Libur semester telah selesai, kini rutinitasku kembali seperti semula. Setelah berbulan-bulan diam dirumah, rebahan dan menonton serial drama yang membosankan, akhirnya aku bisa bertemu kembali lagi dengan ke lima temanku, siapa lagi kalau bukan bobi,adit,ican,tia dan diva. Diva memang sesekali datang untuk bermain denganku, terlampau karna jarak rumah kita berdekatan, namun itu hanya sesekali. Terhitung dari lamanya libur semester ini selama tiga bulan, ada sepertinya berkunjung hanya tiga kali, bisa dibilang tiga bulan sekali. Selebihnya apalagi kalau bukan membucin dengan pacar tercinta.
"hallo gaiss, welcome to kampus tercinta", pagiku kini tak lagi sunyi, suara bobi yang selama tiga bulan tak terdengar kini kembali lagi. Aku benar-benar merindukan kegaduhan ini, "setelah tiga bulan hidup gue damai tentram, sampe kampus langsung denger teriakan kudanil lagi" keluh tia, kami yang berkumpul ikut terkekeh dibuatnya,"ah masa sih, bukannya lo kangen banget ya sama gue" goda bobi dengan wajah menyebalkannya.
"ada kantong plastik ga?" tanya tia
"buat apaan?" jawab adit, "gue mendadak eneg sama omongan manusia yang tak berwujud" kami semua lagi-lagi kembali terkekeh dengan muka bobi yang cemberut.
Pagi ini, kami sepakat untuk berkumpul dikantin seperti biasa sebelum mata kuliah dimulai, kalau kata bobi sih "temu kangen", memang benar, kami sama sekali tak ada komunikasi selama liburan ini, semuanya sibuk menikmatinya. Ada yang keluar kota, kerumah nenek, liburan bareng keluarga, dan ada pula yang hanya rebahan seperti aku.
"kalian ada update info ga gais?" tanya bobi, "gue ko sekarang gatau apa-apa ya?" lanjutnya lagi dengan wajah sedih.
Aku menggelengkan kepala, bobi ini memang benar-benar raja gosip. Sehari tanpa menggosip sepertinya kurang bagi dia, bahkan ia kini ikut tergabung sebagai admin lambe turah kampus untuk tahu info-info terbaru.
"tadi gue denger dari adik tingkat katanya si sonya di drop out dari kampus" jawab tia santai, "HAH? SERIUS LO?" teriak bobi tak lupa dengan membelokan mata yang hampir copot.
"ada yang laporin kalo dia juga goda dosen demi nilai tinggi" sambung ican yang baru saja datang dengan cemilan ditangannya. "iya yang laporin nya kan lo can" timpal tia
"WAHH GILA, SERIUS LO? KO GUE GATAU", teriak bobi lagi
"katanya raja gosip, berita ginian aja gatau" diva ikut menyahut santai
Sungguh berita yang membuatku tercenga, ternyata sonya lebih jahat yang aku kira. Setelah membuat keluarga ka yogi hancur, ia juga membuat istri dosen yang tak tahu apa-apa hancur. Entah dendam apa yang selama ini ia simpan, sampai –sampai bertindak sejauh ini.
"lo udah ga di ganggu si yogi lagi kan?" tanya diva yang semula teman-teman yang lain khusyuk membahas kasus sonya kini beralih topik dengan melihatku dengan tatapan penasaran.
"hah? Eng..gga ko" jawabku kikuk karna merasa terintimidasi, "lo diganggu dia lagi bill? Gila si, cowo gatau malu emang" cetus tia dengan nada marahnya.
Aku kikuk didepan mereka semua, seperti dejavu saat masa-masa pdkt dulu dengan ka yogi, memang sedari dulu mereka tak pernah setuju dengan kedekatanku dengan ka yogi, terlebih lagi Tia, dari tatapan dan obrolan membahas tentang ka yogi penuh dengan kebencian.
Akhirnya mau tak mau aku ceritakan semuanya pada mereka, berawal dia meminta ditemani mencari kado dan sampai akhirnya kepergok bang eza.
__
"LOH ICAN? LO KEMANA AJA SELAMA SATU MINGGU INI?" teriakku padanya saat aku melihat ican duduk diruang meja makan rumahku, "biasa aja kali, kaya dia ilang di telan bumi aja" sahut bang eza.
"lah emang iya, dia gada kabar apapun. Anak-anak pada nyariin tau" ucapku tak mau kalah, aku berjalan mendekat ke arah mereka berdua. Sudah satu minggu lamanya setelah kami berkumpul hari pertama dikantin, kami tak lagi tahu kabar ican. Di chat maupun telpon tak ada yang aktif, dan tak ada yang tahu alamat rumahnya.
YOU ARE READING
INSECURE
Teen Fiction"Dia itu terlalu perfect buat lo, jadi jangan berharap ketinggian lo bukan level dia" langsung baca aja yuk! Copy by kelabukata2020
