35. Perihnya Mencinta

8.7K 1.8K 102
                                    

Kalau Leora masih syok, beda lagi sama Azka yang sudah potek, sepotek-poteknya.

Dia tahu kabar itu dari Juna sewaktu mereka sedang mengerjakan tugas bersama. Sebenarnya lebih ke Juna yang keceplosan, karena saat itu Azka iseng menanyakan kabar hubungan Kirani dengan si fuckboy cap Badak. Eh, malah dijawab sebentar lagi tunangan.

Azka yang tadinya sudah semangat untuk bertempur dengan tugas akhir, langsung berubah jadi hidup segan mati tak mau.

Soalnya dia memang naksir berat ke Kirani. 

Jadi siang ini, ketika dia menemukan sosok Kirani sedang terduduk sendirian di depan lab. Dia berinisiatif untuk mengajaknya berbicara empat mata guna berterus terang mengenai perasaannya yang sudah terpendam cukup lama.

"Kirani? Lagi nunggu siapa?"

Kirani seketika mendongak, mendapati si kakak tingkat kini berdiri di hadapannya.

"Auri, Kak."

"Ada waktu nggak? Sebentar aja, gue mau ngomong sesuatu, nih."

Kirani terdiam sejenak, sebelum kembali menengadah dan mengangguk.

"Bisa, Kak. Mau di mana?"







Dan di sinilah mereka, berakhir duduk berdua di bangku koridor menuju aula.

"Mau ngomong apa, Kak?"

Azka berdeham. "Kabar tentang lo sama Harzi yang katanya mau tunangan itu... bener?"

Kirani kontan terbatuk, memang posisinya dia lagi minum boba hasil pemberian suka-cinta dari Azka.

"Kakak tau dari mana?"

"Ada lah. Jadi itu bener?"

Kirani mau apa, mau bohong?

"I-iya." Angguk Kirani.

Mendengar itu bahu Azka seketika turun. Ia menghela napas berat kemudian menatap Kirani dengan perasaan campur aduk.

"Gue suka sama lo, Ran."

Tentu saja Kirani tahu, orang mepetnya juga tak kalah ugal-ugalan dari Harzi.

"kalau boleh tau, sejak kapan?"

"Di hari pertama lo masuk kelas, gue lihat lo duduk sendirian di parkiran. Emang udah tau muka lo, sih. Soalnya pas tes masuk dulu, Dela sempet ngenalin lo ke gue."

Dela itu sepupu Kirani dari ayah sambungnya alias Cahyo, yang dia sempat singgung di insiden kantin waktu itu. Hanya saja memang tak terlalu dekat, mengingat dia juga jarang datang ke acara keluarga si papa. Jadinya begitu, mereka hanya sebatas tahu.

"Waktu itu mau gue samperin, tapi malah keduluan adiknya Juna. Dan dari situ gue kayaknya udah tertarik sama lo-"

"-tapi pikir gue saat itu nggak mau terburu-buru, mau membiarkan lo membaur dengan lingkungan kampus dulu. Setelah mulai lengang, baru mau gue ajak kenalan."

Untuk suatu alasan, Kirani merasa istimewa. Entah kebaikan apa yang dia perbuat di masa lalu, hingga di kehidupan sekarang dia dicintai oleh lelaki tampan sekelas Azka ini.

Harzi juga ganteng, sih. Tapi nakal, walau ceritanya sudah kepingin tobat.

"Tapi, keputusan itu rasanya jadi penyesalan sekarang. Gue terlalu ngegampangin kalau cewek secantik lo nggak bakal ada yang ngelirik. Alhasil di sinilah gue, mendapati kenyataan bahwa cewek yang gua taksir sebentar lagi dipinang orang lain."

Azka tertawa getir, lalu melanjut, "Ini bisa disebut sebagai patah hati nggak, sih? Dengar kabar lo dan dia yang katanya mau ke jenjang yang serius bikin gue kalah telak. Bener-bener telak, Ran. Harzi tahu benar cara mencintai lo dengan lebih baik dan pantas."

make you mine [✔]Where stories live. Discover now