ch 21

5.3K 678 290
                                    

UPDATE!!!!

JANGAN LUPA VOTE DULU ABIS ITU KOMEN BANYAK-BANYAK YA 🖤

OMG!!! Kalian terbaik guys 😭😭😭 Gak nyangka loh aku kalo kalian se-excited itu huhu terimakasih banyak karena kalian udah komen spam semuanya, pokoknya spam komen dari kalian itu naikin mood banget sumpahh wkwkw dari yang belum pengen update jadi pengen cepet2 update dong akuuuu. Dan aku juga bakal usahain rajin update buat kalian asal kalian rajin juga untuk vote dan komen ya 💋 love you guyss

Happy Reading!

The Gloria Palace Royal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The Gloria Palace Royal. San Juan, Puerto Rico | 3.10 am

"Dia hanya seorang gadis manja. Tidak lebih dari sebuah alat untukku membalas dendam. Kematian harus dibalas dengan kematian" Ucap Taehyung dengan nada yang sedikit keras. Lelaki itu menikmati cumbuannya ketika Stella semakin bergerak liar diatas pangkuannya. Seringaian terlihat jelas pada wajahnya ketika manik tersebut menatap kearah Jennie yang berdiri dengan tatapan terluka di dekat pintu besar ruangan Taehyung.

Kedua mata coklat Jennie langsung terbuka. Wanita cantik dengan rambut hitam itu juga langsung bangun dan duduk diatas ranjang kamarnya dengan jantung yang masih memompa. Jennie mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan, memastikan jika sekarang ia berada di kamarnya, bukan di ruangan lelaki brengsek itu. Mimpi buruk. Lagi-lagi mimpi itu mengganggu tidurnya. Lebih tepatnya kenangan buruk yang berusaha ia lupakan. Namun kenapa semua kenangan dua tahun lalu itu selalu muncul di mimpinya?

Tanpa sadar airmatanya tiba-tiba mengenang tanpa dikomando. Membuatnya selalu merasa tersakiti di setiap waktu, sementara orang yang menyebabkannya seperti ini mungkin saja sudah hidup dengan baik. Bahkan psikiater maupun terapi apapun yang ia lakukan beberapa tahun belakangan ini tidak mampu untuk membuatnya sembuh.

Wanita itu melirik jam di dinding yang menunjuk angka tiga di jarum pendeknya, itu artinya ia terbangun di jam dini hari lagi. Selalu seperti ini ketika mimpi buruk itu menyerang tidurnya. Akan sangat susah untuk Jennie kembali beristirahat jika tidak dengan obat tidurnya yang diam-diam ia sembunyikan dari Dokter pribadinya. Dua butir dan ia rasa itu cukup untuknya kali ini.

Jennie berusaha memejamkan matanya kembali. Ia harus cukup fit untuk bangun beberapa jam lagi karena meeting yang ia harus hadiri jam 9 ini. Dan itu mungkin akan membuatnya bekerja lebih ekstra untuk menghilangkan kantong matanya. Akhhh..,

"Nona Jennie., seseorang menunggu anda diluar"

"Siapa?" Jennie menatap heran ketika tiba-tiba pelayan di rumahnya mengetuk pintu untuk memberitahukan hal itu padanya.

"Beliau berpesan agar tidak menyebutkan namanya"

Jennie menatap malas. Berusaha bangkit dengan kepala yang cukup pusing karena tidurnya yang tidak cukup. Mengambil jubahnya kemudian melangkah keluar.

Always Be My Maybe [Taennie]Where stories live. Discover now