15 : KHAWATIR

29 7 19
                                    

"Kamu mau jadi pacarku, Zara ?" ucap Robby.

"Hah ? Pacar ? Apa harus secepat ini ?" tanya Zara bingung.

"Iya. Kenapa hal baik harus ditunda ? Aku udah jatuh cinta sama kamu sejak aku pertama lihat kamu. Dan saat aku tahu ternyata kamu sekretaris Arka, itu lebih bagus. Karena dengan kita pacaran, mungkin aku akan memberikan proyek yang lebih baik dari ini pada Arka. Ini akan menyenangkan kita semua, Zara. Bagaimana ? Kamu mau, kan ?" ujar pria itu sambil terus menatap Zara.

"Tapi, Robby..."

"Kamu nggak mau kalau proyek ini dibatalkan, kan ?" ucap Robby lagi.

Zara berpikir sejenak. Jika ia tidak mau pacaran dengan Robby, maka proyek ini bisa dibatalkan oleh Robby dan Zara tidak ingin hal itu terjadi. Gadis itu tidak ingin melihat Arka sedih karena kehilangan proyek besar ini. Dan akhirnya gadis itu memutuskan.

"Ya. Aku mau jadi pacar kamu." Ucap Zara sedikit ragu.

"Ya ampun. Aku seneng banget, sayang." Robby bangkit dari tempat duduknya dan memeluk Zara dengan erat. Pria itu sangat senang.

Zara sendiri masih bingung dengan perasaannya sendiri. Dia tidak tahu apakah sudah melakukan hal yang benar atau salah.

Sementara itu, Arka duduk di kamarnya dan terus melihat jam tangannya. Jam sudah menunjuk pukul 12 lewat dan Zara tak kunjung kembali dari makan malamnya. Arka mulai khawatir, namun ia punya gengsi yang sangat tinggi untuk menelpon Zara dan bertanya tentang keadaannya.

*****

Zara mengajak Robby untuk mengantarnya kembali ke hotel karena sudah terlalu malam. Namun, Robby malah menuju jalan yang bukan menuju ke hotel tempat Zara menginap. Kemudian Robby menghentikan mobilnya di suatu tempat yang sangat sepi dan gelap.

"Robby. Kenapa berhenti disini ? Ayo antar aku pulang. Ini sudah malam, besok aku juga harus kerja." Ucap Zara.

"Kamu sekarang pacarku, kan ?" tanya Robby.

"Iya."

"Kamu sayang sama aku, kan ?"

"Iya. Aku akan berusaha untuk sayang dan cinta sama kamu. Sekarang ayo kita pulang. Aku ngantuk dan capek." Ucap Zara sedikit gemetar.

Namun Robby tak memperdulikan kata-kata Zara. Pria itu justru semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Zara. Tangannya mulai menyentuh pipi Zara, namun Zara berusaha untuk menjauhi wajahnya dari Robby. Robby justru semakin dekat dan mulai mencoba mencium bibir Zara. Dan pada akhirnya tangan Zara mendarat dengan keras di pipi Robby.

"Pak Robby, maaf." Kemudian Zara membuka pintu mobil untuk segera keluar namun ditahan oleh Robby.

"Kamu pikir bisa lepas begitu saja dariku ? Hah ?! Kamu harus bersikap selayaknya kekasihku. Ayo kemari !!" tangan pria itu menarik keras tangan Zara hingga tubuh gadis malang itu sudah ada di pelukan Robby.

Sementara itu, ponsel Zara terus berbunyi namun dia tak dapat menjangkau ponselnya yang tersimpan di saku jeansnya. Karena pergulatan dengan Robby, akhirnya ponsel Zara dapat menerima panggilan karena tertekan. Robby terus mencoba melancarkan nafsunya pada Zara dengan menciumi lehernya. Hingga akhirnya gadis malang itu menangis tak berdaya.

"Pak. Saya mohon lepaskan saya. Saya tidak ingin diperlakukan seperti ini. Saya mohon lepaskan saya."

"ZARA !!!" Arka berteriak saat mendengar Zara menangis tak berdaya dari ponselnya.

"Ada yang tidak beres terjadi dengannya. Aku harus menyelamatkannya." Ucap Arka. "Tolong kamu cari dimana lokasi nomor Zara ini." Arka menelpon orang suruhannya untuk melacak dimana keberadaan Zara.

*****

Robby tidak peduli dengan tangisan Zara. Pria itu semakin bernafsu pada Zara. Gadis malang itu berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kehormatannya. Robby berhasil merobek kemeja Zara dengan kasar. Tangan Zara berhasil membuka pintu mobil dan ia berhasil lepas dari pria penuh nafsu itu.

Zara berlari sekencang-kencangnya dan terus berteriak. "TOLONG !!!"

Namun sama sekali tidak ada orang di sekitar daerah itu. Tempat itu hanya jalanan sepi yang di kanan kirinya hanya ada pohon-pohon besar. Zara kelelahan, namun Robby masih terus mengejarnya hingga Zara terjatuh. Robby mendapatkan mangsanya.

Kini Zara hanya bisa pasrah dengan keadaannya. Kemejanya sudah robek dimana-mana. Robby mulai membuka satu per satu pakaiannya untuk lebih menikmati malamnya bersama Zara di jalanan sepi itu.

"Ayo, Zara. Kita bersenang-senang malam ini..."

Bbbuuuuukkkkk !!!!

Pukulan keras mendarat di wajah Robby. Arka datang di waktu yang tepat sesaat sebelum Robby merenggut kehormatan Zara. Robby terjatuh di atas tanah tak berdaya.

"Zara."

"Pak Arka." Zara langsung memeluk Arka dengan kuat.

"Tenanglah. Aku ada disini. Kau masuklah ke mobilku. Aku akan selesaikan semuanya. Cepat !" Ucap Arka.

Zara langsung berlari menuju mobil Arka dan segera masuk ke dalamnya. Gadis malang itu sangat ketakutan dengan apa yang terjadi padanya. Tanpa berkata apa-apa Arka langsung menghajar Robby bertubi-tubi tanpa ampun.

"Arka ! Apa kau mau membatalkan kerja sama kita hanya demi perempuan itu ??!! Kau akan menyesal." Robby berusaha bicara saat Arka memukulinya.

"Batalkan semua kerja sama diantara kita !! Aku tidak peduli !!!"

Bbbuuuuukkkkk !!!!

Arka mengakhiri pukulannya tepat di wajah tampan Robby yang menyebabkan pria itu jatuh ke tanah dan tak mampu bangkit lagi. Arka tampak kelelahan dan nafasnya tersengal-sengal dengan perkelahiannya. Pria yang dikenal perfect ini langsung merapikan dan membersihkan pakaiannya serta merapikan rambutnya. Kemudian ia kembali ke mobil menemui Zara.

Begitu Arka masuk ke mobil, Zara langsung memeluk pria yang sering menjadi lawannya bertengkar setiap hari. Gadis malang itu terus menangis.

"Pak.. Aku... hiks... aku takut Pak." Ucap Zara sambil menangis sesenggukan.

"Sudahlah. Jangan menangis. Aku akan mengantarmu pulang." Arka membuat tubuh Zara senyaman mungkin untuk duduk di dalam mobil itu. Kemudian Arka mengemudikan mobil dan kembali ke hotel.

Setelah sampai hotel, Arka tidak tega melihat kondisi Zara. Pria itu memutuskan untuk menggendongnya menuju ke kamar Zara. Saat itu, keadaan hotel sangat sepi. Beberapa security heran dengan keadaan Zara. Namun Arka mengatakan pada mereka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Arka mengantar Zara ke kamarnya dengan kondisinya yang masih setengah sadar. Arka meletakkan tubuh Zara di atas tempat tidur dengan perlahan dan hati-hati. Kemudian pria itu menyelimutinya. Arka merasa bersalah karena menyuruh Zara untuk menemui Robby. Pria itu duduk di sofa yang ada di kamar Zara dan tidak bisa tenang karena rasa bersalahnya pada Zara sangat besar. Ditambah lagi dia kembali mengingat masa lalu kelamnya ketika ia tahu jika Zara adalah adik kandung Aldo. Hingga akhirnya pria itu kelelahan dan tertidur.

Bersambung.....

Vote & comment guys..

Arka & Zara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang