Bab 1

48 14 28
                                    

Elora membuka matanya perlahan, menatap sekeliling selagi mengurut keningnya yang terasa pusing. Ia tau, sekarang ia tidak sedang berada di kamarnya, melainkan di kamar sahabatnya yang bernuansa putih gading.

Elora berusaha mengingat kembali bagaimana ia bisa berada di sini. Semalam, sewaktu ia pulang ke rumah, Elora mendapati kedua orang tuanya yang tengah bertengkar. Elora yang sudah muak memilih pergi kembali meninggalkan kediamannya untuk pergi ke sebuah bar. Saat ia mabuk berat, ada seseorang yang menariknya keluar dari club. Iya, Elora ingat jika orang itu adalah Albert, sahabatnya. Albert pasti orang yang telah membawanya ke sini, karena hanya Albert lah yang mengerti perasaannya. Albert tidak mungkin membawanya pulang ke rumah yang memuakkan itu, Albert tau kalau Elora butuh waktu untuk menenangkan dirinya.

"Sudah bangun?"

Elora menatap Albert yang berjalan mendekatinya.

"Seperti yang lo lihat," kata Elora selagi menarik tangan Albert untuk duduk di sampingnya.

"Sekarang lo mandi dulu," perintah Albert.

"Gue tunggu di bawah, kita sarapan bareng," lanjutnya, mengecup kening Elora sekilas sebelum akhirnya keluar dari kamar lagi.

Elora tersenyum menatap kepergian Albert. Memang sudah biasa Albert mencium keningnya ataupun hanya sekedar mengecup pipinya, jadi Elora tidak terlalu mengambil pusing soal itu. Karena menurut Elora, hal itu memang wajar saja dilakukan oleh seorang sahabat. Pelukan ataupun ciuman singkat itu memang hal yang wajar dilakukan sahabat sebagai bentuk kasih sayang, benarkan?

Elora turun dari ranjang, menatap bingkai foto yang berada di atas meja belajar Albert. Di sana terlihat seorang gadis kecil berkuncir dua dengan poni depan yang terlihat menggemaskan tengah mengerucutkan bibirnya kesal seraya melirik sinis ke arah cowok yang berada di sampingnya. Sedangkan cowok tersebut terlihat tersenyum senang ke arah kamera selagi menarik salah satu kunciran si gadis tersebut. Elora mengusap foto itu yang mana adalah potretnya bersama Albert sewaktu kecil.

Setelah puas, Elora kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi. Ia tidak mau membuat Albert menunggunya terlalu lama.

Elora keluar dari kamar mandi setelah lima menit berlalu dengan hanya memakai handuk yang ia lilitkan di tubuhnya, yang hanya menutupi setengah pahanya hingga sebatas dada. Ia dengan santainya berjalan menuju lemari pakaian Albert untuk memilih baju yang akan ia kenakakan. Elora sudah biasa dengan hal ini, jadi ia tidak merasa sungkan sama sekali. Karena bagi Elora, apapun yang dimiliki Albert itu adalah miliknya juga, begitupun sebaliknya. Termasuk kamar ini, Elora merasa berada di kamarnya sendiri. Albert tidak pernah merasa keberatan saat Elora melakukan apapun pada barang-barangnya. Albert memang selalu memanjakan sahabatnya itu sejak kecil.

Elora memilih kaos bergaris hitam putih yang tampak kebesaran di tubuhnya. Merapikan rambutnya sejenak, sebelum turun ke bawah untuk sarapan bersama Albert yang sudah menunggunya di bawah.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Never Be The SameWhere stories live. Discover now