Look At Me

596 90 4
                                    

Sepeninggalnya Jimin dari kediaman keluarga Lee, suasana menjadi hening. Semua orang larut dalam fikirannya masing masing, Namjoon yang memikirkan bagaimana kondisi Seulgi saat ini. Nara yang memikirkan semua perkataan Jimin yang begitu mengusik dirinya, bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui apa yang sedang di rasakan putri sulungnya. Memang benar ucapan Namjoon, Nara terlalu terlena dengan kehadiran Yeri sehingga melupakan Seulgi.

Tuan Lee juga tampak berfikir, kenapa dirinya bisa sejahat itu dengan darah dagingnya sendiri. Cucu kandung dari putrinya, Lee Nara. Meski Seulgi selalu mereka kucilkan, tapi Seulgi tidak pernah membuat onar apalagi membuat mereka malu. Bagaimana mau malu, bahkan kolega keluarga Lee hanya tahu mereka punya satu cucu yaitu, Kim Yerim.

***

Rumah sakit ~

"Hyung bagaimana?" tanya Jimin cemas, sambil melihat monitor EKG yang ada di samping bankar Seulgi saat ini.

"Seulgi harus dapat pendonor hati Jim, kalau tidak kau pasti tahu akibat terfatal yang akan terjadi" jawab Jin sambil menepuk nepuk bahu Jimin.

Yang menjadi beban sekarang, siapa yang akan menjadi pendonor untuk Seulgi. Tidak mungkin memaksa seseorang untuk mendonorkan hatinya, atau memaksa seseorang yang masih hidup dan sehat untuk menjadi pendonor. Itu sama saja melanggar kode etik Kedokteran. Jimin dan Jin jelas sangat tahu.

Jimin tak lupa mengabari papa dan mamanya atas kejadian ini, dan segera saja kedua orang tua Jimin bergegas menuju rumah sakit untuk memberikan Jimin kekuatan. Nyonya Park tak ingin Jimin kembali seperti kemarin, terpuruk hingga melupakan kesehatannya sendiri.

***

Kediaman keluarga Lee ~

Namjoon saat ini sedang bersiap siap pergi ke rumah sakit, tanpa banyak bicara Namjoon langsung menyambar kunci mobilnya yang berada di atas meja nakas. Namjoon juga mendiami Nara, Namjoon sudah benar benar kecewa dengan keadaan keluarganya.

"Joon-a,  bolehkah aku ikut denganmu?" tanya Nara gugup.

"Untuk apa? Untuk menertawakan kelemahan anakku, begitu?" sinis Namjoon.

"Dia anakku, Joon-a"

"Siapa yang kau sebut anak? Seulgiku yang tidak pernah di anggap oleh Ibu kandungnya begitu?" lagi, Namjoon hanya mengeluarkan kalimat pedasnya. Membuat Nara hanya bisa menunduk.

"Jujur saja Nara-ya, selama ini aku merasa bersalah dengan Seulgi dan Jun Myon. Aku merasa sebagai perusak kebahagiaannya, tapi Jun Myon tidak sedikitpun marah padaku. Dia hanya berpesan untuk menjaga Seulgi dan menjamin kebahagiaanmu. Kalau aku jadi Jun Myon, ku rasa aku tidak sanggup untuk melihat istriku menikah lagi dengan pria lain. Tapi Jun Myon kuat, Dia tidak dendam atau apapun. Dia mendidik Seulgi dengan baik, kau bisa lihat perbedaan sifat Seulgi dan Yeri. Sangat bertolak belakang!" Namjoon mengutarakan isi hatinya selama ini, memang Namjoon pernah mengunjungi Jun Myon saat sebelum mereka menikah. Dia hanya minta keikhlasan dari Jun Myon selaku mantan suami dari calon istrinya.

"Maafkan aku Joon, aku ingin menebus semua kesalahanku pada Seulgi. Aku ingin merawatnya dengan baik, dan memberinya kasih sayang yang selama ini tidak di dapatkannya. Aku mohon ampuni aku Joon. Berikan aku kesempatan, aku mohon!" Nara memohon pada Namjoon agar bisa di berikan kesempatan untuk menebus semuanya.

"Berdoalah agar Seulgi di berikan kesempatan lebih lama untuk menghirup udara. Agar kau dan juga Ayah bisa menebus segala kesalahan kalian selama ini" final Namjoon.

Akhirnya Namjoon dan juga Nara bersiap pergi menuju rumah sakit, di saat yang sama juga tuan Lee sudah siap dengan pakaian rapinya.

"Aku ikut denganmu!" ucapnya singkat, sambil berjalan menuju mobil Namjoon. Sedangkan suami istri itu hanya saling menatap satu sama lain. Kaget? Jelas.

Short Story SeulMin (Seulgi Jimin)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora