Membayangkan Bela yang kesakitan, setidaknya Samudra harus ada disisi gadisnya, tidak peduli jika keberadaanya tidak mengurangi rasa sakit gadisnya sama sekali, tapi setidaknya, dengan menemani Bela ditanggal menstruasinya sudah lebih dari cukup untuk dirinya merasakan rasa sakit yang juga dirasakan oleh Bela.

"Aku mau ganti, kamu keluar dulu." ucap Bela lemas. Ucapan kelewat lemas yang berhasil membuat Samudra membulatkan matanya.

"Huh? Aku?" tanya Samudra idiot. Merasa kupingnya salah dengar dengan pengucapan Bela barusan.

"Iya Kamu keluar dulu. Aku mau ganti, Dra,"

Tanpa menatap Samudra, Bela memasukkan tangannya kedalam piyama tidurnya. Mengelus pelan permukaan perutnya, berharap rasa sakit pada perutnya segera menghilang.

Mungkin juga efek dirinya kesakitan sekarang, jadi Bela tidak sadar dengan ucapannya barusan.

"I-iya, aku keluar." jawab Samudra gagap. Sedikit terkejut karena Bela memakai aku-kamu yang biasanya gua-elo. Masa bodoh dengan repon dirinya yang alay seperti ini. Mendengar Bela berucap seperti itu membuat dirinya senang bukan main.

Tak mau membuat Bela kembali mengubah ucapannya, Samudra pun berjalan keluar kamar mandi setelah mengelus lembut pucuk kepala Bela.

Namun sebelum dirinya menutup pintu kamar mandi, kuping nya mendengar kata-kata yang lebih tajam dari hujatan Bela setiap hari.

"Pembalut aku abis, sekalian beliin yang ada sayapnya. Buruan jangan pake lama!"



________



"Ulang, nyet! Lo nanya apa tadi?"

"Bangsat, ah. Pembalut yang ada sayapnya kaya gimana?" ulang Samudra seraya melirik sekitar, takut kalau ada yang mendengar ucapannya tadi.

"Anjing! Lo operasi gender sampe beli pembalut cewek, Sat!?" tanya Gilang  heboh. Cukup terkejut mendengar teman seper-gilaannya itu mencari benda haram untuk kaum sepertinya.

"Gila lo! Kagak lah, nyet. Jawab buruan, gue gak faham gituan."

"Goblok! Gue juga cowok, bego! Mana paham gue yang gituan. Lo aja gak tau, apalagi gue, anjir!"

"Terus gue harus nanya kesiapa lagi? Masa gue telfon cewek lo buat nanya pembalut?"

"Anjing, jangan lah sialan!"

"Nanya ke lo mah gak guna,  Lang."

"Gue tanya buat apa nyet beli pembalut sayap-sayapan?"

"Cewek gue."

"Bulol, bangsat! Mau aja disuruh beli pembalut, bego!" Gilang tertawa ditempatnya. Geli sendiri melihat teman satunya itu rela membeli barang kecil nan sensitif hanya untuk cewek yang dimaksudnya.

"Bulol apa, njing?" tanya Samudra tak faham.

"Bucin tolol."

"Sialan." umpat Samudra kesal. Tangannya kini memencet tombol merah yang langsung disusul dengan panggilannya dan Gilang yang terputus.

SAMUDRA ; My Bad Boy Husband ( END ) Där berättelser lever. Upptäck nu