treinta y dos

85 15 1
                                    

Syarlav POV

Di tahun pertama tinggal di negara asing, tentu bukan hal yg mudah. Mulai dari bahasa yg kurang lancar, walaupun sudah kursus tetapi itu hanya dalam waktu yg singkat.

Gua mengambil fakultas kedokteran di Ruprecht Karls Universitāt Heidelberg, Universitas tertua di Jerman yg didirikan pada tahun 1386.

Mungkin bagi kebanyakan orang mendapat beasiswa untuk bersekolah di luar negeri itu hal yg mengaggumkan. Mungkin begitu, banyak hal baru yg dapat gua pelajari di sini.

Namun di sisi lain, gua merasa hidup gua datar-datar saja. Gua belum terbiasa dengan kebudayaan dan tradisi-tradisi yg baru.

Syarlav POV end

Author POV

3 tahun kemudian.
Syarlav sudah lulus kuliah dan saat ini gua telah bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit yg terdapat di Heidelberg. Saat itu Syarlav sedang berada di Berlin.

"Entschuldigen sie bitte Wo finde ich hier eine Bäckerei?" (Permisi, dimana saya dapat menemukan toko roti di sekitar sini?) Tanya Syarlav ke salah satu pria yg sedang menunggu di halte bis.

"Sie können geradeaus bis zur Kreuzung fahren und dann rechts abbiegen. Neben dem Bekleidungsgeschäft befindet sich eine Bäckerei" (Anda bisa langsung ke persimpangan dan kemudian belok kanan. Ada toko roti di sebelah toko pakaian) ujar pria tersebut.

"dankeschön" (Terima kasih banyak) ujar Syaralv ramah sambil tersenyum. "Bitte!" (Sama-sama) jawab pria tersebut. Lalu Syarlav langsung meninggalkan halte bis tersebut menuju toko roti mengukuti arahan dari pria tadi.

Saat Syarlav pergi, Rian pun membalikan badannya setelah selesai menelfon. "Seperti suara Syarlav," batin Rian saat menelfon tadi.

"Wer ist die Frau?" (Siapa wanita itu?) Tanya Rian kepada pria yg ditanya Syarlav tadi, ternyata pria itu merupakan teman Rian. "Ich weiß nicht, sie hat nur gefragt, wo die Bäckerei ist" (Saya tidak tahu, Dia hanya bertanya dimana toko roti itu) jawab temannya Rian.

*****

Author POV
"Ich werde heiße Schokolade bestellen" (saya pesan satu coklat panas) ujar Syarlav kepada Alarice, seorang barista yg sudah dekat dengan Syarlav.

"Hallo lange nicht gesehen" (halo lama tak bertemu) ujar Alarice.
"In letzter Zeit bin ich immer beschäftigt" (aku sibuk belakangan ini) respon Syarlav.

"Ich kann verstehen, Doktor" (aku bisa mengerti Bu Dokter) ujar Alarice sambil terkekeh, Syarlav pun ikutan terkekeh. Alarice memberikan coklat panas pesanan Syarlav.

"Danke" (terima kasih) ujar Syarlav sambil memberikan uang tunai untuk membayar pesanannya.
"Kein problem!" (No problem!) Balas Alarice, lalu Syarlav pergi meninggalkan Cafe tersebut.

Syarlav tak sadar sedaritadi Ia diperhatikan oleh sepasang mata. Sepasang mata milik pria blaster Jerman-Indo, yaitu Rian.

Rian yg sedari tadi sudah tak fokus mendengarkan rekan kerjanya sedang menjelaskan materi akhirnya membuka suara, "warte eine Minute" (tunggu sebentar) ujar Rian kepada partner kerjanya lalu berjalan mendekati barista yg tak lain adalah Alarice.

"Wie hieß die Frau, die gerade heiße Schokolade bestellt hatte?" (Siapa nama wanita yg baru saja memesan cokelat panas?) Tanya Rian kepada Alarice.
"Wer bist du?" (Anda siapa?) Tanya Alarice balik.

Bukannya menjawab pertanyaan wanita tersebut, Rian malah bertanya kembali, "Ob die Frau Syarlav nannte?" (Apakah wanita itu bernama Syarlav?).

"Je, sie komme aus Indonesien" (ya, Dia berasal dari Indonesia) jawab Alarice.
"Wo wohnt sie?" (Dimana tinggalnya?) Tanya Rian.
"Ich weiß nicht" (aku tidak tahu) jawab Alarice.

"Wohin geht sie dann?" (Lalu kemana Dia pergi?)
"Vielleicht ins Krankenhaus" (mungkin ke rumah sakit)
"Ist sie krank?" (Apakah Dia sakit?) Tanya Rian lagi.
"Sie ist ein Arzt. Wer bist du?" (Dia adalah seorang dokter, memangnya anda siapa?).

Rian tak menjawab pertanyaan dari Alarice dan berlari keluar Cafe untuk mengejar Syarlav.

Just About Me and Him [COMPLETE]Where stories live. Discover now