26 : MEMINTA RESTU

14 3 4
                                    

"Jadi kamu nggak mau meluk calon istri kamu ?" goda Zara.

"Apa ? Coba ulang." Ujar Arka seolah tak mendengar yang dikatakan Zara.

"Kamu nggak mau meluk aku ?" ulang Zara.

"Akhirnya Zara Fahrani bisa berkata sedikit sopan dengan kata 'kamu' pada calon suaminya ini." Goda Arka.

"Oh ! Jadi kau tidak ingin istri yang sopan ? Hah ? Dasar kau ini. Aku sudah berusaha sopan sebagai calon istri dengan memanggil 'kamu'. Tapi kau malah terus menggodaku. Huh !" Zara beranjak pergi karena Arka menggodanya.

Arka menarik tangan Zara dan menariknya dalam pelukannya. "Aku mohon jangan marah. Terserah kamu mau manggil aku apa." Arka menekankan kata kamu pada kalimatnya. Sementara Zara hanyut dalam pelukan pria gagah nan tampan itu.

Arka dan Zara sama-sama hanyut dengan perasaan senang karena keduanya sudah saling setuju untuk menikah. Namun tidak ada yang tahu isi hati mereka sebenarnya. Apakah pernikahan ini berdasarkan cinta ? Perjodohan yang terkesan dipaksa Diana ? Atau ada alasan lain ?

"Oh ya, Pak." Zara melepas pelukan Arka setelah cukup lama. "Aku ingin tanya dan kamu harus jujur." Ucap Zara.

"Soal apa ?"

"Kamu pernah bilang, kalau dulu kamu dan Kak Aldo pernah sahabatan. Tapi Kak Aldo benci sama kamu karena kamu rebut pacar dia. Cerita itu bohong, kan ?" Ucap Zara to the point.

Menyadari jika Zara tahu bahwa dirinya sedang berbohong, membuat wajah Arka mendadak pucat dan berkeringat. Arka sangat takut jika Zara mengertahui yang sebenarnya.

"Pak." Panggil Zara.

"Iya, itu bohong." Jawab Arka sembari tertunduk.

"Lalu kebenarannya apa ? Gimana ceritanya Kak Aldo bisa sampai sebenci itu sama kamu ? Aku mohon jawab dengan jujur. Sebelum kita menikah, bukankah sebaiknya kita saling terbuka ?" ujar Zara.

"Oke. Aku akan jujur sama kamu. Aku minta maaf kalau sebelumnya aku pernah bohong sama kamu. Itu semua aku lakukan karena aku nggak mau orang lain tahu soal ini. Tapi sekarang kamu adalah calon istriku, aku akan cerita semuanya." Jelas Arka kemudian ia diam sejenak. "Aku pernah membunuh orang tanpa sengaja." Ucap Arka.

"Hah ?? Membunuh ?" Zara sangat kaget dengan pengakuan Arka.

"Iya. Aku dipenjara selama 2 tahun. Setelah aku keluar dari penjara, Aldo tidak ingin bersahabat denganku lagi. Dia benci dengan seorang kriminal seperti aku. Dia memutuskan semua hubungan denganku, dengan keluargaku. Karena itu Zara." Jelas Arka kemudian ia kembali tertunduk.

Zara masih diam mematung dengan pengakuan Arka. "Nggak apa-apa, Pak Arka. Kan kamu nggak sengaja, itu artinya bukan sepenuhnya salah kamu." Zara berusaha membangkitkan kembali semangat Arka agar tidak selalu merasa bersalah.

"Apa kamu masih mau jadi istriku ?" ucap Arka.

"Of course."

Arka tersenyum tipis saat Zara masih mau menerima dirinya namun sejenak ia berpikir lagi tentang Aldo. "Aldo ? Apa dia mengizinkanmu untuk menikah denganku ?" tanya Aldo.

"Kamu tenang aja." Zara memeluk Arka lagi. "Aku pasti bisa meyakinkan Kak Aldo agar setuju dengan pernikahan ini. Ini semua demi cinta kita." Ucap Zara.

