Habis Hujan Terbitlah Cinta

23 5 0
                                    

Karya :
All admin and all member COA

🌨🌨🌨

Langit tampak mendung berwarana abu-abu akan dipastikan sebentar lagi hujan akan turun membasahi bumi. Ami, gadis remaja yang takut akan hujan, karena ia pernah melihat dengan Kepala katanya sendiri seseorang di depannya tersambar petir. Sejak itu, Ami sangat takut bila hujan sangt deras dan muncul petir.

Ami pasti lebih memilih untuk cepat pulang ketika hari sudah mendung, seperti saat ini.

"Eh, gue pulang duluan ya udah mau hujan," pamit Ami pada kedua temannya.

"Bentar lagilah, kita nongkrong dulu di kafe atau restoran," balas Feli.

"Enggak, gue enggak bisa. Makasih," sahut Ami dan langsung pergi keluar kelas.

Ami memang tidak menggunakan motor ataupun mobil ke sekolah,tapi setiap hari Ami menggunakan angkutan umum ataupun ojek.

Sudah 20 menit Ami menunggu di depan gerbang sekolah tetapi angkutan umum yang ia tunggu-tunggu tidak datang juga.

Karena lama Ami memutuskan untuk berjalan kaki saja.Jarak dari rumah ke sekolahnya memang terbilang jauh,tapi siapa tau nanti ditengah perjalanan ia bertemu dengan angkutan umum.

Langit sudah semakin mendung,begitupun langkah Ami yang semakin cepat.

Jangan turun,jangan turun

Ami terus merapalkan kata-kata memohon agar hujan tidak turun.
Tetapi sepertiny Dewi Keberuntungan tidak berpihak padanya.

Rintik hujan mulai turun,semakin lama semakin deras. Ami mematung saat rintikan hujan itu mengenai badannya.

Hujan semakin deras ditambah dengan gemuruh petir yang memekakkan telinga.
Ami menutup matanya dan berteriak histeris ketika suara petir mulai terdengar ditelinganya.

Kilasan saat seseorang tersambar petir tiba-tiba melintas di pikirannya.Kakinya lemas,penglihatannya buram,telinganya berdengung,Ami menangis ia tidak sanggup lagi untuk berlari.

Dan akhirnya,ia tergeletak di tengah jalanan dibawah guyuran air hujan bersama rasa takut yang semakin memuncak.

Gadis itu nekat menerjang hujan, diangkatnya tas jinjing miliknya di atas kepala. Dia tidak sadar walau dia melakukan hal itu bajunya akan tetap basah juga. Dia terus berlari tak peduli dengan sepatunya yang sekarang sudah terisi air.

Tatapannya tak bisa berhenti menatap ke satu arah saja, Kamu dimana? Batinnya begitu khawatir.

Tiba- tiba dia mendengar suara klakson dari sebuah mobil di belakangnya, sontak gadis itu segera menepi ke bawah teduhan salah satu toko pinggiran, tapi sayang. Mobil itu tetap memberinya serangan air hujan lagi.

Sekarang gadis itu benar- benar kesal, kalau saja dia bukan saudarinya. Dia tidak akan mau mencarinya di tengah hujan deras sampai basah kuyup begini.

Dia mengerang kesal, hujan deras dan petir membuat suaranya tersamarkan. Tapi dia bukanlah seorang yang gampang putus asa, malah dia semakin membara. "Ayo, mari temukan dirimu, Ami." Gumamnya menyemangati dirinya sendiri.

Gadis itu kembali meneruskan jalannya, dia yakin kembarannya itu pasti melewati jalan tersebut. Dan benar saja, dia menemukannya. "Ami!" Panggilnya mengguncang tubuh saudarinya yang tergelatak di trotoar.

"Apa tidak ada yang bisa melihat ada seorang gadis tergeletak di sini?!!" Geramnya.

Gadis itu mengalungkan lengan Ami di lehernya, "Ame ..." Panggil sebuah suara begitu lemah.

Goresan Cerita Pendek CrystalisWhere stories live. Discover now