Mencari misteri gagang pintu

1.9K 102 0
                                    

Setelah saling berdebat akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk melihat bersama ke kamar Nina sekaligus mengecek kondisi situasi di rumah tersebut, karna bagaimanapun juga mereka semua juga takut kalau saja ada orang jahat atau orang asing yang masuk kedalam rumah.

Adi dan Ratih beberapa kali saling dorong untuk berjalan di depan sampai akhirnya Ratih mengalah dengan Kakaknya dan berjalan paling depan di ikuti Adi dan Nana di belakangnya. Ratih berjalan perlahan atau setengah jingkak agar tidak memicu suara berisik dari langkah kakinya. Tujuanya supaya andai saja beneran ada orang jahat mereka tidak langsung ketauan dan bisa mengintip pergerakan orang tersebut lalu menangkapnya.

Sambil berjalan mereka semua terus menoleh kekiri dan kekanan selama menuju perjalanan ke kamar Nina. Meskipun jarak kamar Nina dan kamar orang tuanya hanya beberapa meter saja tapi mereka merasa seakan perjalanan itu sangat lama. Mungkin karna mereka bertiga berjalan perlahan dan sangat waspada dengan kondisi disekitarnya.

Nana yang sudah ketakutan sedari tadi terus mencengkeram erat lengan baju Adi , begitu pula Adi yang ikut mencengkeram lengan baju Ratih. Beberapa kali Ratih menyibakkan lengannya karna merasa risih di pegang lengan bajunya oleh kakaknya.

Begitu sampai di depan pintu kamar Nina, Ratih mulai mengetuk pintu beberapa kali yang tidak ada jawaban apapun dari balik pintu itu.

TOK...TOK..TOK...!!

Ratih kembali mengulanginya sampai beberapa kali namun tidak ada jawaban juga dari pemilik kamar tersebut .

TOK...TOK...TOK...!!

"Udah buka aja "
Seloroh Adi yang sudah tidak sabar

"Emang gak di kunci ?"
Tanya Ratih membalikkan badannya kearah Nana dan Adi yang ada di belakangnya.

"Coba aja "
Sahut Nana sedikit gemetar

"Ah, kelamaan"
Adi maju kedepan menyibak tubuh Ratih yang menutupi gagang pintu kamar Nina.

Kkrrreeeeeekk...

Pintu mulai terbuka dan.....

"Aaaaaaaahhhhhhhh.........!!!"

Mereka bertiga langsung berteriak histeris.

Sesosok perempuan bergaun putih berdiri dengan rambut yang awut-awutan di balik pintu kamar yang baru saja Adi buka. Wajahnya terlihat samar karna  kondisi lampu kamar yang dimatikan. Perempuan itu berjalan mendekat kearah mereka sambil berkata lirih

"Apaan sih ?"

Dengus Nina kesal sembari menekan tombol lampu kamarnya yang ada di samping pintu kamar.

Setelah lampu kamar dinyalakan barulah mereka bisa melihat dengan jelas sosok yang berada di balik pintu tersebut.

"Sialan kamu ngagetin aja"

Bentak Adi kesal sambil mengelus elus dadanya yang serasa kena serangan jantung.

"Orang aku mau bukain pintu kok malah teriak"
Dengus Nina membela diri

"Wew, paling tidak tadi kamu jawab dulu ketukan pintunya"
Seloroh Ratih ikut kesal

"Ngantuk males ngomong, lagian pada ngapain sih disini ?"

"Mau mastiin kamu tadi ngapain aja ?"
Ratih membalas pertanyaan Nina

Gadis itu mengaruk-garuk kepalanya sambil mengingat apa saja yang dia lakukan hari ini.

"Emmm...tadi siang aku sekolah trus hbis pulang sekolah mampir main kerumah temenku sebentar terus..."

"Udah-udah, maksudnya malam ini km ngapain aja dan tidur jam brp ?"

Nana memutus cerita Nina yang menurutnya terlalu panjang, sedangkan yang dia butuhkan adalah intinya barusan siapa yang ketuk-ketuk pintu dan bermain gagang pintu kamarnya.

"Dari jam 8 aku udah tidur , mau ngapain lagi coba?"

