21. Memori Rumah Sakit

14.8K 3.2K 547
                                    

Harzi turun dari mobil sembari menenteng sebuah rantang ukuran sedang. Semalam pas Mamanya tahu kalau Kirani masuk Rumah Sakit, beliau langsung histeris dan heboh minta ikut untuk menjenguk.

Namun harus diurungkan sebab si Mama baru teringat hari ini ada acara arisan di luar kota, yang jadinya beliau terpaksa titip salam saja.

Harzi mengetuk pintu lalu masuk, dan malah mendapati Kanaka yang berbaring di atas ranjang, sedang asik bermain game.

"Eh, Bang Harzi." Sambut Kanaka. "Cari siapa, nih?"

Harzi berdecak pelan. "Cewek gua mana?"

"Ahay! Udah jadian toh?"

Pintu toilet lalu terbuka, menampakkan Kirani yang baru selesai berganti baju dan kini sedang mencepol rambutnya dengan jedai yang Harzi beri. uwu.

"Apa lihat-lihat?" Tanya Kirani yang baru saja berjalan melewatinya untuk duduk di sofa. Tentu saja Harzi begegas menghampiri kemudian duduk di sebelahnya. Setelah itu melirik Kanaka yang juga tengah curi-curi pandang ke arah mereka.

"Yang jomblo bisa dimohon keluar dulu? Mau pacaran, nih."

"Anying." Umpat Kanaka yang mau tak mau terpaksa meninggalkan ruangan.

Begitu pintu tertutup, Harzi langsung ndusel ke Kirani yang sedang mengecek notifikasi di ponselnya. "Ayangggg."

"...."

"Apaan banget gue dicuekin?" Harzi mencebik, lalu menarik paksa dagu Kirani agar menatap ke arahnya.

"Apa?"

"Kangen."

Tangan Kirani pun bergerak untuk mencolok mata Harzi. Bercanda deh, dia menyingkirkan sesuatu di sudut mata cowok itu.

"Ada beleknya."

Bukannya malu, Harzi justru cengar-cengir dan memeluk Kirani dengan gemas. Dilanjut berbaring di pangkuan gadis manis yang kini merangkap sebagai calon pacar itu.

"Gimana kemarin? seneng nggak ke pantainya?"

Kirani mengangguk, tangannya juga tergerak untuk mengusap rambut Harzi. "Seneng."

"Kapan-kapan ke pantai berdua, yuk?"

"Iya, boleh."

Setelah itu keduanya hanya saling mendiami. Kirani yang asik memainkan rambut Harzi, dan Harzi yang memandanginya.

"Jadi, gimana?"

"Apanya?"

"Mau nggak?"

"Yang jelas."

Harzi kembali bangun, dan merubah posisi jadi duduk bersila menghadap Kirani. Kedua tangan gadis itu diraihnya, celingukan sebentar mengamati keadaan sekitar sebelum kembali menatap Kirani.

"Kirani, gue tau ini sama sekali nggak seperti yang gue dan lo harepin. Maksudnya, situasi ini." ucapnya membuka. "Tapi setelah insiden kemarin, gue jadi takut bikin lo nunggu lebih lama. Dan lagi, dari awal gue emang udah ngebet banget mau jadiin lo milik gue-"





"-jadi, Kirani mau kan, jadi pacar Harzi?"

Setelah pertanyaan itu terlontar, Kirani terdiam. Raut wajahnya menunjukkan banyak sekali keresahan, dan karenanya tangan Harzi turut tergerak untuk mengusap pipi si gadis.

"Jangan khawatir. Apapun yang terjadi, kita hadapi sama-sama. Ayo saling merubah satu sama lain, dengan gue yang akan melindungi lo, dan lo akan menguatkan gue. Jangan lupa mencintai gue, ya? Ingat, cuma gue."

make you mine [✔]Where stories live. Discover now