PART 20

40 1 0
                                        

"hai, gue diva. Lo nabilla ya?" ucap perempuan itu sambil mengulurkan tangan.

Aku terheran dengannya, dan aku tak kenal dia siapa. Tapi mengapa dia tahu namaku?

"oh hai, ko lo tau nama gue? "

"gue temen kecil lo bill, nama kecil gue dulu lisa" jawabnya dengan antusias, "kita dulu sering main bareng tau, gue pindah kota karna bokap gue pindah dinas. Dan akhirnya gue seneng banget bisa satu kota sama lo lagi" ceritanya tak kalah antusias. Aku hanya menjawab dengan senyuman, karna sejujurnya aku tak mengenalnya.

Perkenalan singkat saat masa-masa ospek sangat membuatku terkejut, dengan dipertemukannya orang asing yang mengaku pernah menjadi teman semasa kecilku dulu. Namun satu sisi pun aku bersyukur, masa ospekku tak sendirian.

Pembagian kelompok ospek mulai di tentukan, aku satu kelompok dengan bobi,adit, tia, ican dan diva.

"can kita ketemu lagi, kabar lo gimana?" Tanya diva, "baik lis, lo gimana?"

Ican dan diva nampaknya akrab sekali, bak teman dekat. Dan kenapa ican memanggil diva dengan sebutan nama lisa ? sedangkan diva sempat memberitahuku jika lisa merupakan panggilan kecilnya. Aku tak menghiraukan itu, ku anggap semuanya angina lalu saja. Toh akupun baru mengenal mereka.

Ketika mengingat masa-masa itu ternyata berkesinambungan juga, kini ditengah perkuliahan kami masi saja bersama. Aku dengan berbagai badai kehidupan yang menimpa kami, khususnya aku sendiri, membuatku bersyukur memiliki mereka. Selalu supportif tanpa memandang asal dari mana dan sifat sikap jeleknya.

Rasa insecure yang pernah ku alami di masa-masa itu, berhasil aku lewati dengan mereka. "Bill, lo udah belum istirahatnya, gue mau lanjut nih" ucap risa teman satu gymku.

Ia aku sekarang punya hobi baru selain nonton drakor dan rebahan dirumah. Ngegym merupakan salah satunya, dengan ikut member gym aku bisa mengenal risa. Banyak relasi yang aku dapatkan dengan memulai hobi baruku ini.

seperti hari ini, setelah selesai gym aku mempunyai rencana untuk liburan bareng bersama teman-teman kampusku. "buruan bil, yang lain udah pada nunggu dirumah lo tau" ajak adit dengan duduk tenang dikursi pengemudi.

Hidupku kini lebih berwarna, kunci dari insecure itu adalah kepercayaaan diri yang harus selalu di tanamkan dari tubuh ini. Pandangan orang lain, opini orang lain, omongan orang lain itu bukanlah di dalam kendali kita. Jadi yang ada di dalam kendali kita yaitu bagaimana caranya kita merespon hal itu. Sepatah kata yang ku ambil dari buku filosofi teras yang membuat diriku bangkit dari ketidakpercayaan diri. 

-SELESAI-

INSECUREWhere stories live. Discover now