ch 1

13.1K 927 108
                                    


UPDATE!!!! JANGAN LUPA VOTE DULU ABIS ITU KOMEN BANYAK-BANYAK YA 🖤


Happy Reading!



"Oh shit!" Jennie mengumpat sebelum bibir cantiknya kembali berteriak kencang "Margareth!!!" Gadis itu memberikan tatapan kesalnya ketika wanita pirang tersebut tergesa-gesa menuju kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oh shit!" Jennie mengumpat sebelum bibir cantiknya kembali berteriak kencang "Margareth!!!" Gadis itu memberikan tatapan kesalnya ketika wanita pirang tersebut tergesa-gesa menuju kamarnya.

"Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Jennie kesal sembari mengambil jubah mandi tanpa mendengarkan penjelasan Margareth terlebih dahulu. Tapi wanita itu sudah tau tugasnya, melangkah ke arah ruangan lainnya yang berada dikamar besar tersebut untuk menyiapkan baju yang akan Nonanya pakai hari ini. 

Jennie bergegas menyelesaikan kegiatan mandinya. Tidak ada waktu untuk berendam. Yang ia tau bagaimana waktu empat puluh menitnya yang tersisa bisa ia gunakan dengan semaksimal mungkin.

Bergegas ke arah walk in closetnya dimana Margareth tengah sibuk mondar mandir dari satu rak ke rak lainnya untuk menyiapkan pakaian yang akan ia kenakkan. Tidak peduli sekeras apapun Jennie pada pelayan pribadinya ini, Margareth tampak tidak pernah terganggu sedikitpun dengan cara Jennie memperlakukannya. Mungkin karena itu juga Jennie tetap setia memakai Margareth setahun belakangan ini.

"Mommy kemana?" Jennie bertanya sembari menatap kaca besar di depannya. Margareth terlihat telaten untuk mengurus bagaimana rambutnya selalu terlihat baik. Salah satu alasan kenapa ia mempertahankan wanita ini; serba bisa.

Karena jujur saja, tidak ada yang pernah bertahan menjadi pelayan pribadinya seperti Margareth. Sejauh ini, pelayan paling lama yang pernah ia pakai hanya bertahan tiga bulan. Wanita-wanita muda itu akan pergi sendiri tanpa Jennie suruh dan membuat Ayahnya kerepotan lagi mencari penggantinya.

"Nyonya berangkat tadi pagi Nona Jennie, sejujurnya saya sudah membangunkan anda dan mungkin karena anda baru tidur beberapa jam, jadi anda tidak mendengar panggilan saya"

"Daddy?"

"Tuan juga ikut Nona, mereka berangkat ke Brazil jam 6 subuh tadi"

Jennie memutar bola matanya ketika Margareth telah selesai mengeringkan rambut basahnya dengan ia yang sudah beralih dengan Make up di meja rias. Ia bukan kesal kepada si pirang ini melainkan kepada kedua orangtuanya. Untuk apa mereka membangun mansion sebesar ini jika hanya ia yang akan rutin tidur disini. 

Tidak ada waktu untuk memikirkan itu! Jennie sedikit menyesal ketika ia harus pulang dini hari karena pesta yang ia adakan dengan teman-temannya membuatnya harus terlambat. Bukan terlambat ke kampus, masa bodoh dengan itu; Ayahnya bisa mengurus semua nilai-nilainya. Tapi terlambat ketika ia harus pergi ke suatu tempat.

Mematut dirinya sekali lagi, gadis itu tersenyum mendapati riasannya yang tidak berantakan ketika waktu yang ia punya tidak banyak hanya untuk sekedar berdandan. Dan tentu saja tangan handal Margareth berada dibalik itu semua.

Always Be My Maybe [Taennie]Where stories live. Discover now