12. Dasar Anak Muda

14.9K 2.9K 349
                                    

"Kuliah hanyalah kedok untuk mencari betina-betina unggul."

Harzi, Jaffie, Juha, Radin, Zaidan, dan Yuan sedang nongkrong di bawah pohon mangga yang letaknya di sebelah bengkel mesin. Inilah para pemuda kurang ahlak yang paling senang meneriaki mahasiswi gemay yang kebetulan lewat. Bahkan siulan dan nyanyian mereka yang tengah menggoda gadis-gadis pun masih bisa terdengar dari lantai dua dan seterusnya.

"Filter dong, filter!" Cerocos Juha. "Zi, sebats."

"Belum beli."

"Ih, miskin amat."

"Punya kaca tidak ya kau, bangsat? hmm...." Zaidan mencibir. "Beli sono!"

"Duitnya kaka?"

Semua mendadak bisu, giliran masalah duit tak ada yang sudi berkorban. Terpaksa sultan kita, sdr. Yuan Oktovin yang kembali bersukarela merogoh dompet demi memuaskan hasrat bibir yang haus nikotin. "Nih, beli dua bungkus."

"Nggih, Mas! Meluncur!" Cengir Juha dan meninggalkan tongkrongan.

Radin menguap lebar. "Ngantuk ah, pengen bobo."

"Najis, maho." Yuan beringsut menjauh, bikin Radin makin iseng dengan menarik Yuan mendekat sambil bibirnya monyong-monyong. "Utututuuu sun dulu sini sayang."

"Sesat, sesat...." Jaffie bergidik ngeri dan mengalihkan pandangan, beruntung irisnya langsung menangkap gadis manis sedang berjalan melintasi tongkrongan mereka.

"Kiw! Kirani, hai!"

Harzi dan yang lain refleks menoleh ke satu arah. Ada Kirani yang sedang kesusahan membawa map berisi tumpukan laporan yang hendak dikumpulkan di Lab.

Sebagai jawaban, Kirani hanya tersenyum tipis lalu mempercepat jalannya. Sedangkan yang disenyumi masih bergeming, menatap setiap pergerakan yang gadis itu lakukan.

"Yang itu nggak jadi, Zi?"

"Ha?"

"Yang tadi. Kirain deket." Ulang Zaidan.

"Sudah, jangan dibahas... Master kita sedang gundah hati, perkara pernyataan cinta yang tidak terbalas." Celetuk Jaffie menengahi.

"ANJIR LO DITOLAK LAGI?!" Pekik Radin.

"Apaan... Enggak. Belum sedeket itu." 

Geleng Harzi lesu, buat Yuan yang melihatnya pun jadi berdecak kasihan. "Positif thinking aja Zi, mungkin lo lagi kena karma."

"Lagian sejak kapan lo jadi pesimis kayak gini? biasanya juga digas sampai mentok???"

"Gue kelihatan seputus asa itu?" Tanya Harzi, yang kompak dibalas anggukan dari yang lain.

"Mau sama yang itu? Yakin? Serius? Yakin? Apa iya?"

"Bacot Jap, bacot."

"Gua nanya, anjir." Desis Jaffie. "Kalau serius, gue bantu."

"Haram hukumnya gue mendapatkan seorang cewek dengan bantuan pihak ketiga." Harzi berujar lugas. "Coba dido'a-in aja biar dia jadi bucin banget ke gue, gitu?"

Jaffie terbahak, begitu pun dengan yang lain. Baru kali ini seorang Harzi Echlanu mengharapkan gadis sampai segitunya.

 Baru kali ini seorang Harzi Echlanu mengharapkan gadis sampai segitunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
make you mine [✔]Where stories live. Discover now