Dalam tabur sebingkai senja, kureguk kopi jelata hingga ambang batas ; menyisakan ampas ; siratkan cinta kita yang telah kandas.
Semilir angin menyihir hari-hariku penuh cibir, seolah diriku tak mahir perihal percintaan: amat penat diriku memirsa hadirmu yang lamat-lamat.
Tiada lagi harsa, tiada lagi asa. Segalanya telah khatam: padam.
***
VOUS LISEZ
Reminisensi
Poésie[RANDOM] Rank 1 in #poetry (3 Maret 2021) Rank 5 in #puisiindonesia (27 Januari 2021) Rank 12 in #kumpulanpuisi (29 Januari 2021) Rank 18 in #puisicinta (29 Januari 2021) Rank 18 in #sosial (29 Januari 2021) [KBBI] Reminisensi= 1 kenang-kenangan; 2...