14. Naga Terbang

15.2K 2.9K 292
                                    

Siang itu, Kirani diminta dosen untuk mengambil laporan hasil praktikum yang tersimpan di ruangannya. Saat Kirani hendak membuka pintu, sosok lain tiba-tiba muncul dari dalam ruangan.

"Oh shit! Sorry, kaget."

Kirani menggeleng singkat. "Nggak apa-apa."

"Mau masuk?"

"Iya, disuruh dosen jemput laprak."

Azel ber-oh. "Kayaknya yang di sebelah situ. Tadi nggak sengaja baca. By the way, lo kelas A?"

"Iya, permisi." Kirani lalu masuk, sementara Azel masih berdiri di ambang pintu. Sengaja menahan untuk Kirani lebih tepatnya.

"Makasih."

"Gue mau bantu." Dan tanpa menunggu persetujuan, Azel langsung mengambil alih tumpukan kertas itu dari tangan Kirani. "Ayo."

Di waktu yang sama, Harzi baru saja kembali dari kantin tatkala matanya menangkap pemandangan tidak sedap dari koridor lantai 2 yang terhubung dengan gedung Lab.

Mbak gebetan terdeteksi jalan berdua dengan cowok lain, mana kelihatan ngobrolnya asyik sekali. Kan Harzi jadi iri.

"Tuh anak siapa, sih? Enak banget mepet punya orang."

Zaidan tahu-tahu muncul dari belakang dan menepuk keras bahu sang kawan. "Ngomong ama siapa sih, nyet? Mulai sinting ya lo?"

"Maba jurusan mana dia?" Tanya Harzi seraya menunjuk lurus ke sosok yang baru keluar dari ruang Laboratorium.

Mata Zaidan memicing sebentar. "Lah??? Lo nggak tau dia siapa? Yang bener aja, anying!"

"Kalem bangsat. Ini gua nanya makanya!"

"Anaknya bapak Direktur itu, monyettt. Denger-denger sepupuan sama mantan gebetan lo juga. Si Leora." Jelas Zaidan. "Kenapa dia?"

Harzi mengendikkan bahu. "Bingung aja. Sejak kapan dia deket sama Kiran?"

"Oalah, taiiiii. Masalah perbucinan rupanya." Zaidan geleng-geleng kepala. "Bingung gua ama lu."

"Kenapa? Karena terlalu ganteng?"

"Pait-pait."

Zaidan kena tampol.

"Cewek ini sebeda itu?" Tanya Zaidan meringis. Harzi mengangguk. "Nyangka nggak lo?"

"Tau gitu Kirani gua pepet aja dari dulu. Kan yang kenal duluan juga gue."

Kali ini Zaidan dipukul. "Nggak boleh. Dia punya gua."

"Tuh kann ihhhh astagaaa dianiaya mulu akuuu!!!!!"

"LO BERDUA NGAPAIN BERDUAAN DI TEMPAT SEPI?!!! MAU BERZINA, YA?????!"

Sekarang giliran sepatu Zaidan yang melayang, dilempar ke arah Radin yang terbahak bersama Juha dan Yuan.

"Tadi gua lihat mbak acimiwew lo jalan sendirian, noh." Mendengar itu lantas saja Harzi merapihkan rambut lalu memasang topinya. 

"Ini si Kirani kalau nggak kepincut sama gua, parah sih." Ujarnya penuh percaya diri. "Duluan yak! Mau menaklukkan cewek nano-nano gue dulu."

"NAJIS, BUCIN BANGET!!"

Harzi tergelak dalam perjalanannya mencari keberadaan Kirani, hingga berakhir menemukan sosoknya sedang berdiri sendirian di area mushollah.

"Kiw! Neng. Sendirian aja? Temennya mana?"

make you mine [✔]Where stories live. Discover now