Diganggu Makhluk Seram

1.9K 95 4
                                    

KRIIIING...KRIIIIINGG.....!!!

Tiba-tiba dering ponsel Adi berbunyi nyaring, membuat tangan pucat yang hampir menyentuh kakinya itu mendadak menghilang. Seketika Adi mulai bisa menggerakkan kakinya. Ia mundur beberapa langkah sambil menghela nafas lega.

Adi merogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponsel dari dalam saku. Dengan segera ia mengeser logo hijau di layar ponselnya.

"Halo, mah " jawab Adi dengan suara sedikit tercekat.

"Papa kok gak pulang- pulang ?" Tanya istrinya di ujung telpon

Papa habis nolongin orang mau melahirkan, ini sudah mau pulang kok"
ucap Adi dengan sesekali melirik kearah bawah kolong mobilnya.

"Yaudah Pah, kalau pulang hati-hati soalnya perasaan mama gak enak " jawab istrinya cemas.

"Iya mah, doain Papa aja" jawab Adi di akhir telponnya.

Usai menutup telpon Adi kembali mengambil kembali selang air yang tadi ia jatuhnya, dengan segera ia cepat-cepat menyiramkan air kedalam mobilnya dengan jarak agak jauh dari mobilnya karena dia takut tangan pucat  itu kembali muncul dari bawah kolong mobilnya.

Setelah dirasa sudah cukup bersih, Adi kembali meletakkan selang air tersebut pada tempatnya. Sejenak ia menatap mushollah yang kosong dengan berdoa di dalam hati.

"Ya allah, aku mohon lindungilah aku dari setan-setan itu"

*****

Sepanjang jalan rasanya hati Adi begitu gelisah, ia sangat takut akan hal-hal buruk yang akan terjadi.
Sepanjang matanya memandang, Adi selalu gemetaran membayangkan ucapan Pria musafir dan peringatan Dukun pijat anaknya. Di tambah lagi kejadian demi kejadian yang menimpa keluarganya membuatnya merasa takut .

Malam kian larut , jalanan sudah nampak sepi dan hanya ada beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang, suara jangkrik di luaran sana menambah kesan suram di perjalanannya pulang.

Hampir tiga puluh menit  berlalu, mobil Adi terus menyusuri jalanan yang sepi untuk menuju kediamannya.
Empat belas menit lagi mungkin dia akan sampai di rumahnya.
Ia melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

Kendaraan Adi membelah jalanan yang sepi, ia berjalan pelan ketika mendekati persimpangan jalan. Setelah melewati persimpangan, jalanan yang Adi lewati tergenang air dan terlihat licin. Mungkin habis turun hujan di tempat itu.

Adi membuka jendela kaca mobilnya, ia berencana untuk menghisap satu batang rokok untuk sedikit menghangatkan tubuhnya karna memang cuaca malam ini terasa begitu dingin dan mencekam.  Selain itu mungkin dengan menghisap rokok ia bisa sedikit menenangkan pikiran dan ketakutannya.

Perlahan ia menekan tombol di samping kanan pintu mobilnya untuk membuka jendela kaca mobil. Tangan Adi melai meraba-raba di sekitar area dasbor mobilnya untuk mencari sebungkus rokok yang ia taruh sebelumnya di atas dasbor mobil.

"Astagfirullah...!!" Adi menghempaskan tangannya begitu keras hingga mengenai bangku di sampingnya.

Ckiiiiiittttt !!!!

Secara reflek dia menginjak Rem, hingga membuatnya terjungkal dan kepalanya membentur stir mobilnya.

"Aoooo..."ia mendengus sakit memegangi keningnya yang terasa nyeri.

Wush!

Sekelebat bayangan seakan melintas, Adi beristigfar dengan mengelus dada.

Semoga hanya perasaanku..! ” Adi mengibaskan tangan menghalau rasa ketakutannya.

Santet Pring Sedapurحيث تعيش القصص. اكتشف الآن