PART 12

240 15 0
                                        

Rutinitasku tak pernah berubah, bangun, sarapan, jemput diva, pergi ke kampus. Tapi sepertinya kalau sudah mempunyai pacar akan berubah deh, duh ngenes banget aku jomblo dari lahir ya gini.

"eh udah bangun putri tidur" siapa lagi yang mengusik pagi dariku selain bang Eza. Ku jawab dengan gumanan, karna terlalu malas meladeni makhluk tak kasat mata ini.

Aku terkejut di meja makan terdapat seorang laki-laki, dan setau aku lelaki dirumah ini cumah dua papa dan bang Eza, dan barusan akun ketemu bang eza di depan kamarnya. Lalu dia siapa?. Otakku mulai menduga-duga tak jelas.

" loh, Ican. Ngapain lo disini?" tanyaku heran. "Numpang ngemis Bill, lo ga liat gue lagi ngapain?" jawabnya santai. " ya maksudnya, ko lo tiba-tiba disini,"

"makan billa, di meja makan tuh buat makan. Bukan buat wawancara" sambung bang Eza, ngeselin emang ini orang.

Heran, itu yang ada di otakku sejak kapan ican jadi akrab dengan keluargaku. Akrab dengan bang ezza sudah ku toleran karna manusia seperti bang eza banyak kenalan, lah ini mamah dan papa.

" Di makan dong sayang, jangan diliatin aja" suara mamah membuatku tersadar dari lamunan.

Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam dan termenung. Karna heran, oiya aku baru sadar hari ini si Diva di jemput oleh gebetannya jadi mau ga mau aku berangkat bareng dengan ican.

"nyampe Bil, lo kenapa si dari tadi diem aja ? " ucap ican, " awas kesambet lo" sambungnya. Aku menghela nafas panjang, " lo itu sebenernya siapa si Can?"

"gue ican lah masa macan, ga lucu lo bil" gurau nya, setiap ku bertanya pasti itu jawaban ican. Jadi ku putuskan untuk ke kelas karna 2 menit lagi kelas di mulai.

" Bil, lo kenapa si dari tadi diem aja" lamunanku tersadar oleh sahutan dari kakak tingkat satu divisiku Ka Erna, "Eh kak ? kenapa kak ? "

Kak erna menghela nafas, "lo ga fokus Bil, mending lo pulang aja sana kayaknya lagi banyak masalah deh". "eh kak, engga kok. Nanti ini proposalnya gimana kalo gue pulang, kan belum jadi" jawabku. Ia sore ini aku sedang berada diruangan Hima sedang mendiskusikan terkait proker dari divisiku, dan aku ditugaskan untuk menyusun proposal. Entah sejak tadi pagi aku selalu kepikiran dengan ican, di benakku bertanya-tanya apakah dulu aku dekat dengan ican karna kejadian di rumah ican akrab dengan keluargaku sangat aneh.

" udah gampang, nanti lagi di terusinnya. Acarana masih 2 bulan lagi " ujarnya.

Akhirnya aku memutuskan untuk pulang, karna di rasa badanku juga kurang stabill dari pada memaksakan lebih baik aku pulang.

" Billaa" suara itu seperti kenal, aku langsung menengok ke belakang. Ia dan ternyata kak Angel.

"eh hai kak, belum pulang?" tanyaku, "ini baru aja mau pulang Bil, lo baru selesai MK?"

"abis rapat Hima kak" jawabku.

"mau bareng gue ga?" tawarnya, gada angin dan hujan kok bisa kak Angel ngajak pulang bareng, aku kan tidak dekat dengan dia. Dari pada canggung langsungku tolak, karna akupun membawa motor, "makasih udah nawarin kak, gue bawa motor kok"

"yahh padahal gue pengen sekalian main bareng lo" desisnya, " mungkin nanti next time aja ya kak, gue nya juga lagi kurang enak badan"

" lo gapapa kan tap nyetir sendiri, gue anterin aja deh takut kenapa-kenapa dijalan" tawarnya lagi, memang sepertinya Angel pantang menyerah dalam bujuk membujuk.

"aduh maaf sekali lagi kak, gue bisa sendiri ko. Takut ngerepotin lo juga hehe"

Dia menghela nafas, " oke deh, tapi janji ya kita harus main bareng" ucapnya dengan tersenyum.

INSECUREWhere stories live. Discover now