Senyum di wajah Arka memudar ketika Zara menyebut kata 'cinta'. Jika Zara melakukan ini demi cinta, lalu apakah dirinya juga melakukan ini demi cinta ? Atau hanya sekedar memenuhi permintaan Diana ? Atau justru sebagai penebusan rasa bersalahnya pada Radi ? Hanya Arka dan Tuhan yang tahu semua itu.

*****

Sepulang dari kantor, Arka langsung mengajak Zara untuk ke rumahnya agar segera membicarakan pernikahan mereka dengan Aldo. Di dalam mobil menuju perjalanan rumah Zara, keduanya memiliki pikiran dalam kepala mereka masing-masing. Jika Zara memikirkan cara kata-kata yang meyakinkan Aldo, maka pikiran Arka entah kemana. Dia merasa tak yakin dengan pernikahan ini, tapi dia ingin. Arka tidak yakin dengan perasaanya sendiri. Apakah cinta atau ada perasaan lain ?

"Assalamualaikum." Zara dan Arka sudah sampai di rumah.

"Waalaikumsalam." Jawab Bi Asih.

"Kak Aldo udah pulang ?" tanya Zara pada Bi Asih.

"Belum, Mbak. Mungkin sebentar lagi."

"Oh ya, Bi. Kenalin ini Pak Arka Kusuma, calon suamiku. Buatin minum ya, Bi." Perintah Zara.

"Iya, Mbak."

Suci yang sedang berada di kamarnya mendengar suara Zara. Ia segera keluar menuju ruang tamu. Suci melihat Zara sedang duduk di sofa bersama seorang pria.

"Zara." Panggil Suci.

Zara dan Arka menoleh ke arah suara tersebut.

"Kak, kenalin ini Pak Arka Kusuma." Zara berdiri dan memperkenalkan Arka pada Suci.

"Suci."

"Arka."

"Pak Arka, saya istrinya Aldo." Ucap Suci. "Oh ya silahkan duduk."

Arka kaget saat mengetahui jika Aldo sahabatnya sudah menikah.

"Pak, maaf aku tidak mengundangmu karena Kak Aldo..."

"Tidak apa-apa. Aku mengerti." Arka mengerti dengan apa yang akan dikatakan Zara. "Dan Suci, jangan panggil 'pak'. Panggil saja Arka, nggak usah terlalu formal." Tambahnya.

"Lalu kenapa Zara masih memanggilmu Pak Arka ?" goda Suci.

"Kamu tahu kan, adik iparmu itu berbeda dengan perempuan lain. Biarkan dia memanggilku sesukanya." Jawab Arka sedikit bercanda.

Tak lama kemudian Bi Asih membawa minuman dan cemilan untuk mereka. Zara juga menceritakan pada Suci tentang alasan Aldo membenci Arka sebenarnya langsung di hadapan Arka.

"Kalian tenang aja. Aku pasti bakal bujuk Aldo supaya setuju dengan pernikahan kalian. Aku akan selalu dukung hubungan kalian." Ujar Suci.

Tiba-tiba terdengar suara mobil yang semakin mendekat. "Itu suara mobilnya Aldo." Ucap Suci.

Tak lama kemudian Aldo sampai ke depan pintu dan kaget melihat Arka ada di rumahnya untuk kedua kalinya.

"Mau apa lagi Anda kesini ?" ucap Aldo dengan ekspresi marah.

"Aldo. Kamu tenang dulu." Suci mendekati Aldo dan menenangkannya. "Arka datang kesini karena ada hal penting yang mau dibicarakan."

"Tapi aku tidak ingin bicara apapun dengan Arka Kusuma. Suruh dia pulang." Aldo beranjak pergi dari sana.

"Aku ingin menikah dengan Pak Arka." Ucap Zara yang membuat langkah Aldo terhenti.

Arka & Zara [SELESAI]Where stories live. Discover now