"Kak," suara lemah itu terdengar memanggil pelan.
Any menoleh dan menatap terkejut saat akhirnya adik kembarnya itu terbangun. Dengan buru-buru ia melompat dari duduknya dan segera menghampiri gadis yang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit itu.
"Adek udah bangun?" tanyanya takjub juga legah.
Gadis itu mengangguk lemah masih dengan senyum ramah yang tak pernah lepas dari bibirnya.
"Aku udah nggak sadar berapa lama?" tanyanya.
Any mengambil tangan Angel lalu menepuknya pelan sebelum menjawab.
"Dua hari," jawabnya sendu.
"Oh, hehe pasti kalian panik ya?" tanya gadis itu dengan tawa yang dipaksakan.
Any menatap lekat saudari kembarnya yang jelas tengah menahan tangis, dia ternyum tapi tidak sampai di matanya.
"Maaf ya, Angel cuman bisa bikin repot." Any terbelakak kaget mendengar ucapan getir adiknya itu, ia mengigit pipi dalamnya, menahan kemarahan.
"Nggak usah asal ngomong. Nggak ada yang kerepotan. Kamu sakit dan butuh dirawat. Semua orang ketakutan saat kondisi kamu drop, dan kamu malah asal ngomong kayak gini," balas Any.
Angel terdiam, mengamati wajah kakaknya yang nampak jelas menahan kesal. Ia tersenyum geli, lucu sekali, mereka kembar namun kepribadian mereka sangat berbeda, sikap dan tingkah laku pun berbeda.
"Mama sama papa kemana kak?" tanya gadis itu.
"Oh iya? Aku lupa manggil mereka. Astaga!" Any menepuk jidatnya sendiri, lupa memanggil kedua orang tuanya.
"Jangan dulu kak.. Ada yang mau aku bicarakan." remaja cantik itu menahan sang kakak dengan menyentuh kelingkingnya pelan.
Any terdiam, ia menatap Angel bingung namun tak mengucapkan apapun.
"Aku boleh minta bantuan kakak?" tanyanya pelan.
"Mau minta bantuan apa?" balas Any.
Angel tak langsung menjawab, ia menghela napas perlahan sebelum membuka mulutnya.
"Bisa kakak gantikan aku membalas pesan Tama? Berpura-puralah menjadi aku kak selama aku dirawat, agar dia tidak kebingungan karena aku yang suka menghilang," ucap Angel.
Any semakin mengenyit bingung, ia menggigit bibirnya ragu dan terdiam beberapa saat.
"Kamu nggak bilang kalau kamu sakit ke dia dek?"
Angel menggeleng pelan.
"Kenapa?"
"Karena aku nggak mau dia sedih untuk aku kak. Kesian dia." ucapnya pelan.
"Tapi.."
"Ayolah kak. Paling tidak lakukan ini sampai aku sembuh dan bisa membalas semua emailnya sendiri." Angel memohon lewat pancaran matanya yang sayu, Any tak dapat mengatakan apapun lagi dan memilih menganguk setuju.
Namun yang tak mereka ketahui setelahnya adalah bahwa Angel yang tak pernah sembuh hingga membuat Any bertemu dengan takdir yang suatu saat nanti membawanya pada kehidupan yang diharapkan bisa ia ubah.
Sekian untuk prolognya.. Hohoho
Seperti yang sudah saya janjikan, cerita Any saya buat lapaknya sendiri wkwkkwk.. Itu di atas pemanasan yaa...
Tunggu kelanjutannya.
😁🤗😚🤓🤓
YOU ARE READING
Replace
RomanceBaca cerita Still The Same terlebih dahulu! Aku bukanlah dia. Bukan dia yang kau ingat sebagai gadis pemilik senyum lembut yang mempesona, gadis yang kau sebut cinta pertamamu. Kami memang terlihat sama tetapi kami sesunggunya berbeda. tapi kau tak...
