Jangan lupa vote dan komen.
Sembari dengan lagu kasih putih juga bagus wkwkwkwk.
***
Any duduk termenung di hadapan laptop miliknya, menatap tercenung pada sebuah pesan email yang baru saja masuk.
From. : Tama Ambrosius
To : Angeliana
Subjek : Romeo Juliet
Would you be my juliet?
Any mengernyit melihat pesan Tama, alis kirinya terangkat mempertanyakan maksud dari kalimat random yang dikirim cowok itu. Sudah satu bulan dua minggu sejak ia menggatikan Angel membalas pesan Tama, dan cowok itu memang selalu memulai dengan pesan random setiap kali mengirim email padanya.
Sebelum membalas, Any memikirkan balasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Tama. Namun ia bingung, karena tak mengerti maksud dari pertanyaan itu. Pada akhirnya ia mulai mengetik, membalas pertanyaan dengan pertanyaan.
'Kamu mau aku mati tragis seperti Juliet?'
Any mengirim, lalu menunggu sembari mengetuk-ngetukkan telunjuknya pada meja di depannya. Ia kemudian berbalik untuk menatap saudari kembarnya yang tak sadarkan diri untuk kesekian kalinya. Gadis itu menghela napas, kapan kah adiknya itu bangun kembali dan sehat seperti dulu.
Any bosan harus ke sekolah sendirian, ia juga tak semangat belajar karena Angel tak bersamanya. Ia selalu kawatir setiap kali berada di kelas, dan itu membuatnya tak tenang. Kehidupannya sebagai pelajar SMP sama sekali tidak menyenangkan. Padahal ia dan Angel sangat bersemangat saat akhirnya lulus dari sekolah dasar dan menjadi siswi SMP. Any ingin melalui semua hal ini bersama saudari kembarnya. Tapi hal itu tak memungkinkan.
Gadis itu lantas kembali menatap layar laptopnya dan mendapati email baru dari Tama.
'Hahah enggak lah, mana mungkin aku mau kamu mati. Maksud aku bukan itu.'
Any semakin mengerutkan dahinya, dengan cepat ia membalas pesan itu lagi.
'Kalau kamu minta aku jadi Juliet berarti kamu mau aku mati kan? Juliet kan akhirnya mati. Bunuh. Diri.'
Balas Any dengan memberi penekanan pada dua kata di akhir kalimatnya. Email balasan muncul tak lama kemudian.
'Mereka punya alasan kusus untuk itu Angel. Mereka saling mencintai hingga rela mati bersama. Itu kisah romantis yang menunjukkan cinta sejati yang sesunggunya. '
Any semakin mengenyitkan dahinya, kali ini bukan karena bingung namun karena ia tak setuju dengan jawaban yang dikirim Tama. Any pun mengetikkan balasan.
'Bagiku itu bukan kisah romantis. Itu tak lebih dari kisah teragis karena kurangnya berpikir logis. Itu hal bodoh, kenapa pula harus mati bunuh diri hanya karena cinta.'
Any tak mengerti mengapa orang-orang mengagungkan kisah kematian Romeo dan Juliet. Sejak pertama kali mendengar kisah itu, ia merasa tak setuju kisah itu disebut romantis, tidak ada yang bisa dibilang romantis dari kematian bunuh diri. Itu hal sinting.
Balasan dari Tama kembali masuk dan dibaca Any dengan cepat.
'Untuk ukuran cewek yang terlihat lemah lembut, semakin dikenal kamu enggak terlihat seperti penampilan luar kamu. Saat pertama aku ketemu kamu, aku yakin kamu tipe cewek yang akan menyukai kisah Romeo dan Juliet, hahahha dan ternyata aku salah besar.'
Any menelan ludah membaca balasan itu. Ia lalu berbalik menatap pada Angel yang tengah terbaring. Kalau yang membalas email ini adiknya, jelas gadis itu akan setuju dengan Tama mengenai keromantisan kisah Romeo dan Juliet. Karena Angel menyukai kisah itu. Tak seperti dirinya yang justru muak. Seharusnya sejak awal Any memperhatikan hal ini, seharunya ia membalas semua email Tama dari sudut pandang seorang Angel bukan malah dirinya yang sebenarnya. Bagaimana kalau nanti akhirya Angel sadar dan mereka akhirnya bisa berhubungan, lalu Tama menyadari semua perberdaan itu. Jelas hal gawat bisa terjadi pada adik kembarnya. Bodohnya dirinya.
YOU ARE READING
Replace
RomanceBaca cerita Still The Same terlebih dahulu! Aku bukanlah dia. Bukan dia yang kau ingat sebagai gadis pemilik senyum lembut yang mempesona, gadis yang kau sebut cinta pertamamu. Kami memang terlihat sama tetapi kami sesunggunya berbeda. tapi kau tak...
