saja menggoreskan tangan mereka dengan sebilah pisau. Luka yang cukup dalam itu bahkan nyaris memutuskan salah satu jari mereka. Anehnya kedua orang itu bertingkah seolah-olah mereka tak merasakan sakit sedikitpun. Lebih anehnya lagi mereka justru mulai menggambar simbol aneh di tanah menggunakan darah segar mereka yang mengalir dengan bebas dari tangan mereka.

Tak butuh waktu yang lama bagi kedua orang itu untuk menyelesaikan simbol yang ada. Selesai dengan kegiatan mereka, kedua orang itu pun pergi meninggalkan lapangan yang kini dihiasi oleh simbol berwarna merah yang indah. Ah sungguh warna yang menggoda.

Tak lama setelah kedua orang bertudung itu pergi masuklah sekelompok orang dengan tudung hijau menutupi kepala mereka. Kelompok itu terlihat tengah menggiring tiga orang manusia berusia sekitar 17-19 tahun. 1 wanita dan 2 pria, ketiga orang itu terlihat menggunakan pakaian yang begitu indah dan modern. Entah mereka memang menyukai pakaian seperti itu atau orang-orang bertudung itu yang memaksa mereka memakai pakaian seperti itu, tidak ada yang tau mana yang benar.

Lalu seorang pria dengan usia kisaran 40-50 tahun menggunakan jas mewah terlihat memasuki area lapangan. Di samping pria itu terlihat seorang pria lainnya dengan usia sekitar 55-60 tahun dengan tongkat yang berwarna hitam keemasan berjalan mendekati orang-orang yang menggunakan pakaian aneh itu.

Si pria tua kemudian membalikkan badannya dan menghadap ke barisan orang-orang yang menggunakan pakaian yang sama. Senyum yang terlihat memuakkan terpatri di wajahnya yang mulai dipenuhi oleh keriput itu.

Pria tua itu terlihat berbicara dengan bangganya kepada orang-orang yang ada di barisan. Entah apa yang pria tua itu bicarakan dan bahasa apa yang ia gunakan. Sesaat setelah si pria tua itu selesai berbicara ia kemudian mengeluarkan sebilah pisau dari saku bajunya. Pria tua itu kemudian berjalan mendekati si wanita dengan pakaian aneh.

"Ne mrzi me," si pria tua kemudian mengangkat tangan nya dan bersiap untuk menebas leher si wanita.

Tanpa si pria tua itu sadari, si wanita dan kedua orang pria yang ada tersenyum. Si wanita berbisik dengan pelan, "Do it."

Bruk.

Si pria tua terjatuh dengan bagian kepala yang dihiasi oleh lubang berdiameter 5cm. Darah segar dengan segera mengalir dari lubang yang ada. Terjatuhnya pria tua membuat si pria berjas ketakutan. Tanpa berucap apapun pria itu berlari meninggalkan tempat itu.

Jleb.

"Argh!"

Ahah, sayang sekali usaha pria berjas untuk kabur hilang begitu saja. Sebuah pisau berukuran 10cm berhasil menancap di kakinya. Hal itu sukses membuat si pria terjatuh dan mengerang kesakitan.

💙End💙


Bintang kecil ada di langit yang biru
Bintang lima ada di mulut kang gojek
Nah, kalau bintang satu ada di pojok bawah kiri layar

Ngapain? Cuma kasih tau, doang. Gak boleh?!

Yaudah, kalo gitu ...

Sayonara!

Kamis, 05 Agustus 2021
Salam dari MinCry💙

Goresan Cerita Pendek CrystalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang