Diriku terpaku pada kisah tujuh puluh lima warsa silam
Kala ribuan darah tercecer oleh hunusan pedang yang amat tajam
Namun kobaran agni pejuang bangsa tak pernah padam
Merah putih bergelebar menyibak bumantara kelam
Dikerokoti nafsu para penjajah yang haus kekuasaan
Menembus sukma dalam sengsara jua pemaksaan
Berbekal bambu runcing dan peluru mereka tak gentar melawan
Demi menggenggam markah kemerdekaan walau jutaan raga jadi relawan
Semangat nasionalisme yang digaung para penguasa
Nyatanya hanya isapan jempol belaka
Ibu pertiwi mengais tangis menatap negeri jua bangsanya
Saling caci maki hanya demi kekuasaan semata
Taktala syair pujangga memuja negeri reswara
Kalbuku bertanya-tanya hakikat kemerdekaan sesungguhnya
Sebab korupsi dan kemiskinan kian merajalela
Kayu batu jadi tanaman hanya nyanyian lama
***
YOU ARE READING
Reminisensi
Poézia[RANDOM] Rank 1 in #poetry (3 Maret 2021) Rank 5 in #puisiindonesia (27 Januari 2021) Rank 12 in #kumpulanpuisi (29 Januari 2021) Rank 18 in #puisicinta (29 Januari 2021) Rank 18 in #sosial (29 Januari 2021) [KBBI] Reminisensi= 1 kenang-kenangan; 2...
