8. Tiang Listrik

16.8K 3.5K 561
                                    

"Kak Kun? Serius mau dipanggil semua?"

"Nggak apa-apa, kan?"

"Bakalan ramai banget ituuuu," rengek Kirani, membuntuti sang kakak yang masih sibuk menata alat makan. "Lagi pula kenapa masaknya sebanyak itu? Aku kira cuman buat bertiga aja??"

Gerakan Kunara terhenti, tubuhnya berbalik menatap si adik yang masih saja bersungut. "Kita cuma nurutin permintaan dari yang ulang tahun hari ini. Kamu lupa?"

"Tapi Kirani maluuuuu."

"Kamu mau Naka sedih?"

Kirani bungkam, lalu berdecak sebal. Begini nih, punya kakak terlampau ramah dan baik, orang asing pun diajak ke rumah. Bukannya apa, hanya saja Kirani ini memang tipe yang sangat melindungi privasi, termasuk tempat tinggal. 

Jadi rasanya aneh saja tiba-tiba rumahnya ramai, padahal Kirani tidak dekat bahkan kenal sebagian dari mereka.

Makanan dan lainnya sudah siap, tinggal menunngu teman-teman Kanaka datang. Kirani juga disuruh Kunara untuk mengundang teman kampus Kirani sekalian, si sulung ingin kenalan katanya.

Motor mulai berdatangan, suara teman-teman Kanaka juga sudah pada ribut. Tak lama kemudian Kirani juga dapat telepon dari Auri kalau ia dan yang lain sudah sampai.

Kirani sempatkan mematut diri di depan kaca, memerhatikan penampilannya yang sudah mandi dan ganti baju sehabis dari pasar tadi. Setelah itu keluar dari rumah untuk menjemput Auri yang ternyata memboyong abang dan pacarnya. Auri excited soalnya ini kali pertama ia berkunjung ke rumah teman perempuannya.

"Kiraniiii, haiiii!"

"Haloo Auriii." Sambut Kirani dengan senyum manis, soalnya ada Junaid. "Sore Kak Jevano, Kak Juna."

"Ramai ya," Komentar Jevano, Kirani mengangguk. "Temen adik saya jumlahnya se-RW, hehehe. Mari masuk, Kak."

Ketiganya lalu dibawa menemui Kunara yang sedang menyambut teman kelas Kanaka.

"Salam kenal, saya kakaknya Kirani, Kunara."

"Sore, Mas. Saya Juna, kakak temannya Kirani. Kalau yang itu Jevano. "

"Halo, Kak Kunara! Aku Auri, temen Kirani, satu-satunya." Ujar Auri memperkenalkan diri dengan penuh semangat, yang Kunara balas dengan senyum yang tak kalah lebar.

"Oh, ya? Wah, kalau gitu terima kasih sudah mau jadi teman Kirani. Dia anaknya memang kurang inisiatif, mohon maklum, ya."

Tak lama setelahnya ada lagi yang datang, kedengarannya Kanaka dan yang lain juga pada langsung heboh.

"Kiran? Panggilin yang lain, ya. Suruh masuk sekarang." Titah Kunara. Kirani mengangguk lalu berjalan keluar untuk menjalankan perintah.

"Kanaka Gilang Aditya?"

"Hadir sayang."

"Ck! temen lo suruh masuk, makan."

"Oh, oke---WOI HAYUK MASUK, DAH LAPER KAN?!"

Kirani sendiri memilih bersembunyi di belakang tubuh adiknya yang tinggi menjulang itu. Sudah dibilang Kirani pemalu, meski ini bukan pertama kalinya teman-teman Kanaka datang kemari, tapi tetap saja Kirani malu.

"Jangan ngumpet di situ, sini di pelukanku aja."

Kirani terkejut hingga spontan memeluk lengan Kanaka yang tertawa melihat interaksi keduanya.

"Bang, Zi. Ayo masuk."

"Duluan aja. Belom habis nih." Jawab Harzi sembari mengangkat jemari yang masih mengapit sebatang rokok.

make you mine [✔]Where stories live. Discover now