7. Salam Kenal, Calon Menantu

17.4K 3.5K 960
                                    

"Nggak. Nggak mau."

"Ayolah, biar jok belakang aku nggak kosong. Hm?"

"Enggak mau!" Kirani sampai melempari si adik dengan guling. "Udah sana gue mau tidur!"

Kanaka berdecak. "Kak Kirani nggak boleh gitu, nggak enak tau. Bang Harzi udah ngundang kitanya malah nggak dateng. Dan lagi tadi denger sendiri, kan? Makannya gratis!"

"Mau gratis, mau dicicil juga nggak ada urusannya sama gue." Dumel Kirani. "Udah sono cabut! Bilang aja gue ketiduran atau apalah!"

Kanaka berdengkus dan berkacak pinggang, menatapi kakaknya yang malah mengubur diri dengan selimut.

"Ayo ah, siap-siap! Sekalian jalan-jalan. Udah seabad lo malmingan di kamar mulu. Lumutan, lumutan lo."

"Nggak mauuu Nakaaaa, sana pergiiii."

Kanaka menghembuskan napas berat, dengan begitu ia mengalah. Usai berpamitan dengan Kunara, Kanaka lalu keluar dan terkejut saat menemukan sosok Harzi sudah duduk manis di atas jok motor menungguinya. Mana orangnya cuma cengar-cengir saat ditanya sedang apa dirinya di sana.

"Mampir aja, sekalian bareng."

"Di sini dari tadi?"

"Nggak juga." Balasnya berubah celingukan. "Kirani mana?"

"Ketiduran."

"Jam segini?" Gumamnya yang dibalas kedikkan bahu dari Kanaka. "Tau tuh."

"Yahhhh penonton kecewa."

"Ya udah lah, lagian kalau bawa cewek ribet. Nggak bisa lama-lama."

Mereka akhirnya berangkat. Saat suara motor mulai menghilang. Kirani baru berani membuka tirai jendela. "Huft. Amann."

"Kamu ngapain? Mau ikut sama Naka?" Tanya Kunara yang tiba-tiba muncul dari belakangnya. Kirani menggeleng.

"Enggak, hehe. Cuma mau mastiin dia udah berangkat apa belum."

Kunara ber-oh. "Oh iya, besok bangun pagi, ya. Inget kan besok hari apa?"

Kirani tersenyum dan mengangguk antusias. 

"Nggak mungkin lupa."

Lalu di pagi berikutnya, Kunara dan Kirani berakhir jogging bersama di sekitaran komplek

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Lalu di pagi berikutnya, Kunara dan Kirani berakhir jogging bersama di sekitaran komplek. Ibu-Ibu yang tengah ngerumpi di lapak tukang sayur pun mendadak mesam-mesem saat kakak-adik itu melintas di depan mereka.

"Pagi Mas Arka. Duh, seneng banget pagi-pagi lihat yang seger-seger. Sayur aja kalah seger sama Mas Arka!" Cerocos si janda kembang yang tinggal di blok sebelah.

Kunara tersenyum ramah, beda dengan Kirani yang wajahnya sudah berubah masam. Sayur asem kalah jauh sama dia, tuh.

"Mas Arka kok jarang beli sayur? Bukannya di rumah kalian cuma tinggal bertiga, ya? Pasti kan Mas Arka yang masak?"

make you mine [✔]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt