Your Eyes Tell (End)

654 87 21
                                    

Setelah beberapa jam di berikan cairan infuse, kini Seulgi pun mulai tersadar. Melihat hal itu, Jimin yang memang sedari tadi menunggui Seulgi di ruangannya pun menghampirinya.

Keluarga Jimin dan keluarga Hyena juga berada di rumah sakit menanti penjelasan Seulgi. Kalau Jimin jangan di tanya lagi, dirinya sudah habis habisan di marahi oleh ayah dan ibunya karena berhubungan dengan gadis jahat yang sudah membunuh Hyena.

"Seulgi" panggil Jimin, Seulgi belum sepenuhnya baik. Karena mengalami dehidrasi yang cukup parah membuatnya hanya menatap sendu Jimin yang memanggil namanya.

Seulgi tahu, saat ini pasti mereka semua akan mengadilinya. Meminta pertanggung jawaban atas apa yang sudah di lakukannya pada Hyena. Dirinya sudah pasrah akan apa yang terjadi nanti, entah dirinya akan di seret ke dalam jeruji besi atau bahkan bisa jadi kematian yang akan membalasnya.

"Oh kau sudah sadar, dasar pembunuh!" ucap nyonya Park.

Plakk!

Baru saja tersadar, bahkan kondisinya masih lemah. Seulgi sudah harus merasakan tamparan yang tersirat akan kemurkaan di dalamnya. Seulgi tahu, Dia pantas mendapatkannya. Bahkan sangat pantas.
Siapa sih yang tidak benci melihat pembunuh orang yang di sayangi masih bernafas dengan benar, sedangkan si korban sudah tidak berada di sisi lagi untuk selamanya.

"Kenapa kau membunuh menantuku? Apa salahnya padamu, gadis sialan!" amuk ibu Jimin, Hyena memang sangat di sayangi nyonya Park. Bahkan sayangnya melebihi sayangnya kepada Jimin.

Seulgi tidak menjawab sepatah katapun, Dia tetap bergeming. Dia mengaku salah kali ini, seumur hidupnya Dia menyesal karena sudah masuk ke dalam lingkungan Jung Woo. Dia menyesal, seharusnya dulu Dia ikut tertembak saja bersama kedua orang tuanya. Dengan begitu Dia tidak akan hidup dengan kotor seperti sekarang.

"Kau harus menerima hukumannya. Kau harus di penjara, bila perlu sampai mati kau mendekam di sana!" ucap ibu Jimin yang menggebu gebu.

"Dari pada masuk penjara, lebih baik nyonya berikan kematian untuk saya. Bukankah nyawa harus di bayar nyawa!" jawab Seulgi tanpa ragu, Dia hanya menatap wajah sendu Jimin dan memberikan senyum tipisnya pada lelaki yang Dia cintai itu. Seulgi akui Dia sudah jatuh pada pesona pria yang sudah merenggut mahkotanya. Pria yang berhasil membuat dirinya berhenti dari jerat dunia hitam itu. Dari Jimin Seulgi belajar, bahwa apa yang di lakukannya selama ini adalah kesalahan.

"Tidak!" sergah Jimin.

"Jim!" teriak ibunya, menatap nyalang ke wajah Jimin.

"Dia hamil anakku, bu!" dan perkataan yang keluar dari mulut Jimin, membuat tubuh nyonya Park termundur beberapa langkah. Dirinya syok, jelas. Sedangkan Seulgi hanya mampu tertunduk sambil memegangi perutnya yang sudah berisikan seorang manusia lain, dan perlahan cairan bening itu merembes keluar dari kelopak matanya. Takdir semacam apa ini!.

"Jangan mengada-ada Park Jimin!" tegas ayahnya, Jimin menggeleng.

"Aku tidak mengada-ada ayah. Dia memang sedang hamil anakku. Usianya 4 minggu, dan aku memang sudah melakukannya. Dan aku sendiri yang menanam benih itu. Aku mohon ayah ibu. Jangan hukum Seulgi. Aku mohon!" pinta Jimin dengan bersimpuh di kaki kedua orang tuanya.

"Kau sudah bertindak terlalu jauh Jim! Kau menghianati Hyena" ucap nyonya Lee, dirinya yang sedari tadi memperhatikan akhirnya buka suara.

"Maafkan aku bu, aku memang sudah melampaui batasku. Tapi semua sudah terjadi, apa yang harus di lakukan?" suara Jimin melemah, dirinya frustasi dengan keadaan yang ada. Sungguh masalah yang pelik.

"Biarkan Dia selagi Dia hamil. Jika anaknya sudah lahir, aku mau anak itu di asuh dan di berikan kepada keluarga Lee. Anggap saja itu sebagai ganti Hyena yang sudah pergi" ucap Jung San tegas.

Short Story SeulMin (Seulgi Jimin)Where stories live. Discover now