Hospital

2.6K 126 2
                                    

Setelah sembarangan memarkirkan mobilnya, Zack langsung bergerak cepat. Keluar dari mobil dan menggendong Cassey ala bridal style. Dia langsung berteriak memanggil dokter, semabari berlari cepat masuk ke rumah sakit.

"Dia pingsan hanya karena syok, bukan karena benturan kepala, tidak usah terlalu khawatir." Zack menghela nafas lega, dia kira Cassey akan gegar otak atau semacamnya.

"Tapi, lukanya perlu di jahit. Karena luka sobeknya cukup lebar. Memang dia jatuh dari mana hingga lukanya bisa di pelipis bagian kanan?" Zack langsung terdiam mendengarnya, haruskah dia menjelaskan kecelakaan itu karena gadis itu menciumnya?

Zack mengusap wajahnya kasar, merasa lucu sekaligus malu. Itu benar-benar alasan yang tidak etis,

"Mungkin kepalanya terbentur barang keras ketika saya berhenti mendadak." dokter itu mengerutkan keningnya bingung, bukannya jika karena rem memndadak. Bukannya pelipisnya, tapi dahinya yang sobek? tapi dokter itu hanya diam. Segera membersihkan luka dan menjahitnya.

Zack menatap wajahnya Cassey, dia meringis menatap perban yang membalut kepalanya. Dia merutuki dirinya, jika orang tuanya dan Rey tau dia kecelakaan karena di cium seorang gadis. Mereka pasti akan menertawakannya,

Desisan Cassey membuat Zack tersadar dari lamunannya. Dia mendekat kearah Cassey,

"Masih sakit?" Cassey mengangguk, dia akan memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.

"Jangan disentuh, itu dijahit!" larang Zack menahan tangannya Cassey, Cassey masih menutup matanya. Namun, dia mendesis tiap merasakan denyutan itu.

"Aku panggilkan dokter." Zack hendak pergi namun ditahan Cassey,

"Tidak usah, sudah agak mendingan." Zack kembali duduk, menyentuh pipi kanannya Cassey yang masih memerah karena kecelakaan tadi.

"Maaf, jadi merepotkan. Aku kalau melihat darah memang kadang pingsan, apalagi darahnya cukup banyak." Zack mengusap surai rambutnya Cassey,

"Aku yang seharusnya minta maaf sugar, gara-gara aku, kau jadi terluka." Cassey menatap Zack bingung,

"Tadi kenapa kau berhenti mendadak?" Zack gelagapan mendengar pertanyaan itu lagi, Cassey menatapnya curiga.

"Jangan bilang, kau terkejut karena kecupanku?" Zack menggaruk tengkuknya yang tak gatal, baru saja dia akan berbohong. Kenapa Cassey sudah bisa menebaknya, Cassey terbelalak melihat ekspresinya Zack.

Tak lama, Cassey langsung tertawa terbahak-bahak.

"Ya Tuhan, seorang Zack bisa terkejut karena sebuah kecupan?" Cassey mengusap air matanya yang keluar karena tawa kerasnya, Zack mencebikkan bibirnya kesal.

"Kau menertawakanku?" decak Zack kesal, Cassey berdeham menghentikan tawanya.

"Maaf, lagi pula kau ini aneh. Kita bahkan sudah pernah berciuman, lagipula kenapa kau malah terkejut karena kecupan singkatku."

"Ya, karena itu kecupan pertamakali untukku." lirih Zack yang masih bisa di dengar Cassey.

"Apa?"

"ITU PERTAMAKALINYA DAHIKU DI KECUP ORANG SELAIN MOMMYKU!" teriak Zack kesal, Cassey diam. Masih mencerna ucapan Zack.

Hening, ruang itu seketika menjadi hening. Hanya terdengar suara nafas terengah-engahnya Zack setelah berteriak. Zack merasa malu, sangat malu.

Zack merutuki kebodohan dirinya, bisa-bisanya dia terkejut karena kecupan itu.

 
==========
 

"Kau sungguh sudah ingin pulang?" Cassey menghela nafas, entah sudah berapa kali Zack menanyakan hal itu padanya.

Cassey menghadap Zack, menangkup wajahnya.
"Tidak apa-apa, cuma sedikit nyeri. Jika kita tidak pulang sekarang, jika pulang besok aku bisa telat." Zack mengangguk,

"Ah, padahal sebenarnya aku akan mengajakmu jalan-jalan di sini." Zack menarik bahunya Cassey, merangkulnya.

"Tak apa, ayo pulang. Aku tidak tega jika melihatmu mengendalikan helikopter pada malam hari." Zack melepaskan pelukannya, tapi masih merangkul bahunya Cassey sambil terus berjalan.

"Ya sudah, kapan-kapan kita jalan-jalan mengelilingi LA." Cassey tersenyum, yah. Semoga masih ada waktu kapan-kapan bagi mereka lagi.

My Lovely Bastard [On Going]Where stories live. Discover now