Sebuah Rasa

2.2K 131 0
                                    

Zack mengigiti bibir bawahnya, hatinya terus saja gusar. Dia memang berangkat sekolah tidak menjemput Cassey seperti permintaan Cassey kemarin, tapi entah kenapa perasaannya semakin gusar setelah melewati gang yang masuk menuju rumahnya Cassey.

Hati Zack tidak saja tenang, padahal tadi malam dia sudah ikut balapan. Berharap bisa mengembalikan moodnya, namun nyatanya. Hingga sekarang hatinya masih merasa gusar,

"Shit!" umpat Zack dengan kesal, Zack langsung membanting kemudi. Dia berbalik arah, tidak memedulikan beberapa orang yang berteriak mengumpat padanya. Zack memang salah, dia bahkan tidak menyalakan lampu sein tanda berbelok. Namun dia langsung saja berbelok, untung saja tidak terjadi kecelakaan. Terjadi kecelakaanpun, Zack masih tetap akan berbalik menuju rumahnya Cassey. Entahlah, kali ini dia akan menuruti keresahan hatinya.

Sampai pada rumah Cassey, dahinya Zack berkerut bingung. Rumah itu ramai orang, Zack berfikir mungkin itu para pelanggannya Cassey. Zack malah semakin bingung, di trotoar dekat rumahnya Cassey. Ada dua buah mobil polisi terparkir disana.

Rasa tidak enak langsung menyerang Zack, dia segera membuka pintu mobilnya. Keluar berjalan menuju rumah Cassey, dia semakin tidak tenang melihat polisi itu terlihat memasuki rumahnya Cassey.

Zack mempercepat langkahnya, dia langsung menerobos orang-orang yang berkumpul di luar pagar rumahnya Cassey. Zack berlari masuk ke halaman rumah, tidak peduli teriakan orang di belakangnya yang berseru untuk tidak masuk.

"Apa yang anda lakukan?" seorang polisi menghadang Zack ketika Zack akan masuk kedalam rumah,

"Kemana Cassey?" polisi itu mengerutkan dahinya bingung, dia tidak mengerti ucapannya pemuda di depannya.

"Nak, sebaiknya kau berangkat sekolah. Bukannya hari ini ada ujian?" Zack mengepalkan tangannya tidak suka dengan jawabannya polisi itu,

"Dimana Cassey?!" seru Zack membentak, kemudian ada seorang polisi lain menepuk bahu polisi yang tadi Zack bentak.

"Mungkin, maksudnya pemuda itu. Gadis korban penganiayaan malam tadi," kepala Zack terasa berputar, korban penganiayaan?

Polisi yang baru datang itu mendekati Zack, menepuk bahunya.

"Nak kalau boleh tau, kau siapanya gadis pemilik rumah ini?" Zack menatap polisi itu,

"Dimana Cassey?!" ulang Zack, polisi itu menghela nafas.

"Aku tidak tau, saat tadi malam kami kemari. Kami hanya menemukan pelakunya, dan sudah ada orang yang membawa gadis itu kerumah sakit. Yang kami tau, dia sudah hilang kesadarannya." mendengar penjelasan itu, rasanya kepala Zack seperti kejatuhan berton-ton beban.
Dengan pandangan layaknya orang bingung, Zack melangkah hendak keluar dari rumah itu. Namun langkahnya terhenti, dia merasakan menginjak sesuatu yang lengket.

Dia menunduk, mengangkat sepatunya. Tubuhnya membeku, itu darah. Zack menelusuri arah darah, dari mulai tangga menuju rumahnya Cassey hingga ke trotoar. Darah itu berceceran, Zack tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Dia terasa seperti disambar petir.

"Kenapa kau memberi tau dia?" seru salah seorang polisi menatap kesal pada partner kerjanya yang malah membeberkan kasus pada bocah ingusan.

"Aku rasa, dia teman dekatnya gadis itu." polisi itu menatap iba pada Zack yang masih membeku di tempatnya karena menginjak darahnya Cassey.
"Dasar bodoh! Lainkali jangan lakukan itu lagi," sedangkan yang di bentak hanya menggedikkan bahunya tidak peduli. Toh, dia melakukannya agar pemuda itu tau keadaan Cassey.

===========================

                       21:30
      Jombang, 17 Desember 2019

My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang