Darah (2)

2K 117 3
                                    

You want know something?
I want to be your favorite person
-Anisha Adelya

Happy reading❤








Riana mengendap ngendap masuk ke ruangan tempat Anisha mengambil darah. Ia menggunakan pakaian suster dan masker agar tidak di curigai. Ia melihat sekelilingnya untuk memastikan dia tetap aman. Riana melihat dari kaca pintu. Tidak ada orang di dalam sana. Ia pun membuka pintu tersebut pelan pelan agar tidak menimbulkan bunyi. Riana melihat keadaan sekelilingnya lagi, setelah ia rasa aman, ia langsung masuk ke ruangan tersebut.

Riana mencari dimana letak kantong darah milik Anisha tersebut. Ia mencari mulai dari laci meja, lemari lemari, hingga ia menemukan 4 kantong darah di atas meja dokter. Ia memperhatikan sejenak kantong darah tersebut, ia yakin ini pasti milik Anisha, karena tidak ada lagi kantong darah disana. Ia mengambil 2 kantong darah tersebut dan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang sudah ia siapkan.

Setelah ia fikir fikir, ia lebih baik mengambil 2 kantong darah saja. Ia masih memiliki rasa kasian kepada Anisha dan orang tua Devino. Sedikit saja. Buru buru Riana keluar dari ruangan tersebut sebelum ada orang lain yang melihatnya.

Riana langsung pergi ke parkiran yang sudah ada geng Tornado dan Xipert. Ia melepaskan semua pakaian suster dan maskernya.

"Liat liat liat gue dapet darahnya." kata Riana dengan antusias.

"Weehh... Mantep. Aman kagak? Ntar diem diem ada yang liat gerak gerik lo," kata Ferdo.

"Ck, enggak lah. Urusan ginian mah gampang." kata Riana dengan sombong.

"Terus, itu mau lu apain?" tanya Leon.

"Ya gue buang lah. Yakali gue sayang sayang darah orang. Najis!" kata Riana dengan nada seolah olah jijik.

"Gue kedalam dulu yak. Penasaran gue gimana reaksi mereka, duluan ya." Riana melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan mereka.

•••

"Maaf dok, 2 kantong darahnya hilan," kata suster tersebut dengan wajah panik.

"HA?!" teriak semua yang ada disana.

Anisha mematung di tempatnya. Keringat dingin kembali keluar. Siapa yang tega melakukannya? Apa ini pertanda dari mimpi tadi? Apa mimpi tadi akan menjadi kenyataan?

Anisha merasa seluruh kekuatannya hilang. Ia merasa sangat lemas. Seperti tidak memiliki tulang.

"Maaf Riana baru datang. Ada apa? Kenapa semuanya tegang?" tanya Riana seolah olah ia tidak tau apa yang sedang terjadi.

"2 kantong darah untuk Devino hilang." kata Diandra dengan suara lemah.

"Hilang? Kenapa bisa hilang? Rumah sakitnya gimana sih?! Kenapa bisa teledor seperti ini? Itu darah orang loh." hardik Riana.

"Maaf sebelumnya. Kejadian ini diluar sepengetahuan kami," kata dokter tersebut.

"Terus... gimana anak saya?" kata Siska dengan suara gemetar.

"Ambil lagi darah saya sus." kata Anisha.

Semuanya melihat ke arah Anisha. Tidak percaya dengan apa yang barusan Anisha bilang.

DEVINO (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat