30. Karma dan Kirani

12.7K 2.6K 199
                                    

"Kenapa ganteng banget?"

Kirani bersandar di ambang pintu kamar si sulung, memasang wajah cemberut yang justru terlihat lucu di mata Kunara.

"Muji kok sambil cemberut?" Gelaknya. "Jadi beneran dibolehin kan, jemput dia?"

"Rumahnya jauh nggak?"

"30 menit."

"Mau ke mana dulu?"

"Ke acara kantor, habis itu mampir ke rumah Mama." Jawab Kunara yang telah selesai bersiap. "Kakak berangkat, ya?"

Entah mengapa Kirani jadi emosional, dengan begitu saja ia memeluk Kunara. "Hati-hati di jalan, ya? Kiran nitip piscok deket lampu merah." Ujarnya sendu.

Kunara terkekeh. "Adek kenapa? Mau ikut?"

"Udah sana berangkat."

Kunara paham kok, kenapa adiknya mendadak melow. Rasanya sama persis dengan apa yang Kunara alami waktu tahu ada orang lain yang juga begitu menyayangi Kirani selain dirinya dan Kanaka.

Dan orang yang dimaksud baru saja datang dan turun dari motornya.

"Mau ke mana, Bang?"

"Acara kantor. Kenapa?"

Harzi mengernyit. "Loh? Tapi kata Kiran hari ini calon kakak ipar mau dateng?"

"Habis ini."

Cowok itu lalu ber-oh. "Sukses, Bang! Selamat sampai tujuan."

Ada Kirani yang hanya diam dan bersandar di ambang pintu, mengamati kakak dan si pacar sedang berinteraksi. Hingga akhirnya Kunara pergi dan digantikan oleh Harzi yang menhampirinya dengan cengiran menyebalkan seperti biasa.

"Napa lo? Darah rendah?"

"Pulang sana."

"Wets, galak amat, sayangku. Nih, titipan camer lo." Harzi lalu memberi rantang yang dibawanya pada Kirani.

Kirani menerimanya kemudian masuk dengan wajah muram. Harzi yang bingung lantas ikut dan mendapati kekasihnya sudah sibuk memindahkan makanannya ke piring. Ia lalu mengambil posisi dengan berdiri di belakang Kirani dan menumpukan dagunya di pundak gadis itu.

"Ayang. Aku habis jogging, loh...."

"...."

"Tebak ketemu siapa?"

"Siapa?"

"Azel sama Leora."

"Oh."

"Jangan marah, ya?"

"Kenapa?"

"Gue sama Ayah nerima ajakan Leora buat sarapan bubur bareng."

"Kenapa harus marah?" Kirani menoleh sebentar. "Kenapa gue harus tau? Apa dia jadi hal penting yang harus selalu dibahas?"

✨M a m p u s✨

"Nggak gitu, maksud gue cuma-"

"Nggak usah panik, gue bukan lo yang gampang naik darah."

Kirani menukas datar. Dan bisa ditebak, setelah itu Harzi terus didiami hingga tak diijinkan masuk ke kamarnya.

"Tolongin gue, Lang."

Kanaka sampai terbahak-bahak. "Elu sih! Dipikir Kak Kiran nggak bisa cemburu?" Gelaknya. "Nih ya, gua kasih tau. Dia kalau ngambek bisa awet sampai besok atau bahkan lusa!"

Wajah Harzi makin nelangsa. "Terus gimana, donggg? Masalahnya kakak lo nggak mempan digombal, disogok makanan juga kayaknya belum bisa-"

"Keluar, Kak Kun udah pulang."

make you mine [✔]Where stories live. Discover now