Perjalanan ke Ponorogo

1.4K 78 3
                                    

Sinta langsung menelepon Paklik.

Tut!

Tut!

Tut!

Tersambung tapi tidak diangkat. Kemana Paklik kenapa tidak mengangkat telepon.

Tut!

Tut!

Tut!

"Halo..?" Sebuah suara serak terdengar disana

"Assalamuallaikum, Paklik ini Sinta!"

"Wa allaikum salam, Sinta siapa ya ?"

"Sinta anaknya Pak Usman "

"Oalah, iya nduk ada apa ?"

"Paklik saya butuh bantuan sampean"

"Apa yang bisa Paklik bantu nduk"

"Keluarga saya sedang mengalami musibah"

"Lho, musibah apa toh nduk "

"Ibu beberapa hari lalu meninggal dunia dan sekarang anak saya sedang sekarat di rumah sakit"

"Ya allah nduk, seng sabar ya "

Sinta mulai menangis mengingat kematian ibunya yang tiba-tiba serta musibah yang menimpa Adi.

Tiba-tiba saja ia di kejutkan oleh ambruknya tubuh Bella setelah Dokter keluar memberitahukan kondisi Adi .

Bella yang sedari tadi diam ,tubuhnya mulai lemas seperti tak ada tulang. Pandangannya mengabur dan tiba-tiba gelap.

Saat terbangun dia sudah berada di ruangan rawat rumah sakit. Tangannya diinfus, serta ada Sinta dan Ratih serta kedua orang tua Bella juga  semua berada di sini.

"Aku kenapa diinfus, Bu?"

"Tubuhmu lemas dan kurang cairan," ucap Sinta.

"Mas Adi gimana Bu?" tanyanya dengan air mata berlinang.

Mereka semua tertunduk , tidak ada yang berani menjawab.

"Kenapa kalian diam, aku mau lihat Mas Adi" teriak Bella berusaha melepaskan infus yang ada di tangannya.

Segenap keluarga berusaha untuk menenangkan Bella yang terus berontak untuk menemui suaminya.
Sampai akhirnya Sinta memeluk tubuh Bella dengan air mata yang bercucuran.

"Kamu yang tenang ya Bel, Adi hanya koma dia pasti bisa bertahan "  terang Sinta

"Bu, aku mau lihat mas Adi ."

"Kondisimu lemas. Tidak usah, lagipula dokter juga melarang kita masuk ke ruang ICU!" tegas Sinta

"Tapi, bu..."

"Tidak ada tapi-tapian. Besok Ibu dan Ratih akan pergi ke Ponorogo mencari obat buat Adi, sekarang kamu istirahat aja dulu dan pulihkan kondisimu supaya besok bisa menjaga suamimu"

"Iya bu..," jawab Bella lirih

"Maaf ya, Pak Bu saya titip Bella dan Adi untuk sementara" Ucap Sinta pada kedua besannya.

Ibu dan Bapaknya Bella tadi datang membawa bubur ayam untuk mereka makan. Tapi mereka tak napsu makan saat ini. Apalagi Ibunya Bella membelikan usus ayam dan menaruhnya di mangkok bubur masing-masing, membuat Ratih semakin tidak nafsu makan. Mereka juga membawa beberapa camilan.

"Mau biskuit sama susu aja, Bu .soalnya Ratih gak terlalu suka bubur apalagi usus ayam hehehe" ucap Ratih sedikit tidak enak dengan orang tua kakak iparnya.

Santet Pring SedapurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang