Bro ?

1K 68 21
                                    

ulah sendiri tapi, merasa paling tersakiti.

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

Badan Anisha seketika mematung. Semuanya seolah olah berhenti berjalan. Ia memutar otaknya mencari kesalahan yang telah ia perbuat. 

ah, pasti prank, gue prank balik biar tau rasa -batin Anisha

"Oke !" jawab Anisha dengan lantang.

"Yang gamon, harus ngajak nikah." sambung Anisha.

Devino memandang Anisha dari atas ke bawah sambil menyerngit heran. Ia pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Sedangkan Anisha tersenyum meremehkan Devino. Ia merasa Devino telah salah membodoh bodohi Anisha. Anisha meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke kelas. 

...

Devino berjalan menuju kantin untuk berkumpul dengan teman temannya. Selama diperjalanan otaknya tidak berhenti berfikir kenapa Anisha sangat gampang menerima keputusannya. Tapi yasudah lah, setidaknya ia menjadi tidak banyak bicara.

Ketika Devino sampai di ambang pintu kantin, ia melihat Riana tengah duduk di kursinya dengan teman temannya yang sibuk memainkan hp tanpa berminat memperhatikan Riana yang terus sibuk mengoceh untuk menarik perhatian teman teman Devino.

"dih kalian kenapa sii main hp mulu ? dengerin dong kalau gue lagi cerita !" kata Riana dengan kesal.

"sokap anjing," ucap Willy tanpa suara dan tetap fokus ke hp nya.

Chiit

Suara bangku samping Riana berbunyi mengalihkan pandangan mereka. Dito, Willy, Jerry, dan Gio langsung menyimpan hp nya. Riana tersenyum sumringah sambil melambaikan tangannya ke Devino tanpa di balas Devino.

"Dari mana aja lo ? Tumben ngilang gak ngajak," kata Gio.

"Abis mutusin Anisha," jawab Devino enteng.

Dito, Willy, Jerry, dan Gio tersentak kaget. Tidak percaya dengan apa yang barusan Devino bilang. Bahkan Devino pun mengatakannya secara enteng, tidak ada rasa sedih atau apapun. Benar benar seperti ngomong biasa.

Anjir ini beneran ? Gue lagi gak mimpi kan ? Jadi dia beneran mutusin Anisha ? -batin Riana.

Riana bersorak gembira di dalam hatinya. Ia tersenyum sangat lebar.

"Lu... anjir lu gak lagi mabukkan ?" Dito sedikit mencondongkan tubuhnya dan sedikit menepuk nepuk pelan pipi Devino.

"Sadar goblok ! Enteng banget lu ngomong," lanjut Dito.

"Alasan lu mutusin ?" tanya Jerry.

"Gua mau aja. Lagian ntar nyambung lagi karna dia ngemis ke--"

Brak!!!

Gio menggebrak meja lalu berdiri. Sorot matanya tajam dan penuh emosi. Semuanya terlonjak kaget, hanya Devino yang biasa saja, untungnya di kantin hanya ada mereka.

DEVINO (END)Where stories live. Discover now