Cinta sepihak, kah?

4.2K 204 2
                                    

Cassey melangkah memasuki sekolahnya dengan perasaan yang berbunga-bunga, kedua pipinya menampakkan semburat merah serta senyum yang menghiasi bibir plumnya. Dia melangkah dengan ringan, siapa saja yang menatapnya pasti bingung.

Cassey yang terkenal gadis cuek berwajah datar, kini malah berjalan masuk ke sekolahan dengan raut wajah berbinar. Siapapun tau raut itu, raut wajahnya seseorang yang sedang di mabuk cinta.

Cassey mendudukkan dirinya pada kursinya, masih dengan wajah sumringah dan senyum merekah yang menghiasi wajahnya pagi ini. Jangan lupakan juga semburat merah yang masih tampak pada kedua pipi chubbynya.

Nery, teman sebangkunya Cassey. Dia meletakkan telapak tanga kanannya pada dahinya Cassey.

"Kamu tidak panas." Nery menjauhkan telapak tangannya, dia menatap Cassey dengan intens.

"Aku bukan sakit Ner," Nery mengerutkan keningnya bingung, jika bukan sakit Cassey kenapa seperti ini? setahunya, 6 tahun dia kenal dengan Cassey. Dia tidak pernah melihat Cassey memasang raut wajah seperti ini.

"Aku rasa, aku jatuh cinta." gumam Cassey yang membuat Nery tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tawa kerasnya.

Dia penasaran sekaligus takjub, cowok hebat mana yang bisa menaklukkan hati kerasnya Cassey. Apalagi Cassey terlihat sangat ekspresif seperti itu,

"Jadi, siapa pria hebat yang bisa membuat si hati batu ini jatuh cinta?" Nery mencondongkan tubuhnya, siap mendengarkan isi hatinya Cassey.

"Dia orang hebat Ner, saking hebatnya. Aku tidak mungkin bersamanya." bahu Casseu meluruh lemah, Nery menaikkan sebelah alisnya bingung. Namun setelah itu dia tersunyum tulus.

"Cass, cinta itu buta. Dia tidak memandang siapa dan bagaimana orang yang dia cintai. Karena cinta itu merupakan keajaiban, dia datang dari hati." Nery menepuk bahunya Cassey, berharap tepukan dan ucapannya bisa menjadi kekuatan untuk Cassey. Bukannya semangat, Cassey malah semakin lemas mendengar penururannya Nery tersebut.

"Ya, memang buta. Berani sekali ya, aku menyukai orang yang berbanding terbalik jauh diatasku." gumam Cassey sedih yang masih di dengar Nery, Nery ikut tersenyum kecut.

"Apa dia anak Presiden Rusia, hingga kau sesedih ini?" Cassey terkekeh mendengar candaan Nery yang aneh,

"Dia tau perasaanmu?" Cassey menggeleng lemah, bagaimana dia mau memberi tau. Baru tadi malam dia bertemu dan kenal dengan Zack. Tapi bisa-bisanya dia langsung jatuh hati karenanya.

"Jadi, ini cinta sepihak?" Cassey mengangguk ragu.

"Aku jadi penasaran dengan cowok itu,"
"Kapan-kapan, jika mungkin aku bertemu lagi dengannya. Itupun jika mungkin." Cassey berkata ragu, mana mungkin Zack menjumpainya lagi.

Lagipula, dia dan Zack tidak ada urusan. Dia yang bodoh, karena bisa jatuh cinta pada orang yang baru pertama kali dia jumpai dan kenal. Lebih paahnya lagi, karena Zack adalah jenis laki-laki yang lebih dari sekedar sempurna.

 
                   =======
 

Zack bersandar pada mobil sport merahnya dengan kaca mata hitamyang bertengger manis diatas hidung mancungnya. Berkali-kali orang yang melewatinya menatapnya dengan kagum, dia hanya tersenyum miring.

Menjadi pusat perhatian, ya. Dimanapun dia berada, pasti dia akan menjadi pusat perhatian. Dia menatap jam tangan Rolex yang melingkar dengan indah pada tangan kirinya.

Setelah dia menemukan orang yang di carinya, Zack langsung melambaikan tangannya pada gadis bertubuh mungil yang sedang berjalan keluar dari sekolah. Gadis itu malah berhenti, menatap Zack dengan bingung.

Dengan mantap, Zack melangkahkan kakinya mendekati gadis itu.
"Hei, aku sudah menunggumu dari tadi." ucap Zack setelah berdiri di depan gadis itu.

"Menungguku? Kenapa?" Cassey menunjuk dirinya sendiri dengan raut wajah bingung.

"Kau tanya kenapa?" Zack menatap Cassey heran, dengan raut wajah bingung pula Cassey mengangguk.

"Aku yang mengantarmu berangkat, berarti kewajibanku juga untuk menjemputmu."

"Ayo!" tanpa menunggu jawaban atau persetujuan dari Cassey, Zack langsung menarik tangannya Cassey untuk berjalan. Lalu dia membukakan pintu mobil untuk Cassey.

"Seharusnya kamu tidak perlu melakukan ini." ujar Cassey setelah Zack duduk di belakang kemudi.

"Aku melakukannya karena aku mau." Zack tersenyum manis yang membuat jantung Cassey serasa akan melompat dari tempatnya.

"Okay, sebagai permintaan maafku karena telah memaksamu naik. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat." Cassey gelagapan mendengarnya, terpaksa? tentu saja dia tidak terpaksa. Lagipula Cassey juga memasuki mobil ini bukan karena paksaan dari Zack, tapi karena dia mau.

Jika dia tidak mau, jelas Cassey akan menolak saat Zack menariknya tadi.

"Kau tidak memaksaku, aku bahkan menurutimu. Jadi tidak usah minta maaf." Zack terkekeh mendengar nada khawatir terselip dalam ucapannya Cassey.

"Tak apa sugar, aku akan merasa senang jika kau mau menerima permintaan maafku." Cassey menatap keluar mobil.

"Baiklah, aku ikut kau." Bukannya Cassey tidak senang diajak pergi Zack, namun. Dia akan semakin jatuh cinta pada Zack jika Zack selalu sebaik dan semanis ini padanya. Zack tersenyum mendengar jawabannya Cassey.

 
                    ===========
 

Cassey menatap pantai di depannya dengan takjub, pantai ini sangat indah, bersih, dan yang paling penting sepi. Cassey menatap Zack dengan horor, sepi?!

"Zack, jangan bilang ini pantai pribadimu?" Zack terkekeh ditatap dan ditanyai Cassey seperti itu.

"Aku tidak suka keramaian, ayo ikuti aku." Zack menarik tangannya Cassey, membawa Cassey mendekati pantai.

"Cass?!" Cassey menoleh menatap Zack, namun ketika melihat ombak datang kearahnya. Cassey akan berlari menjauhi ombak, tapi Zack menariknya. Mendekap tubuhnya.

============================

Mohon tinggalkan jejak, 😊 terimakasih

My Lovely Bastard [On Going]Where stories live. Discover now