vingt trois

72 21 3
                                    

Syarlav POV

"Mau ngapain kita ke sini?" Tanya gua yg penuh keheranan saat tiba di gedung tinggi. Gedung itu mungkin sekitar 23 lantai. Bukannya menjawab pertanyaan gua, Raka malah menarik gua untuk menaik sebuah tangga yg terlihat memiliki bank tangga. Tangga tersebut berada di luar gedung yg mengarahkan ke rooftop.

"Teriak kalo lu udah ga kuat, lu bisa lampiasin semuanya di sini sekarang" ujarnya yg membuat gua semakin heran. "AAAAA!!!" Teriak Raka.
"AAAAAAAA!" Gua pun teriak mengikuti Raka. Raka pun tersenyum dan gua membalas senyumannya.

Dia mengajak gua duduk di rooftop tersebut dan dia memasangkan earphone ke telinga kiri gua. Sebelahnya lagi Ia pasangkan di telinga kanannya.

Dia membuka HPnya untuk menyalakan lagu dan terdengarlah alunan musik.

Kau dulu pernah bilang kepada diriku
Untuk memulai cinta ini
Tetapi setelah kita jalani
Aku merasa tertipu
Ucapan mu manis di bibir saja
Buat ku luluh jadinya
Semua cinta yg kamu berikan
Ternyata hanya settingan
Aku bukan boneka mu
Bisa kau suruh-suruh
Dengan seenak maumu

Saat gua mendengar lagunya gua pun tertawa, "hahaha jadi ini lagu kesukaan seorang Raka Arnanda?" Tanya gua sambil tertawa terbahak-bahak.
"Eh salah server," ucapnya dengan muka yg terlihat agak panik bercampur malu sambil tersenyum dengan wajah yg merona.

Setelah Dia mengganti lagunya pun terdengar alunan lagu dari Lewis Capaldi-Someone You Loved.
...
Now, I need somebody to know
Somebody to heal
Somebody to have
Just to know how it feels
It's easy to say but it's never the same
...

Gua mendengarkan lagu tersebut sambil menyandarkan kepala gua ke bahu Raka, entah setan darimana yg membisikan gua untuk melakukan hal itu. Gua dan Raka melihat indahnya pemandang malam kota Jakarta dari rooftop gedung.

"Gua selalu suka malam," ujar gua
"Kenapa?" Tanya Raka tanpa menoleh ke gua.
"Karena malam selalu sederhana. Melihat gelapnya langit malam yg hanya diterangi bulan dan bintang selalu membuat seseorang yg melihatnya nyaman. Gua juga suka sama bulan,"

"Gua selalu bercerita sama bulan di setiap malam. Saat gua melihat langit, gua merasa selalu diperhatikan sama bulan dan gua pun tersenyum saat bulan muncul di langit malam, rasanya seperti hangat tetapi tetap menyejukan. Bulan selalu menjadi saksi bisu di setiap malam, hanya bulan yang mengetahui apakah hari-hari gua menyenangkan atau menyedihkan dan hanya bulan juga yg tau seberapa berat rindu gua dengannya. Gua selalu berharap semoga bulan dapat menyampaikan rindu yg tak terobati ini," lanjut gua bercerita panjang.

"Kita sama-sama lebih suka malam," hanya itu yg Raka katakan.
"Iya, gua kira awalnya gua benar-benar bertolak belakang sama sifat lu. Tapi saat lebih dekat ternyata banyak juga kesamaannya," ujar gua.
Raka hanya membalsnya dengan senyuman sambil mengusap kepala gua layaknya seorang ayah menyayangi anaknya dan gua tidak marah diperlakukan seperti mungkin karena gua merasa tenang dan nyaman hari ini.

Setelah lagu selesai, gua meminta Raka untuk memotret gua, karena menurut gua spotnya aesthetic untuk diabadikan.

"Raka munduran dikit!" Perintah gua dan Raka pun menuruti.

Cekrek

"Lagi ya sekali lagi, lu nya jongkok biar keliatan lebih aesthetic" ujar gua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi ya sekali lagi, lu nya jongkok biar keliatan lebih aesthetic" ujar gua.
"Dasar bocah aesthetic" ledek Raka.

Cekrek

Saat Raka sudah selesai memotret gua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Raka sudah selesai memotret gua. Dari rooftop gedung yg perikaraan gua 23 lantai ini gua melihat ke bawah. Tiba-tiba gua kehilangan keseimbangan dan ingin terjatuh dari rooftop gedung ini.

Tiba-tiba Raka menarik tangan gua. Mungkin sedari tadi Dia memperhatikan gua tanpa gua sadari. Gua yg merasa ditarik pun kehilang keseimbangan dan terjatuh kepelukan Raka. Tak ada jarak lagi di antara kami, gua dan Raka saling bertatapan.

Cepat-cepat gua membenarkan posisi berdiri gua dan memberi jarak antara gua dan Raka. Raka mengajak gua foto berdua bersamanya.
"Ga mau, ga ada orang yg bisa motoin juga" tolak gua dan mengeles.

Dia pun memberikan ponselnya kepada seseorang dan menyuruhnya untuk memotret kami berdua. Gua kaget saat Raka meangkul bahu gua, gua pun menoleh ke arahnya
Cekrek
Gua pun langsung menoleh ke arah kamera dan tersenyum.
Cekrek. Untuk yg kedua kalinya.
Cekrek.

Gua pun berjalan pulang bersama Raka, sambil berjalan ke arah menuju tempatnya memarkir motor Raka bertanya
"Lu masih suka ama si Alka?" Pertanyaan yg sontak membuat gua terkejut dan langsung menoleh ke arahnya.

Just About Me and Him [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang