Cerita Jaka dan Yanto

3.8K 162 0
                                    

Beberapa hidangan sudah tersedia dia tas meja makan ketika Jaka dan Yanto turun ke lantai bawah.

"Gimana Jak nyenyak tidurmu semalam ?" sapa Pak Sholeh yang sudah duduk di atas kursi meja makan.

"Iya Man, lumayan nyenyak" ucap Jaka sambil melirik Yanto.

"Kamu gimana Le,? " tanya Pak Sholeh kemudian pada Yanto

Yanto tersenyum sambil mengangguk,

"Nyenyak apanya orang semalam ketakutan " seloroh Ratih.

Pak Sholeh mendongak tak mengerti

"Gara-gara Bapak tuh dia jadi ketakutan sampe Ratih di kira hantu hhhahha "tawa Ratih mengejek

"Lho emang kenapa ?" Pak Sholeh masih tak mengerti

"Ya, Bapak semalam kan meronta sakit , dia takut sama suara Bapak kali heheheh..."

Mendengar cerita Ratih yang seakan mengejeknya, Yanto hanya cengar cengir malu.

"Oalah, iya nih Bapak kalo sakit kepala gak nahan, sakit banget sampe gak sadar apa yang Bapak lakukan "

"Emang sampean sakit apa Man ?" tanya Jaka penasaran

"Ya cuma sakit kepala, cuma kalo kumat kayak di tusuk ribuan paku "

"Emange sampean gak ke dokter ta ? Biar bisa di deteksi penyakitnya dan segera di kasih pengobatanya "

"Wong sakit kepala aja kok ke dokter"

"Ya jaga-jaga aja man, mumpung belom terlambat "

"Wes rapopo , buktinya sekarang juga udah gak apa-apa daripada kedokter trus tau kenyataan yang menyakitkan, paman mlah kepikiran dan gak bisa menikmati hidup "

Jaka terdiam mendengar penjelasan Pamannya dan hanya manggut-manggut saja tanda ia mengerti dan memahami akan ketakutan terburuk yang akan terjadi jika mungkin dokter mendiaknosa sakit yang parah. Pasti itu memang akan menjadi beban sehingga hidup akan selalu di bayangi oleh ketakutan akan kematian.

"Bibi, kemana Lho man ?" tanya Jaka sesaat setelah menyadari tak melihat batang hidung bibinya.

"Bibimu udah kepasar duluan, bentar lagi Paman juga mau nyusulinnya. Wes kamu ndang sarapan "

"Iya man, ntar sampaikan aja ke bibi kalau Jaka gak sempat pamit pas pulang "

"Iya , wes ya ta tinggal ke pasar dulu soale biasanya jam segini rame-ramenya"

"Iya man, ati-ati ".

Selesai sarapan Jaka dan Yanto pun bersiap pamit untuk melanjutkan perjalanannya untuk pulang.

"Mbak , Jaka pamit pulang dulu ya ?"

" Lho kok buru-buru , gak nunggu Bapak sama Ibu pulang dari pasar aja ta ?"

" Engak mbak tadi juga udah pamit sama Paman, ntar nitip salam aja sama Bibi "

" Yaudah habisin dulu kopinya "

" Gelasnya bocor mbak, kopinya udah habis hehhe " sahut Yanto

" Yaudah mbak kalo gitu Jaka pamit sekarang ya "

"Iya Jak, hati-hati ".

  Sepanjang perjalanan pulang pikiran  Jaka terus melamun memikirkan kejadian yang di alaminya di rumah Pamannya, sampai ia tak nyambung ketika Yanto mengajaknya bicara.

"Wow, Jak belok kiri " teriak Yanto panik ketika Jaka melajukan motornya lurus kedepan mendekati  masuk ke arah jalan Tol.

"Eh... iya ! "

Santet Pring SedapurOnde histórias criam vida. Descubra agora