Sweet Pain

2.7K 127 0
                                    

Cassey menatap lukanya lewat kaca, dia meringis. Lukanya memang tertutup rapat dengan perban, namun rasa nyeri dan perih masih terasa. Bahkan lebih sakit sejak keluar dari rumah sakit.

Dia tersenyum kecil, mengingat Zack yang salah tingkah ketika mengakui itu kecupan pertamanya di dahi. Ah, dia senang menjadi suatu yang pertama bagi Zack.

Ya karena dia tau, Zack adalah playboy. Jelas dia telah melakukan segala hal dengan banyak gadis, jadi mungkin jika dia melakukan hal yang pertama untuk Zack. Tentu saja itu akan berbekas, seperti dirinya.

Banyak hal yang baru pertamakali dia lakukan bersama Zack, dan itu sangat berbekas pada hati dan otaknya. Cassey tersenyum lebar, dia merebahkan tubuh mungilnya pada Single bednya.

Malam ini, dia rasa dia akan mimpi indah. Tak apa dia dapat luka hingga di jahit, tapi sebagai gantinya dia memberikan hal pertama juga bagi Zack.

 
===========
 

Cassey menunggu bus, kali ini dia bangun lebih pagi dari biasanya. Sehingga dia bisa sarapan terlebih dahulu, bahkan dia membawa sekotak bekal sandwich dan bacon.

Cassey hendak naik ke dalam bus yang sudah berhenti. Namun langkahnya terhenti karena tangannya di tahan dari belakang.

"Zack?" pekik Cassey bingung.

"Mau naik tidak nona?" tanya sopir bus jengkel, karena Cassey masih berhenti ditempatnya.

"Tidak sir," seru Zack yang membuat sopir bus jengkel, dia mengomel.

"Ada apa? Aku bisa telat jika tidak ikut bus tadi." Cassey menatap sedih bus yang telah berjalan menjauh.

"Kepalamu masih sakit karena aku, ayo aku antar. Aku tadi menuju rumahmu." Zack terus menarik Cassey.

"Perbannya sudah kau ganti?" Cassey menggeleng,

"Aku merasa ngeri jika menggantinya sendiri, nanti saja sebelum aku ke cafe."

"Untuk apa kau ke cafe?"

"Sift malam, aku kerja paruh waktu disana."
"Kau masih sakit, istirahatlah."

"Kau mau aku di pecat? dua malam kemarin aku tidak berangkat, bosku semalam mengomeliku hingga telingaku pengang." Zack terdiam, lagi pula. Itu kehidupan Cassey, jadi sangat tidak sopan jika dia ikut campur.

"Sugar, maaf aku tidak bisa ikut keluar. Aku sedang terburu-buru." Zack menatap sekitar lingkungan sekolahannya Cassey dengan was-was.

"Tak apa, ini. Aku bawa bekal, makanlah di sekolahan. Aku duluan, hati-hati mengemudinya." Cassey meletakkan kotak bekalnya di dashboard mobilnya Zack, dia tersenyum lalu keluar dari mobilnya Zack.

Setelah Cassey keluar, Zack langsung melajukan mobilnya dengan kencang. Cassey menatap kepergiannya Zack dengan senyum kecut, dia kecewa.

Dia mengharapkan kecupan singkat di pipi atau di bibir dari Zack, atau setidaknya ucapan perpisahan yang manis seperti biasanya. Tapi Zack langsung pergi begitu saja, Cassey menghela nafas panjang.

"Tak apa, dia bilang tadi. Dia sedang buru-buru, yah pasti karena itu." gumam Cassey menghibur dirinya. Walaupu tidak dapat dia pungkiri, jika dia masih merasakan kekecewaan itu.

"Astaga Cass, ada apa dengan kepalamu?" teriak Nery histeris melihat perban yang melingkari kepala Cassey. Cassey tersenyum, merasa bersalah.

Dua hari kemarin dia sama sekali tidak menghubungi Nery, padahal dia selalu menghubungi Nery walaupun hanya sekedar menyapa. Bersama Zack benar-benar membuat dirinya lupa akan segalanya.

"Ah, hanya kecelakaan ringan."

"Bagaimana bisa? Kau terjatuh? di tabrak? atau bagaimana?" rentet Nery heboh yang membuat Cassey terkekeh.

"Bisa biarkan aku duduk terlebih dahulu?" Nery mengerjapkan matanya, dia menepuk dahinya.

"Oh, iya. Maaf, ayo duduk." Nery segera menggeser tubuhnya yang menutupi pintu masuk kedalam kelas. Cassey berjalan menuju bangkunya, dengan Nery yang terus mengekorinya dari belakang.

"Jadi ceritakan semuanya padaku," ujar Nery duduk di bangku depannya Cassey, namun menghadap Cassey.

Dengan antusias, Cassey menceritakan seluruh kejadian. Mulai dari awal pertemuannya, pernyataan perasaannya Zack, jalan-jalan ke Los Angeles, hingga luka yang dia dapat karena dia mengecup dahinya Zack.

Nery melongo mendengar ceritanya Cassey, dia berteriak antusias. Langsung memeluka Cassey histeris,

"Astaga! selamat kau memiliki kekasih! aku sangat bahagia." seru Nery yang membuat Cassey mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa kau yang merasa bahagia?"

"Kau tau, aku sangat mengkhawatirkanmu. Takut kau tidak merasakan cinta setelah kecelakaan yang membuat nyawa kedua orang tuamu terrenggut. Kau seperti menutup hatimu untuk semua orang." Cassey tersenyum kecut mendengar penuturan Nery, memang benar.

Sejak kematian tragis kedua orang tuanya karena kecelakaan beruntun di tol, dia menutup hatinya. Karena dia merasa jika ada orang yang menyayanginya atau menyukai itu bukan murni karena suka ataupun sayang. Tapi karena rasa iba kepadanya, dan dia benci itu.

Di tatap dengan tatapan iba, seolah dia orang cacat yang tidak bisa apa-apa.

My Lovely Bastard [On Going]Where stories live. Discover now