Bab 4

27 9 19
                                    

Rolland menghentikan motornya di depan markasnya yang sudah hancur berantakan. Rolland mengepalkan tangannya, ia benar-benar berang melihat markas yang sudah ia dirikan sejak 2 tahun yang lalu hancur begitu saja. Tembok-tembok penuh dengan coretan piloks, meja dan kursi terbalik semua, bahkan ada yang patah kakinya dan barang-barang lainnya yang terbuat dari kaca juga keramik sudah hancur berserakan di lantai.

Rolland segera turun dari motornya kemudian berjalan dengan tergesa-gesa memasuki markasnya. Di dalam sana terlihat Dhalvin, Leon, Yugo dan Alvian sedang membersihkan serpihan kaca dan keramik yang berserakan di lantai. Kondisi di dalam ruangan sudah sedikit membaik berkat teman-temannya.

"Eh, sudah datang lo," ujar Alvian yang menyadari kedatangan Rolland, membuat temannya yang lain menghentikan aktivitasnya untuk menatap Rolland.

Dhalvin berjalan menghampiri Rolland. "Lo tenang aja, kita akan beresin semuanya kok."

"Gue nggak bisa tenang sebelum hajar Bryan," ujarnya dengan sorot mata menajam.

"Gue siap bantu lo buat hajar Bryan, jari-jari gue rasanya kaku karena kelamaan nggak hajar orang," sahut Leon seraya melakukan peregangan otot.

"Ya udah, kita serang Bryan sama-sama, tapi apa nggak sebaiknya kita beresin dulu markas kita," usul Dhalvin.

"Kelamaan Vin, gue udah nggak sabar buat habisin tuh orang." Yugo yang dari tadi diam saja kini ikut berkomentar, rasanya akan lama sekali jika harus menunggu markasnya beres.

"Kalau lo mau beresin markas, beresin aja. Gue mau ke tempat Bryan," kata Rolland yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Dhalvin.

"Ok, gue ikut kalian." Dhalvin ikut mereka pada akhirnya.

Mereka berlima berjalan keluar markas bersamaan. Menaiki motor mereka masing-masing, bersiap pergi ke tempat Bryan dan teman-temannya berada. Rolland mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, ia sudah tidak sabar untuk menghajar Bryan. Selain geram, ia juga merasa sedikit senang akhirnya ia punya mangsa buat ia habisi untuk melampiaskan rasa marahnya terhadap keluarganya. Katakanlah Rolland cowok brengsek, tapi jika saja Bryan tidak memulai, ia tidak mungkin menghabisi anak orang begitu saja.

Rolland menghentikan motornya yang kemudian diikuti oleh teman-temannya di sebuah bangunan yang sangat mewah. Iya, Rolland kini berada di depan rumah Bryan. Segera saja mereka memasuki rumah Bryan yang tidak memiliki penjagaan. Dari luar rumah, mereka berlima mendengar suara gelak tawa dari dalam, bisa dipastikan mereka sedang berpesta di sana.

"Kurang ajar," umpat Yugo. "Sepertinya mereka merayakan kemenangan karena telah berhasil menghancurkan markas kita."

"Kita harus segera masuk dan habisi mereka, kalau perlu kita hancurin rumahnya juga biar mereka tau rasa," pancing Leon.

Rolland sudah bersiap menendang pintu rumah Bryan, namun ditahan oleh Dhalvin.

"Tenang Land, lo nggak usah kepancing sama ucapannya Leon," ujar Dhalvin yang langsung mendapat lirikan sinis dari Leon.

"Ingat, D'ROYAL di bentuk bukan bertujuan untuk menghabisi nyawa orang," tegas Dhalvin, ia memang bukan pemimpin D'ROYAL tapi dalam kondisi panas seperti ini, Dhalvin biasa jadi penengah. Apalagi jika Rolland sudah terpancing emosinya seperti sekarang.

"Benar kata Dhalvin," sahut Alvian. "Lagian kerusakan pada markas kita masih bisa diperbaiki."

Rolland tidak menggubris ucapan Dhalvin dan Alvian. Memang kerusakannya tidak terlalu parah, tapi markas itu sudah seperti rumah baginya. Bangunan minimalis yang sangat nyaman menurut Rolland, bahkan Rolland lebih sering tidur di sana daripada di rumahnya sendiri sejak 2 tahun yang lalu.

Never Be The SameWhere stories live. Discover now