23. Terima Kasih Sudah Meminta Pertolonganku

Start from the beginning
                                    

Pakaian warna cokelat muda berada di tangan kanan, pakaian warna biru tua di tangan kiri. Mingyu menimbang sejenak. Membayangkan bagaimana cantiknya sosok Xu Minghao saat mengenakan salah satu dari pakaian tersebut. Cantik. Sangat cantik. Saking cantiknya, Mingyu jadi tersenyum sendiri saat membayangkan wajah cantik sang kekasih. Akan tetapi, kembali lagi, ia harus memilih salah satu diantara keduanya.

Kalau tidak salah ingat, Hao sudah cukup banyak memiliki pakaian yang berwarna biru tua. Mulai dari kaus, kemeja, hingga gaun. Berkatnya, keputusan telah dibuat. Mingyu mengembalikan pakaian berwarna biru tua dan membawa pakaian berwarna cokelat muda ke bagian kasir.

Saat berada di depan bagian kasir, mata Mingyu terus melalang buana ke segala penjuru butik. Ada banyak pakaian berbagai tema di sini. Juga beberapa aksesoris berupa perhiasan, topi, juga kacamata. Secara iseng Mingyu menghampiri jejeran kacamata. Coba memakai salah satunya, bercermin. Terkagum melihat diri sendiri. Dirinya memang selalu tampan mengenakan apa pun. Setelahnya, Mingyu jadi tertawa sendiri. Kembali mendatangi kasir usai mengembalikan kacamata ke tempat asal. Meskipun matanya masih saja menelusuri sekitar.

Dan, aktivitas tersebut berhenti begitu menemukan satu objek yang jauh lebih menarik. Mingyu masih ingat persis. Mingyu masih sangat hafal. Di sana, atau yang lebih tepatnya di depan sebuah maneken cantik, ada seorang gadis misterius yang sempat dilihatnya sewaktu mendatangi kampus Jisoo untuk pertama kali. Gadis yang berkata bahwa Seokmin dan Jisoo dalam keadaan bahaya jika Jun dibiarkan masuk di antara keduanya.

Kesempatan emas. Mingyu harus mencari tahu maksud dari kalimat misterius yang gadis itu ucapkan. Ia yakin kalimat tersebut akan memberi dampak, entah itu positif atau negatif, terhadap Seokmin dan Jisoo ke depannya. Tidak terkecuali Hao, karena gadis itu pun mulai secara rutin berkomunikasi dengan Jun demi melancarkan aksi.

Bukan berarti Mingyu merasa cemburu. Cemburu karena gadisnya berinteraksi dengan pemuda lain adalah hal yang wajar. Sehingga Mingyu sama sekali tidak mempermasalahkan ini. Akan tetapi, interaksi Hao dan Jun benar-benar tidak bisa dikatakan wajar. Akrab, demi memuluskan rencana jahat. Mingyu sungguh tidak bisa diam untuk fakta yang satu ini.

"Tunggu," tegur Mingyu. Berhasil mencegat kepergiannya dengan menahan pergelangan tangan. Melihat gadis itu nampak panik, Mingyu berusaha menenangkan dengan menjelaskan maksud dari kedatangannya. "Tolong beritahu aku semua tentang Jun. Ini menyangkut Jisoo, Seokmin, dan juga kekasihku. Aku tidak mungkin membiarkan mereka semua dalam keadaan bahaya. Terutama Hao. Dia sudah terlalu dekat dengan Jun. Tapi aku juga tidak memiliki bukti kuat untuk melarangnya."

Bersambut. Gadis itu akhirnya luluh. Dengan perasaan lega luar biasa, Mingyu mengajak gadis itu ke salah satu kafe. Agar diskusi dadakan mereka dapat berlangsung tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman.

Gadis itu memulai kisahnya. "Namaku Wonwoo. Aku juga mantan kekasih Jun, sama seperti Jisoo. Namun bedanya, jika Jun dan Jisoo putus karena Jun ketahuan selingkuh, Jun dan aku putus karena Jun masih sangat menyukai Jisoo. Aku tahu aku bodoh. Aku memaafkan Jun begitu saja, padahal aku sudah terlalu banyak dibohongi. Jun mengaku padaku tidak memiliki siapa pun. Tapi nyatanya dia sudah menjalin hubungan dengan Jisoo. Jadi tanpa sadar aku telah menjadi selingkuhannya. Jun itu terlalu terobsesi dengan Jisoo. Dia akan melakukan apa pun demi mendapatkan apa yang dia inginkan."

"Jadi kami dibohongi?"

Kening Wonwoo mengerut. "Jun bilang apa pada kalian?"

"Mereka putus karena Jisoo salah paham."

Wonwoo tergelak menahan tawa. Tidak heran, namun tidak habis pikir. Semua orang telah berhasil Jun kelabui. "Tidak. Mereka putus karena Jun selingkuh. Tapi... Boleh aku tanya sesuatu? Kenapa kalian ingin memisahkan Seokmin dan Jisoo?"

Terdengar helaan napas setelahnya. Bahkan Mingyu tersandar. Rasanya tidak sanggup menjawab. "Bukan aku. Tapi Hao. Dia terlalu banyak memiliki pikiran negatif sampai semua orang dicurigai. Dan sekarang yang sangat dia curigai adalah Jisoo."

"Semua orang dicurigai? Tapi ... Kenapa dia mau percaya begitu saja dengan ucapan Jun?"

Mingyu menggelengkan kepala. Membantah kesimpulan yang Wonwoo ambil. Ia tahu persis bagaimana cara pikir Hao. "Sebenarnya Hao sama sekali tidak percaya dengan ucapan Jun. Tapi demi memisahkan Seokmin dan Jisoo, dia tidak punya cara lain selain mencoba percaya."

"Apa Hao juga sering merasa banyak curiga kepada kamu dan Seokmin?" Wonwoo semakin penasaran dibuatnya.

Dan kali ini, Mingyu menganggukan kepala. Menyuruput kopinya yang telah mendingin. "Persahabatan kami selalu dibumbui kecurigaan."

"Apa ada alasannya? Maaf kalau aku terlalu banyak bertanya. Kalau kamu keberatan menjawab, aku bisa sangat mengerti."

Mingyu terdiam cukup lama. Memutar ulang semua kejadian beberapa tahun lalu, saat mereka masih berada di bangku SMA. Tidak hanya sebatas visual. Bahkan suara menyeramkan seperti tangisan, makian, sumpah serapah, dan jerit kesakitan masih terekam jelas dalam ingatannya.

Mingyu merintih kecil sebelum mulai berkisah. "Aku sangat yakin bahwa ini semua dampak dari trauma Hao semasa SMA. Karena dia murid pindahan dari negara lain dan tidak terlalu fasih berbahasa Korea, semua orang mengucilkannya. Untuk pertama kalinya Seokmin membantu Hao saat di-bully dekat tempat parkir sepeda. Jadi aku ikut membantu. Aku dan Seokmin memang sepaket sejak kelas 1 SMA."

Wonwoo menimbang sejenak. Ragu-ragu hendak menyampaikan pendapatnya sebagai mahasiswi kedokteran. "Sebenarnya tidak baik mendiagnosa seseorang tanpa melakukan pemeriksaan sebelumnya. Tapi dari penjelasanmu tadi, semuanya menuju ke ciri-ciri dari seorang menderita Paranoid Personality Disorder. Semoga di lain waktu kami bisa bertemu dan membicarakan banyak hal."

tirameashu, 25 November 2020

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

tirameashu, 25 November 2020

Drama Only (✓)Where stories live. Discover now