"Iya mbak, titip salam buat Joana ya."
"Iya." Any lantas mematikan panggilan itu lalu terdiam di tempatnya.
Jantungnya berdetak tak karuan untuk alasan yang tidak dia mengerti. Kenapa pula dia harus deg-degan hanya karena Tama meminta nomor ponsel dan alamat orang tuanya.
Jika pria itu sampai menanyakan Infomarsi pribadinya berarti Tama sudah mulai bergerak. Any mendadak gelisa, kenapa pria itu tidak membiarkannya bernapas sehari saja. Apa kata-kata Any kemarin tidak masuk ke otaknya.
"Bunda.."
Suara lembut milik Joana terdengar, Any lantas berbalik dan mendapati Joana yang sudah terbangun dari tidurnya.
"Good morning princes," sapanya sembari tersenyum lembut.
"Morning bunda." Joana bangkit dan duduk menghadap sang bunda.
"Tidurnya nyenyak sayang?" Any merengsek mendekati Joana lalu mengangkat gadis kecil itu di pangkuannya.
"Nyenyak bunda. Joana mimpi indah." ucapnya sembari memeluk Any lalu bersandar di dadanya.
"Oh ya? Memangnya Joana mimpi apa?" Any mengelus pelan rambut Joana sembari menciumi kepala gadis kecil itu.
"Joana mimpi, om Tama bawain Joana baju yang mirip sama princes Belle bunda, terus om Tama juga bawain Joana es krim yang banyak sampai Joana kekenyangan saking banyaknya."
Wajah Any berubah ngeri saat nama Tama muncul dari bibir mungil putrinya. Bagaimana bisa pria itu muncul di dalam mimpi Joana? Apa ini yang disebut ikatan batin antara ayah dan anak?
"Oh ya. Keren." Any berujar datar, ia tidak tau lagi harus berkomentar apa.
Joana tiba-tiba menengadah menatap bundanya, matanya berbinar oleh sesuatu yang tidak disukai Any, gadis kecil itu mengubah ekspresinya menjadi ekspresi memelas sebelum berucap.
"Bunda hari ini kita ke restoran om Tama yuk. Jo mendadak kangen om Tama. Boleh ya?"
Seketika itu juga eksrepsi Any berubah shok. Untuk beberapa saat dia hanya diam saja tanpa merespon permintaan Joana.
"Bunda.. Bunda boleh ya," Joana semakin memelas.
Any mengigit bibirnya pelan lalu menggeleng tegas.
"Kita enggak akan kemana-mana hari ini Jo. Kita hanya akan menghabiskan waktu di rumah. Bunda udah beli bahan-bahan untuk membuat cookies. Kamu akan bantu bunda dan kita akan sibuk, enggak ada waktu untuk keluar." Any lantas menurunkan Joana dari pangkuannya lalu dengan tergesa turun dari tempat tidurnya. Ia enggan melihat raut kecewa putrinya, jadi wanita itu memilih langsung berbalik ke arah pintu kamar dan melangkah menjauhi Joana.
"Ayo sarapan. Setelah itu kamu mandi dan kita siap-siap buat cookies."
Any meninggalkan Joana di tempat tidur begitu saja. Ia tak mau melihat Joana kecewa karena Any yang tak mengijinkannya bertemu dengan Tama. Ia tak terbiasa akan hal itu dan tak mau menjadi terbiasa, ia tak ingin Joana punya perasaan sayang pada Tama walau pria itu ayahnya. Tama tidak punya andil apa-apa di hidup Joana, lalu kenapa dengan mudah pria itu mendapat kasih sayang dari putrinya? Any tak menyukainya. Sungguh.
"Pagi yah, bu.. " Any menyapa saat menemukan ayah dan ibunya yang sudah berada di meja makan.
"Pagi.. Joana mana? Belum bangun?" tanya Cristian sembari menyuapi nasi ke dalam mulutnya.
"Udah bangun kok. Bentar lagi ke sini." jawab Any.
"Nah itu dia cucu cantik oma." Rita berdiri dari duduknya saat melihat Joana melangkah mendekati meja makan dengan wajah murung.
"Mukanya kok murung?" Rita mengangkat gadis kecil itu duduk di sampingnya lalu mengambil susu yang sudah ia putar untuk Joana.
"Bunda enggak ngijinin aku ketemu om Tama oma," jawab Joana dengan bibir mengerucut.
Rita terdiam, ia lalu menatap putrinya dengan mata yang membulat lebar. Tanpa suara ia bertanya pada Any mengenai kebenaran kalimat cucunya yang membuatnya bingung juga terkejut.
Any hanya mengangkat bahu tak berniat menjawab lalu kembali sibuk dengan makanannya.
"Om Tama siapa Jo?" Cristian yang kebingungan bertanya sembari menatap penasaran pada gadis kecil itu.
"Om Tama teman Joana opa. Restoran kemarin yang Joana sama tante Resti dan tante Ayana datangin itu milik om Tama." jawab gadis kecil itu dengan mata yang berbinar.
"Teman Joana? Bukan teman bunda?" Cristian memastikan.
"Bukan opa. Om Tama itu teman Joana."
"Oh ya? Kok bisa?"
"Nanti dulu baru dibahas Yah. Joana sarapan dulu. Biar cepat mandi dan bantuin bunda buat cookies." Any menyelah pembahasan ayahnya dan Joana mengenai Tama. Ia tak ingin merusak paginya dengan membahas pria itu sepagi ini.
Saat tak ada lagi yang bersuara dan Any yang hampir legah karena tak ada nama Tama yang dibahas, suara ketukan pintu terdengar dari arah depan rumah mereka. Ketukan yang terdengar tegas dan yakin. Mereka sontak menghentikan aktivitas.
"Siapa yang bertamu pagi-pagi begini?" tanya Rita bingung.
Saat ia akan berdiri untuk membukakan pintu Joana menghentikannya.
"Biar Joana aja oma." gadis kecil itu melompat dari duduknya dan dengan cepat berlari menuju ruangan tamu untuk membukakan pintu.
Mereka kembali pada aktivitas mereka menyuapi makanan dan menunggu Joana membawa siapapun tamu itu masuk ke dalam rumah.
Namun suara gadis kecil itu yang menyebut nama seseorang dengan riang berhasil menghentikan ketiga orang itu dari aktivitas mereka.
"Om Tama!" suara Joana nyaring menyebut nama pria itu dan berhasil membuat Any tersedak karena terkejut.
Ia mengangkat wajahnya cepat, ekspresi gelisa jelas nampak dan kegugupan mulai menguasainya.
Tak menyangka Tama akan meluncurkan aksinya sepagi ini.
Apa yang harus dia lakukan, dan kenapa pula pria itu berani muncul di rumah orang tuanya. Memangnya apa yang ingin pria itu lakukannya sepagi ini?
Tubuh Any mendadak kaku dan lidahnya berubah kelu. Ia bahkan tak bergerak seincipun dari tempatnya.
Bahkan ketika suara langkah kaki yang berjalan medekati mereka masih membuat Any terdiam seperti patung tak bernyawa. Kemana hilangnya semua keberaniannya kemarin saat membentak pria itu?
Ketika suara berat dan serak itu menyapa dengan kurang ajarnya barulah Any dapat bergerak, ia mengangkat wajahnya perlahan dan matanya bertemu tatap dengan mata sehitam malam yang mampu membuat siapapun tersesat termasuk Any yang sudah tersesat sejak dulu dan mungkin sulit untuk kembali. Dan ketika pria itu dengan segala pesona yang ada dalam dirinya berada di rumah milik orang tuanya, Any merasa gamang.
Dan sialnya Any belum siap untuk semua itu.
Cut....
Halohaaa.. Apakarnyaa?? Maaf ya baru update, saya baru sembuh hehehe. Makasih juga buat teman2 yang sudah menyemangati dan sabar menunggu saya update tengkyuu atas pengertiannya.
Saya bakal update secepatnya.
Ditunggu yaa..
Jangan lupa voteeeee!!! Dan komen.
Lope you all.
MissOne
🤓🤗😘😍
YOU ARE READING
Replace
RomanceBaca cerita Still The Same terlebih dahulu! Aku bukanlah dia. Bukan dia yang kau ingat sebagai gadis pemilik senyum lembut yang mempesona, gadis yang kau sebut cinta pertamamu. Kami memang terlihat sama tetapi kami sesunggunya berbeda. tapi kau tak...
Part 11
Start from the beginning