Seketika Nana langsung merangkul lengan Ratih

"Tuh kan kak , siapa coba tadi yang ketuk-ketuk pintu dan mainin gagang pintu kamar aku "

"Serius kamu dari tadi tidur ?"
Tanya Ratih meyakinkan

"Ya iya lah , bangun juga gegara kalian ketuk pintu kamarku"

Ratih, Nana dan Adi saling menatap satu sama lain dengan raut muka penuh tanda tanya.
Mereka terdiam beberapa saat sampai suara di belakang mengerakkan mereka .

Sinta berjalan tergopoh-gopoh dengan muka setengah mengantuk menghampiri mereka yang sesaat membisu.

"Ada apa teriak-teriak ?" Tanya Sinta panik

"Gak ada apa-apa kok bu, cuma tadi ada tikus aja" jawab Adi berbohong supaya ibunya tidak cemas

"Iya gpp kok bu ,aman"
Sahut Ratih

"Terus ngapain tadi teriak-teriak ?"
Tanya sinta lagi

"Iya tikusnya loncat jadi kita kaget "
Adi kembali berbohong

"Bohong bu, mereka kag...!"
Ratih langsung menyumbat mulut Nina ketika ia hendak berkata jujur

Mata Sinta melirik anak-anaknya dengan penuh tanda tanya

"Ibu kembali tidur aja biar kita urus tikusnya"
Adi mendorong ibunya perlahan menuju arah kamar belakang tempat Pak Sholeh istirahat. Sinta pun dengan terpaksa menurut kembali ke kamar menemani suaminya.

HUFFH...

Mereka menghela nafas ketika dilihat ibunya menurut kembali menemani Bapaknya di kamar belakang.

"Sebenernya ada apa sih ?" Tanya Nina melepas tangan Ratih yang menyumpel mulutnya dengan kesal

"Udah kamu tidur aja sono"
Ratih mendorong Nina kembali masuk kedalam kamarnya.

"Udah banguni tengah malam sekarang suruh tidur lagi, gak jelas banget sih kalian"

BRAAAAKK....!
Nina menutup pintunya dengan kesal

Kini hanya ada mereka bertiga yang ada di ruangan itu. Setelah berdiskusi beberapa saat akhirnya mereka kembali meneruskan pencarian mereka mulai dari kamar Nana, bawah tangga sampai keteras depan,  namun mereka tak menemukan apapun .

Merekapun mulai meneruskan pencarian mereka sampai di lantai atas dan sama sekali tidak menemukan apapun. Sampai akhirnya Adi memutuskan menyerah dan berniat istirahat saja, namun ketika ia hendak menuruni anak tangga sepintas dia melihat sekelebat bayangan hitam.

Dadanya mulai berdengub kencang, kakinya pun mulai gemetaran hingga membuatnya sulit mengerakkan kakinya. Keringat dingin mulai membasahi keningnya tak kalah ia merasakan seakan ada hembusan angin di tekuk lehernya. Bulu roma nya pun sontak berdiri namun ia masih sulit menggerakkan tubuhnya, bahkan untuk sekedar berteriak pun ia tak bisa.

Disisi lain Nana dan Ratih yang tak menyadari kalau Adi tertinggal di toilet belakang lantai 2 pun terus melakukan pencariannya masuk ke dalam kamar-kamar yang ada di lantai 2.

Memang bisa di bilang rumah Pak Sholeh terbilang cukup besar di bandingkan rumah-rumah milik tetangganya. Rumah 2 lantai itu memiliki 3 kamar  tidur milik Ratih,  Nina dan kamar tamu . Tapi semenjak Adi kakaknya pindah keluar kota kamar milik Adi di tempati Nina. Di lantai atas juga di lengkapi 1 kamar mandi , dapur mini,gudang, ruang santai dan  satu ruang karaoke untuk keluarga itu menghibur diri .

Sedangkan di lantai bawah terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar belakang milik Sinta dan Pak Sholeh , 1 kamar depan milik Nana dan 1 lagi kamar Adi yang kini di tempati oleh Nina. Jadi Ratih sendiri yang menempati lantai atas jika tidak ada tamu atau keponakanya berkunjung ke rumah.

"Kak Adi mana ?"

Ratih menoleh ke belakang di susul oleh Nana yang mengikutinya menoleh.
Mereka baru sadar kalau Adi menghilang setelah mereka selesai mengecek kamar terakhir di lantai 2 tersebut.










Santet Pring SedapurWhere stories live. Discover now