03. 🔗Wejangan🔗

Start from the beginning
                                    

"Yah ganti channel nya dong. Bosen nonton politik-politik mulu." rajukku ke ayah sambil menampilkan puppy eyes yang menurut gua lumayan alay plus jijik.

"Bagusan ini Nis. Gak belajar kamu?" tanya ayah dengan nada perintah.

"Ntaran aja masih sore gini yah," jawabku sambil nyengir kuda tanpa berdosa.

"Kamu kalau di bilangin selalu gini terus, kalau susah dibilangin bakal ayah lest privatin loh. Ohhh apa mau di masukin bimbel?" tegas ayah yang sedikit membuat nyali gua menciut.

"Kok gitu? Bimbel mahal yah, bisa-bisa 5 juta per tahun. Kan sayang uang nya mending buat beli macbook bisa tuh yang second," jelasku yang orangnya yang dikit-dikit dijadiin bisnis.

"Nis Nis kamu ini, pokoknya kamu harus ikut bimbel di Educate titik enggak ada penolakan." tegas ayah lagi lalu meninggalkan gua didepan tv sambil melongo.



Masuk bimbel gak pernah ada didalam list hidup gua!





Gua yang kelewat kesal pun langsung pergi ke kamar dan mengkuncinya. Bukannya Childish atau apalah, gua paling enggak suka disuruh buat les dan sejenisnya dari dulu. Sebenarnya alasan utama gua enggak mau les bukannya sayang duit buat beli baju apa lagi buat ootd, Oh tidak Rhoma!

Gua sebenarnya kasian sama bapak kalo harus ngebiayaintiga anak apalagi Teh Anin yang masuk kampus negeri ellite di Depok.

Walaupun Bang Riko udah kerja, ya ngeBand its Ok lah, belum lagi Teh Anin yang ikut Budhe di Depok pasti butuh uang jajan, setidaknya bisa ngeringanin beban ayah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Walaupun Bang Riko udah kerja, ya ngeBand its Ok lah, belum lagi Teh Anin yang ikut Budhe di Depok pasti butuh uang jajan, setidaknya bisa ngeringanin beban ayah. Dari situ gua punya inisiatif buat nerima endorsement, walaupun enggak seberapa. Ayah yang nganggepnya gua main handphone terus, padahal gua lagi ngedit konten dan foto buat endorse yang bisa hasilin duit buat jajan. Gua pengen banget masuk Jurusan di Ilkom UGM tapi ayah pengen gua masuk Kedinasan, biar jelas pekerjaannya kalo udah lulus. See? Walaupun dianggap remeh gua tetep kekeh sama pendirian gua.


Kalau kalian punya impian, sebisa mungkin buktiin jadi kenyataan dan buat orang yang ngeremehin lo bisa percaya kalo lo itu bisa dititik itu.


Setelah kegiatan curcol gua sama dunia fantasi liar di otak gua. Gua memutuskan buat tidur, padahal baru jam delapan malam. Enggak tau bawannya gua mager buka mata, pengen tidur biar pikiran enggak kalut dan bisa-bisa stress, enak aja belum juga ketemu Jodoh.

Nusya'POV end


🧚‍🧚‍🧚‍🧚‍🧚‍



08.00 WIB


Di sinilah Nisnus yang masih bergelayut manja di kasur kesayangannya itu. Di pagi hari kali ini memang tidak ada acara apapun, terlebih tanggal merah. Jadi ia lebih memilih untuk tidak keluar rumah kecuali nanti sore ke Cafe.



- Di Teras Rumah -

Ibu yang sedang menyiram tanaman di teras kaget saat sang suami menghampirinya setelah olahraga pagi di sekitaran komplek bersama bapak-bapak lainnya.

"Bu, Nisnus sudah bangun?" tanya bapak kepada ibu.

"Belum Mas, lagian ini hari libur biarin aja kalo mau tidur-tiduran sampai siang," balas Ibu lalu duduk di kursi yang ada di teras.

"Kamu mbok ya jangan biasain nuruin sikap enggak baikmu ke Nisnus. Dia itu udah remaja segede gitu Bu." Nasehat Bapak kepada ibu dengan raut wajah yang serius.

"Iya habis ini aku bangunin Mas," jawab ibu lalu meletakkan selang air kemudian mematikannya.

Ayah dan ibu memang dulunya tidak saling mencintai karena mereka berdua menikah karena perjodohan, mungkin terdengar klise banget buat anak jaman sekarang.

Tetapi, ayah dan ibu saling mencintai seiring berjalannya waktu, bahkan sampai sekarang ayah terlihat begitu menyayangi ibu begitupun sebaliknya. Kemudian ibu bergegas ke kamar Nisnus.

Tok tok tok tok!

"Nis bangun udah jam 11 siang ini, ntar ayah marah adeuh," ucap ibu tak lupa mengetuk pintu dengan sangat keras.

"Ini anak tidur apa mati ya? Astaghfirulloh mulutku, coba aku ketok yang keras lagi," gumam ibu di depan pintu.

TOK TOK TOK TOK!!!

Tidak mendengar tanda-tanda sahutan dari dalam, akhirnya ibu memutuskan untuk masuk ke jendela samping pintu yang kebetulan enggak dikunci.

"NIS BANGUN ATUH, ANAK PERAWAN PAMALI TIDUR SIANG-SIANG HEH!" teriak ibu tepat di telinga Nisnus lalu berjalan sambil membuka korden agar sinar matahari masuk.

Nisnus yang sedikit terganggu dengan suara ibunya pun hanya bisa menggeliat dan bergumam pasrah.

"Hmm apa-apaan ih bu, ini tuh masih malem," gumam Nisnus yang membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Malem palamu tujuh! udah ayok bangun katanya nanti mau pergi," ucap ibu sambil narik kedua tangan Nisnus.

"Iya bu, bentar ini mau bangun," balasnya sambil menyibakkan selimut lalu bergegas ke kamar mandi. Dan tiba-tiba ibu pergi entah kemana membuat Nisnus kebingungan sendiri.

To Be Continued🧚‍♀










So, Don't Forget vote this story!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

So, Don't Forget vote this story!

1k+ word huhuhu, makasih buat yg udah bantu voteee.


Oh iya buat cast kalo Gak cocok sama pemikiran kalian, kalian boleh berimajinasi terserah kalian kok.

Thank you for reading and voting
#SalamCihuy

BIMTA [COMPLETED✓]Where stories live. Discover now