"jadi adek kamu kenapa bang?" tanya wanita itu, seperti suara mamah, "asam lambungnya naik mah, kayaknya di banyak fikiran deh" jawab bang eza

"sebenarnya billa kenapa div, ko bisa kaya gini?" tanya mamah pada diva, aku baru sadar mengapa ada diva disini. Sedari tadi aku belum membuka kelopak mata, padahal aku sudah sadarkan diri. "billa itu di fitnah tante sama temennya. Terus di bully sama yang lain, jadi kepikiran" jujur diva

Aduhh, si diva kenapa malah ngasih tau lagi. Bisa repot kalo bang eza tau.

"loh? Emang billa ada salah apa?" tanya bang eza, diva menceritakan semuanya dengan detail. Aku salah satu pendenger setia nya juga, sambil mengintip sedikit untuk tahu reaksi bang eza.

"si yogi yang pernah main ke sini?"

"iya bang, kakak kelas itu sumber masalahnya."

"wahh ini ga bisa di biarin, gue harus kasih perhitungan sama itu anak" sarkas bang eza, langsung ku tahan tangannya,"jangan bang, semuanya udah selesai ko. Dia juga udah minta maaf" sanggah ku dengan suara pelan.

"terus kamu maafin dek?"

Aku menganggukkan kepala, langsung di balas dengan helaan nafas dari bang eza,"punya adik satu pinternya minta ampun"

__

"bill gue minta maaf ya" pinta perempuan itu, yang ku tahu namanya sella. Kami pernah satu event gabungan hima. "kenapa?"

"waktu itu gue salah ngira, kalo lo jadi selingkuhan cowonya sonya. Eh ternyata si sonyanya yang selingkuh" jelasnya

"iya bill gue juga minta maaf ya, karna kemakan omongan si sonya. Jadi musuhin lo yang gatau apa-apa" sambung widi, aku bingung tak tahu menahu.

Setelah izin karna sakit selama tiga hari, aku tak tahu kabar berita yang ada di kampus dan fakultasku.

" eh iya, gaapapa santai aja" jawabku seadanya,

Semua mata kembali memangdangiku, bukan tatapan sinis lagi. Namun kini tatapan dengan rasa penyesalan.

" untung gue dengerin klarifikasinya tia sama diva, jadi ga kemakan tuh berita hoaxnya adik kelas itu" obrol teman sekelasku, mereka sepertinya tak sadar ada aku di belakangnya.

"iya anjir, gila ya itu adik kelas pansos banget" seru yang lainnya,

Wangi seseorang membuatku merasa kenal, diva datang dengan ikut nimbrung dalam obrolan. "kannn gue bilang juga apa, dia tuh cuman pansos doang jatohnya lebih ke pitnah gasi"

Obrolan semakin mengalir, dan aku masih setia menjadi pedengar tanpa merespon apapun, "oyy bill, udah sembuh lo?" tanya tia yang baru saja datang, semua orang berpusat pada ku. "loh bill, datang kapan lo?" tanya diva baru sadar juga dia, "dari sebelum lo datang"

Mereka semua yang tadi sedang bergosip seketika saling pandang, aku hanya dapat terkekeh pelan.

" GILA YA LO! BERANI-BERANINYA SELINGKUHIN YOGI!" teriak orang dalam kerumunan itu, rasanya djavu. Aku seperti pernah mengalami kejadian ini sebelumnya, namun entah kapan dan dimana.

Dalam kerumunan pun terdapat bobi dan adit yang ikut hadir menyaksikan, "yahh lagu lama ke ulang lagi kan" celetuk diva, "emang ada apa div?"

"lo tiga hari ga masuk si, dari kemaren anak kampus lain pada ke sini buat labrak si sonya" yang menjawab bukan diva, melainkan tia. "emang sonya kenapa?"

"ternyata kasus yang nyeret lo itu buat nutupin kebusukannya. Yang selingkuh itu bukan si yogi, tapi si sonya" cerita diva secara menggebu-gebu, "terus itu mereka lagi ngapain berkerumun gitu?"tanyaku lagi karna saking penasarannya.

"ya apalagi kalo bukan ngebully si sonya" ucap tia dengan enteng," kasian, hayu atuh tolongin" ujarku yang merasa tak tega, walaupun dia jahat padaku namun rasanya tak tega melihat orang dibully dan di permalukan di depan umum tanpa ada yang membantu.

"udah gila ya lo, gausa dia ajak tega buat lo di bully. Gausa di hirauin mending kita ke kantin" ajak diva yang di anggukki tia, aku di seret oleh mereka berdua dan tak bisa membantu sonya.

Tak selesai dari jam istirahat, sekarang hari sudah menjelang sore. Kelas ku sudah selesai dari tiga puluh menit yang lalu, namun kami mengobrol ringan dulu di kelas, sekalian bergosip tentang sonya. Aku hanya tim pendenger saja si, anak kelas yang bergosip.

Saat di perkiran motor, aku melihat sonya dengan tampang kusam nya sedang di cegat oleh tiga orang cewe yang tak aku kenal. Tak sengaja tatapanku beradu dengannya, aku merasa kasihan dan dia seperti meminta pertolongan.

"udah ga usah di liatin apalagi di bantuin, ayo pulang" bisik diva dan langsung menarik aku. 

INSECUREWhere stories live. Discover now