#24 - Reminisensi**

27 4 2
                                    

Siluet jingga mengontaminasi afeksiku yang ruai
Pancarkan elegi rahsa hingga menitikkan derai
Sedang aku dipaksa tunduk, pada ikhtiari bizurai
Tanpa pamit, sekelumit daksaku nyaris terkulai

Ah! Insomnia mengelus sukmaku yang dinista derita
Tanpa pulas, kuteguk saja jelata kopi hingga ambang batas
Kini aku bermonolog, tak lagi jatuh cinta
Hingga delusi tak lagi bermanipulasi dalam kandas

Ah! Biarlah puing kenangan mengepul hingga labirin angkasa
Tak perlu saling bercumbu di tepian gelas
Lokawigna ini selalu membelenggu diri: mati rasa
Sia-sia adorasiku! Bermanja denganmu membuatku sesak napas!

***

ReminisensiWhere stories live. Discover now