Bingung.

3.5K 139 2
                                    

Gue bisa aja kenak serangan jantung setiap hari kalau ngeliat lo senyum.

Happy Reading








Anisha mengetuk pintu rumahnya.Beberapa kali mengetuk pintu,kluarlah seorang cowok yang sangat ia rindukan.

"si--",Ferdo tidak melanjutkan kata katanya.Anisha langsung menghamburkan pelukkan membuat Ferdo terhuyung ke belakang.

"abaaang,Anisha kangeeeen"

"akhirnya... Lo kemana aja sih?! Gue khawatir sama lo,untung aja ayah sama bunda gak ada",omel Ferdo sambil mengelus kepala Anisha.

"ceritanya panjang banget nantik Anisha ceritain,ayah sama bunda kemana?"

"bunda ikut ayah keluar kota,ada kerjaan mendadak"

"yaudah lo masuk dulu,istirahat"

Anisha lalu melepaskan pelukannya dan menuju lantai atas.

•••

Devino pergi ke warkop biasa ia berkumpul.Ini masih jam sekolah dan Devino tidak berniat untuk kembali ke sekolah.

Devino duduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu.Devino mendongakkan kepalanya lalu membuang nafas lelah.Devino mengusap wajahnya,hari ini dia benar benar lelah.

Drrtt... Drrtt...

Teo is calling...

"hm"

"mobilnya udah di rumah Anisha"

"hm,thanks"

Devino mematikan sambungan telefonnya.Devino memghubungi Teo saat Devino pulang dari rumah Anisha untuk menjemput mobil Anisha dan mengantarnya sesuai alamat yang sudah di kirim Devino.

Devino membaringkan tubuhnya menatap langit langit cerah.

Akhir akhir ini,banyak saja hal hal yang harus di tanggung Devino.Masalah awal belum selesai sudah datang masalah baru.Masalah awal bisa saja itu Devino serahkan ke teman temannya,hanya saja untuk masalah kedua ini,Devino sendiri yang harus bertindak.

Devino tidak mau kejadian ini terulang lagi.Ini salahnya.Ini akibat keteledorannya.Ini akibat yang Devino dapatkan dari janji yang ia ingkar.Dan Devino tidak mau janji keduanya ia ingkari lagi yang bisa saja berdampak lebih fatal bagi Anisha.

Anisha.

Gadis itu kini sasaran rivalnya.

Mereka menjadikan Anisha sebagai alat untuk memancing Devino menjadi lebih brutal dari biasanya.Hanya karena satu gadis itu,Devino bisa di buat menyalahkan diri,mengumpat diri sendiri,memarahi diri sendiri berulang kali padahal Devino tidak pernah begini sebelumnya bahkan saat bersama Riana sekali pun.Gadis itu bisa membuat Devino uring uringan.

Gadis itu berhasil membuat Devino kalang kabut.Gadis itu berhasil membuat Devino cemas setengah mati.Gadis itu yang membuat Devino tidak tenang menjalani waktu demi waktu ketika ada saja hal berbahaya yang mendekatinya.

Tapi,saat melihat bola mata coklat terang yang menyejukkan itu,Devino bisa merasakan semua bebannya lepas.Pipi yang selalu ia buat merah itu kini sudah bagaikan candu baginya.

DEVINO (END)Where stories live. Discover now