"Enak kan? Pasti enak dong kan bikinan bi Sumi gak pernah gagal," ujar Adel percaya diri.

"Iya enak," sahut Zavi singkat.

Adel mengembungkan pipi nya jika Zavi mulai berbicara singkat. Zavi dengan sebelah tangan nya mencubit pipi Adel gemas.

"Habisin gausah begitu," titah Zavi tak terbantahkan.

Adel kembali melanjutkan memakan roti nya. Tepat saat mereka sampai disekolah. Adel lebih dulu turun dari mobil diikuti Zavi yang mengenggam tangan Adel berjalan melewati koridor dan beberapa orang yang berbisik melihat mereka berdua.

Alan yang memang sedang bercanda gurau bersama teman-teman nya tak sengaja melihat adik nya bersama pria yang pernah menjaga Adel beberapa hari.

"Woy Lan, adek lu udah gak jomblo ya?" tanya Ropiq melempar kacang ke muka Alan tepat sasaran.

"Ck sial! Iya kali gua kagak tau."

Ia harus segera menanyai hal ini kepada adik nya. Mengapa kejadian seperti ini baru dilihat Alan. Kemarin-kemarin memang ia sibuk dengan les beserta jam tambahan yang diberikan pihak sekolah untuk kelas 12.

*******

Adel sudah berada dikelas duduk bersama Keisya dibangku nya seperti biasa. Sejak tadi ia melihat Keisya murung dan menampilkan wajah tidak mengenakkan.

Ia menepuk bahu nya dan Keisya memincingkan mata nya menatap Adel.

"Lu kenapa? Ada masalah?" tanya Adel to the point.

Keisya menghela nafas kasar.

"Kak rama jahat sama gua Del," jawab Keisya lirih dan sorot mata nya sudah berkaca-kaca.

"Jahat kenapa? Kak Rama ngomong kasar sama lu?"

"Bukan, kak Rama bilang buat berhenti suka sama dia tapi gua gak mau dan dia langsung kayak nahan emosi gitu setelah nya dia meluk gua, gua gak tau gimana perasaan nya Del," jelas Keisya memeluk Adel dan terdengar tangisan.

Adel tak kembali menyahut, ia mengusap punggung dari Keisya menenangkan sahabatnya ini. Saat tiba wali kelas nya masuk Keisya langsung mengusap air mata yang tersisa dengan kasar.

"Nanti setelah ambil rapot kita ke kantin sama yang lain ya Kei," ujar Adel diangguki dengan cepat.

*******

Zavi memegang juara satu dikelasnya disusul Rachel sebagai juara kedua. Sedari tadi Zavi risih dilihat dan diperhatikan oleh Rachel. Jadilah ia menukar posisi dengan Rio agar jadi terhalang.

Wali kelas nya keluar dari kelas setelah membagikan rapot dan mengumumkan peringkat 10 besar di kelas. Zavi berdiri dari bangku nya ingin meninggalkan kelas tapi ditahan tangan nya oleh perempuan yang sangat ia muak.

"Zav mau kemana? Kekantin ya bareng yuk," ujar Rachel.

Zavi menepis tangan Rachel yang memegang nya. Ia berlalu pergi tanpa bicara yang membuat Rachel menggeram kesal sedangkan Rio menahan tawa kemudian ikut menyusul sahabatnya.

Memasuki kantin sempat menjadi perhatian bagi Zavi maupun Rio. Rio yang memang otak nya rada miring menampilkan wajah tersenyum lebar ke para kaum wanita.

"Ck, kebiasaan buaya darat," cibir Zavi mengambil tempat tepat disamping meja Adel dan teman-temannya.

Sedangkan Adel yang sedang mengobrol dan mendengar curhatan Keisya sempat terhenti kala Zavi masuk dan duduk di meja sebelahnya.

Keisya, Intan dan Tasya yang menyadari kalau Adel terdiam hanya senyum-senyum menggoda.

"Del, gimana sih pacaran sama cowo dingin tuh?" tanya Tasya menaruh kedua tangan nya di dagu menatap penuh Adel.

"Gak gimana-gimana."

"Btw gua denger-denger nih ada yang peringkat pertama di kelas duh congrats Adelina sahabat gua paling pinter," ujar Intan dengan suara sedikit keras mampu membuat Zavi dan Rio melirik ke meja nya.

"Makasih kalian juga masuk 10 besar aja udah bangga gua," ujar Adel tersenyum manis.

Rio berdiri dari tempat nya berpindah ke meja Adel dan teman-teman nya duduk disamping Intan yang menatap nya tajam.

"Lu sama kayak Zavi dong Del cielah dah lah jodoh sama-sama pinter," celetuk Rio yang dibalas tatapan datar oleh Zavi.

Adel mengangguk kikuk setelah itu ia melirik Zavi yang ikut duduk disamping nya sambil melanjutkan makanan yang tinggal sedikit. Adel menatap terus-menerus cowok disampingnya tanpa memperdulikan sekitar dan teman-teman nya juga diam saja.

Saat Zavi sudah selesai makan diakhiri meminum minuman nya, ia segera mengenggam tangan Adel pergi dari kantin meninggalkan yang lain menuju parkiran karena memang sudah diperbolehkan pulang.

Adel masuk ke dalam mobil, selama perjalanan tak ada yang bersuara sampai mereka ada disuatu tempat yang Zavi tentukan dan Adel asing berada disini.

"Zav, ini siapa?" tanya Adel saat mereka jongkok digundukan sebuah makam.

Sekarang mereka berada dipemakaman umum, entah mengapa Zavi berani mengajak Adel kesini padahal awalnya ia enggan untuk perempuan ini mengetahui tentang diri nya.

"Abang gua," jawab singkat Zavi.

Adel terdiam sesaat mengingat kejadian dimana ia melihat ada seorang cowok difoto keluarga nya Zavi yang asing tapi tak ia tanyai lebih jauh karena privasi.

Zavi berdoa diikuti Adel yang mendoakan sambil memejamkan mata. Setelah itu Zavi mengenggam kembali tangan Adel pergi darisana memasuki mobil.











********
TBC!!

Hai hai lanjut gak nih?

Coba dong absen kalian tau cerita ini darimana?

Sampai jumpa lagi.

AdZav Where stories live. Discover now