Bastard

347K 34.1K 9.1K
                                    

Ketika rinduku sudah menjadi candu. Caranya hanya satu. Bertemu.

- Samudra Alfa Adison



[ EMPAT PULUH ]

. . . . .






"Assalamualaikum. Warahmatullah," ucap Samudra seraya memalingkan wajahnya kekanan, disusul dengan gadis manis yang tengah menjadi makmumnya pada sholat subuh pagi ini.

"Assalamualaikum," ucapnya lagi dengan mengecilkan volume suaranya dari ucapan sebelumnya.

Tinggal bersama Bela tentu membuat banyak kemajuan untuk Samudra. Salah satu nya sekarang.

Dirinya yang bahkan tidak pernah melakukan sholat kini sudah bisa menjadi imam untuk gadis yang sudah berstatus penting dengannya.

Pembelajaran kecil yang dulu Samudra lakukan sudah bisa Samudra praktikan. Dan setiap ada waktu, dirinya dan juga Bela selalu solat bersama. Tentu saja dengan Samudra yang menjadi imamnya.

"Apa?"

Sembari menautkan alisnya bingung, Bela melirik tangan kekar yang tengah menjulur kearahnya.

"Salim." jelas Samudra seraya mencondongkan lebih dekat tangannya.

"Biar apa?" tanya Bela malas karena dirinya pun enggan untuk mengambil uluran tangan tersebut. Walau memang sudah seharusnya, tapi tetap saja Bela tidak mau.

"Biar barokah,"

Dan tak usah diragukan lagi bagaimana gelak tawa menyapa seisi kamar sunyi kedua sejoli itu.

Mendengar Samudra mengucapkan hal seperti itu tentu saja membuat Bela geli mendengarnya.

"Apaan banget, tau gak?" ucap Bela sembari menggelengkan kepalanya.

Tangannya kini memilih untuk membuka atasan mukena nya seraya membenarkan kunciran pada rambutnya.

Mengacangi uluran tangan yang masih setia dihadapannya.

"Ck. Iya-iya," mengalah dengan kelakuan ngeselin cowok dihadapannya itu, akhirnya Bela pun menyalimi tangan Samudra.

Sebentar memang, apalagi punggung tangan bertatto itu tidak menyentuh bibirnya, melainkan pipinya.

"Gak diajarin salim dengan baik dan benar, ya?" ledek Samudra datar.

Punggung tangannya kini mendorong paksa agar menempel dibibir gadisnya itu, membuat Bela berdecak sebal dan membuat dirinya tersenyum lebar.

"Gini yang bener,"

Dengan cepat Bela langsung menarik kasar tangannya dari genggaman tangan Samudra. "Auah," ucap Bela kesal.

"Gue udah ngasih tau lo, belum?" baru saja dirinya ingin bangkit dari duduknya, pertanyaan tiba tiba itu membuat bokongnya mengurungkan niat untuk bangun dari duduk.

Kepalanya kini menggeleng seraya menatap Samudra serius. "Kasih tau apa?"

Terlihat sedikit berfikir, Samudra pun menegakkan badannya seraya mengelus pucuk kepala Bela.

SAMUDRA ; My Bad Boy Husband ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang