Kekhawatiran

2.7K 136 5
                                    

Zack mengintip ponsel yang dia sembunyikan di balik meja, menunggu laporan dari orang yang dia tunggu. Tak lama kemudian layar ponselnya menyala. Menampilkan sebuah pesan,

'Kami sudah memesan makanan, dan saya sudah bilang tagihannya di masukkan tagihan anda.'

setelah melihat pesan itu Zack menghela nafas lega, Zack menatap kolega sekaligus teman yang duduk di depannya.

"Kau terlihat gusar, ada yang mengganggumu?" Zack menggeleng,

"Hanya masalah kecil, bagaimana perusahaanmu?" Laki-laki itu tersenyum,

"Berjalan baik berkatmu, tumben Rey tidak ikut? Setauku dia sering menempelimu ketika makan siang?" Zack memutar bola matanya jengah,

"Dia bilang akan pulang sebentar ke New York, kau benar tidak berniat membuka cabang lagi? disini mungkin?"

"Tidak, aku membuka cabang di Saint Louis saja istriku sering protes. Apalagi jika di LV," Zack terkekeh,
"Jika kau berubah fikiran, kau bisa menghubungiku Sean." Sean mengangguk.

"Kau akan pulang ke hotel atau langsung ke New York?"

"Aku ada keperluan lain lagi, mungkin setelah itu aku baru bisa kembali." Zack mengangguk,


"Sebenarnya jika kau kemari bermalam di mansionkupun aku tidak keberatan," Sean menatap Zack,

"Iya, kau memang tidak akan keberatan. Tapi aku tetap saja sungkan," Zack menatap aneh pada Sean,

"Ayolah, kita seolah baru saja kenal." Sean terkekeh,

"Ya, ya terserah." Zack hendak menyahuti ucapan Sean, namun pandangannya terpaku pada wanita mungil yang berjalan dengan anggun hendak keluar dari cafe.

Zack hendak mengatakan sesuatu pada Sean, tetapi ketika dia menoleh ke samping. Sean sudah tidak ada di sampingnya.
Dahi Zack berkerut tidak suka ketika melihat Sean yang ternyata sudah berada di dekat pintu keluar sambil memegang pergelangan tangan wanita itu, Cassey.

Cassey terlihat terkejut, setelah itu Zack benar-benar melihat adegan yang membuat otaknya mendidih. Cassey memeluk Sean, dan Sean tanpa canggung balas memeluk Cassey. Zack bahkan tidak sadar berjalan cepat mendekati mereka, setelah sampai di belakang mereka Zack berdeham dengan keras.

Sean melepaskan pelukannya, berbalik menatap Zack.

"Oh! Zack, perkenalkan ini sahabatnya istriku juga temanku sekolahku dulu. Cassey," Zack menatap tajam pada tangannya Sean yang masih menegang lengannya Cassey,

"Aku sudah kenal dia dari,"

"Aku desainernya, desainer baru yang bekerja sama dengannya." Zack menatap tidak suka karena Cassey memotong ucapannya, apalagi melihat wajah paniknya Cassey.

"Wah, aku tidak menyangka dunia sesempit ini. Bagaimana kalau kita duduk bersama dulu sambil meminum kopi?"

"Tidak, aku tidak bisa Sean. Aku ada urusan," Cassey menjawab cepat, bahkan terlalu cepat.

Terlihat sekali Cassey tidak mau terlibat perbincangan yang ada dirinya, Zack tersenyum kecut.

"Ah, kau bawa mobil?" Cassey menggeleng,

"Kalau begitu sekalian saja, hotelku tidak jauh dari sini. Aku hanya akan memberikan barang dari Nery lalu kau bisa langsung pergi. Bisa tidak?" Cassey mengangguk mengiyakan.

                          ***
Cassey terus merutuki keputusannya, ingin dia rasanya memukul kepalanya Sean. Karena Sean, disiniah dia. Duduk dengan kepala yang mendidih, disamping Zack yang sedang mengemudikan Porsche merahnya.

Awalnya Sean dan dirinya akan naik taksi bersama, namun ketika mendengar gagasan itu. Zack langsung menawarkan dirinya untuk mengantar mereka, dengan dalih masih ingin berbincang dengan Sean. Dan Cassey benar-benar ingin membenamkan kepala Sean ke saluran air got di depannya, dengan semangat dia menganggukkan kepalanya mengiyakan.

Walaupun Zack hanya berbicara terus dengan Sean yang duduk di kursi belakang, tapi Cassey tetap saja merasa kesal. Dari awal dia itu sangat, sangat menghindari Zack. Benci? Tentu, bukankah itu hal yang lumrah setelah apa yang dilakukan Zack dahulu.

Kekanakan, memang. Tapi bukankah sangat menyakitkan ketika kau sudah memberikan sepenuh hatimu pada seseorang, tapi dia malah merusak hatimu. Jadi Cassey fikir itu hal yang wajar,

"Cass, kau tunggu disini aku ambilkan ke kamarku sebentar." sebelum Cassey hendak menjawab perintah Sean, Sean sudah turun terlebih dahulu. Meninggalkan Cassey serta Zack di dalam mobil,

Cassey menatap keluar kaca mobil, semua ini benar-benar menyebalkan. Cassey berjengit ketika merasakan hal dingin menyentuh tangannya, dan ketika tau hal dingin itu adalah tangannya Zack. Cassey langsung menatap Zack dengan tatapan sarat akan kebencian,

"Bukankah aku sudah bilang Mr.Maxwell? Aku benci kontak fisik dengan orang lain." Zack terlihat terluka dari manik matanya, Cassey tidak peduli. Zack menarik tangannya menjauhi tangan Cassey.

"Cassey, kau memang pantas marah atas apa yang aku lakukan padamu dulu. Tapi tidak bisakah kau mendengarkan penjelasanku?" Cassey tertawa mengejek,

"Penjelasan?! Penjelasan atau pembenaran? Kau fikir yang kau lakukan itu tidak salah, terserah."

"Tidak, bukan seperti itu. Aku tidak memaksa kau memaafkanku, aku hanya ingin kau mendengarkanku." Cassey menatap Zack sengit, dia benar-benar benci membicarakan hal ini.

"Aku tidak tau apa maumu, aku hanya minta jangan ungkit hal itu, kita hanya rekan kerja. Jadi jangan lancang membawa hal pribadi kita Zack, itupun jika kau memang orang yang profesional." Setelah mengatakan hal itu Cassey langsung keluar, membanting pintu mobil mahal itu dengan keras. Dia tidak peduli mobil itu rusak atau Zack yang tersinggung, Zack sudah benar-benar membuat moodnya semakin buruk.

TBC



My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang